Kamu telah lama menjalani status jomblo. Bisa dikatakan kamu sudah menjalaninya selama bertahun-tahun. Selama itu pula kamu sebenarnya baik-baik saja menjalani kehidupan sehari-hari. Kamu pun cukup nyaman dan terbiasa dengan kesendirian itu. Tidak sedikit orang di luar sana yang sering menganggap berlebihan status jomblomu itu. Namun, walaupun sudah nyaman sendiri tidak menutup kemungkinan dirimu untuk mengakhiri masa jomblomu. Kamu pun tetap terbuka saat ada seseorang yang mengajakmu menjalin hubungan. Kamu juga tahu pasti akan ada adaptasi pada awal-awal hubungan. Kira-kira apa rasanya, ya setelah sekian lama menjomblo lalu memiliki pasangan? Coba dicek, yuk!
Saat kamu jomblo, kalau tidak ada acara keluarga atau ajakan nongkrong bersama teman, biasanya kamu menghabiskan waktu sendiri. Tak jauh-jauh kamu pun menekuni kegiatan yang berkaitan dengan hobimu. Bisa dibilang saat jomblo membuat waktumu lebih banyak untuk keluarga, teman, dan juga diri sendiri. Namun, di awal-awal punya pasangan, kamu pun akan merasakan kerepotan membagi waktu. Ada kalanya dia ingin selalu bersamamu. Tapi, ada pula keluarga dan teman yang membutuhkan waktu denganmu. Sulit pasti, saat sudah terbiasa kamu pun dengan mudah membagi waktumu.
Saat masih jomblo, sih main sama teman cowok atau cewek sih tidak apa-apa. Orangtuamu juga sudah memberikan kepercayaan padamu. Kamu pun sudah paham dengan tanggung jawabmu. Namun, saat telah memiliki pasangan, kamu pun jadi tidak bisa asal bergaul dengan lawan jenis. Bukan karena dia cemburu, demi menghargai perasaan pasanganmu. Bukan tidak etis juga, tapi ketika kamu memiliki pasangan dan masih berhubungan dengan cowok lain akan menimbulkan kesalahpahaman. Kamu bisa membatasi diri tapi jangan menutup dirimu untuk bergaul, ya!
Dulu, saat kamu ingin pergi ke mana-mana sendiri tidak ada yang terlalu mempertanyakan hal tersebut. Namun, ketika sudah memiliki pasangan, kamu pun merasa ada dia yang selalu ingin tahu apa yang kamu lakukan. Bukannya curiga dengan keputusanmu. Dia hanya merasa bingung, saat ada sosok yang dapat menemani, tapi kamu malah memilih pergi sendiri. Dia pun menjadi khawatir, mungkin kamu sedang ada masalah atau bisa jadi kamu marah dengan dirinya. Padahal, kamu hanya ingin merasakan waktu me-time-mu.
Biasanya tidak ada juga yang terlalu mengomentari kebiasaan burukmu yang terlalu workaholic selain ibumu. Tidak ada pula yang memperhatikan penampilanmu selain dirimu sendiri. Gayamu sepenuhnya urusanmu asal itu sopan, rapi, dan enak dilihat. Atau mengingatkan makan yang biasanya dilakukan oleh orangtuamu. Biasanya yang menasihati, ya keluargamu saja. Tapi sekarang ada pasangan yang kadang cerewetnya melebihi ibumu. Kadang juga membuatmu risih tapi sebenarnya kamu cukup senang karena ada yang memperhatikan selain keluargamu.
Memiliki pasangan berarti harus siap membagi perhatian dengan adil. Jangan sampai ada pihak-pihak yang merasa diabaikan olehmu. Terlebih pasangan yang mungkin agak sensitif dibandingkan dengan keluargamu yang biasanya memaklumi kesibukanmu. Mau tak mau dalam sehari kamu harus tetap mengobrol dengan keluarga, pasangan, dan kalau sempat dengan teman-teman demi terjaganya silaturahmi.
