6 Tips Menghadapi Pasangan Yatim Piatu, Cintai Dia Setulus Hati

- Cintai pasangan yatim piatu dengan tulus hati, hindari memanfaatkan kerinduan akan kasih sayang
- Bersikap lembut, setia, dan jangan paksa dia menganggap orang tuamu seperti orang tuanya
- Mendekatkan keluargamu dengan pasangan, jangan meminta pasangan selalu ada untuk orang tuamu
Menjalin hubungan dengan seseorang yang telah kehilangan orang tuanya bukanlah hal yang mudah. Ada pengalaman hidup yang berbeda, luka lama yang mungkin masih membekas, serta kerinduan pada kasih sayang keluarga yang tak lagi bisa mereka rasakan. Meski begitu, mereka tetaplah pribadi yang ingin dicintai dan mencintai dengan sepenuh hati.
Di sisi lain, pasangan yatim piatu biasanya tumbuh lebih mandiri, namun bukan berarti mereka tidak membutuhkan perhatian dan dukungan. Justru karena itulah, mereka bisa jadi lebih sensitif terhadap perlakuan orang terdekatnya, termasuk kamu. Jadin, penting untuk hadir dengan ketulusan dan empati agar hubungan tetap hangat dan saling menguatkan.
Kalau kamu sedang menjalani hubungan seperti ini, ada baiknya memahami beberapa hal penting agar tidak salah langkah. Berikut ini adalah beberapa tips menghadapi pasangan yatim piatu yang bisa kamu terapkan. Yuk, simak!
1. Cintai dia dengan setulus hati

Sejak awal mendekatinya, pastikan niatmu tulus. Jangan sampai menjadikan pasangan yatim piatu sebagai sasaran hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi. Ada orang yang memanfaatkan kerinduan akan kasih sayang, bahkan ada yang memilih pasangan yatim piatu sekadar karena tak ingin repot dengan mertua.
Mereka yang yatim piatu bisa merasakan siapa yang benar-benar tulus dan siapa yang hanya berpura-pura. Jika niatmu tidak serius, lebih baik jangan mulai. Empati dan ketulusan adalah hal penting. Meskipun belum pernah merasakan kehilangan orang tua, cobalah selalu menghormati dan mencintainya dengan sungguh-sungguh.
2. Bersikap lembut dan setia

Tips menghadapi pasangan yatim piatu berikutnya adalah memahami bahwa kebutuhan cintanya bisa jauh lebih besar daripada orang lain. Semakin muda usianya saat kehilangan orang tua, semakin besar pula kerinduan akan kasih sayang, meski sering tak terlihat karena ia terbiasa mandiri menghadapi kerasnya hidup.
Karena itu, hadirkan kasih sayang yang tulus, bersikap lembut, setia, dan jangan sekali pun mempermainkan perasaannya. Dia sudah kehilangan dua sosok paling berharga, jangan sampai kamu menjadi orang berikutnya yang meninggalkannya lewat pengkhianatan. Jadilah pendengar terbaik untuknya, karena Kehadiranmu sangatlah berarti baginya.
3. Jangan paksa dia menganggap orang tuamu seperti orang tuanya

Salah satu tips menghadapi pasangan yatim piatu adalah berhati-hati dalam berbicara. Niatmu mungkin baik, seperti ingin membuatnya akrab dengan orang tuamu, tapi kalimat itu bisa menyinggung karena ia merasa orang tuanya tak bisa digantikan. Biarkan kedekatan itu tumbuh alami, tanpa paksaan. Jika dia nyaman, suatu hari dia sendiri yang akan menganggap orangtuamu seperti keluarganya. Namun kalau tidak, jangan kecewa, sebab bagi sebagian yatim piatu, kenangan dengan orang tua kandung terlalu berharga untuk diganti siapa pun.
4. Mendekatkan keluargamu dengan pasangan

Kamu juga perlu mendekatkan pasanganmu dengan keluargamu, terutama orang tua, agar mereka paham kondisinya sebagai yatim piatu dan tidak menuntut berlebihan. Proses pertunangan atau pernikahan tentu berbeda kalau dia masih memiliki orangtua. Jika kamu perempuan, pasanganmu mungkin datang melamar tanpa ditemani orang tua, bahkan bisa jadi hubungannya dengan keluarga besar tidak terlalu dekat.
Namun kalau laki-laki, jangan kaget kalau suasana rumahnya lebih sepi saat kamu datang melamar. Terkadang, sahabat justru lebih hadir dibanding keluarga besar. Karena itu, penting untuk meminta keluargamu tidak mudah tersinggung dan belajar memahami situasinya.
5. Jangan meminta pasanganmu selalu ada untuk orang tuamu

Hanya karena orang tuanya sudah tiada, bukan berarti pasanganmu harus 24/7 untuk orang tuamu. Ingat, orang tuamu dan orang tuanya tidak bisa saling menggantikan. Bahkan, yang sejak kecil yatim piatu bisa merasa canggung berinteraksi dengan orang sebaya orang tuanya. Meski dia pernah merawat orang tuanya saat sakit, jangan menuntut hal serupa untuk orangtuamu. Ingat, itu kewajibanmu sebagai anak, bukan tugas pasangan, baik kamu sebagai suami maupun istri.
Orang tua dan keluargamu juga perlu memahami hal ini. Jangan sampai pasangan dicap tidak berbakti hanya karena tidak memenuhi ekspektasi mereka. Tanggung jawab berbakti tetap ada pada dirimu, sebab setiap anaklah yang berkewajiban menjaga dan menghormati orang tuanya sendiri.
6. Mendekati keluarga besarnya

Meski pasanganmu sudah yatim piatu, pernikahan tetap berarti menyatukan dua keluarga. Kamu memang tidak lagi melalui seleksi ketat dari orang tuanya, tapi restu biasanya tetap ada melalui kakak-kakak atau keluarga dekatnya.
Kalau pasanganmu anak tunggal, restu mungkin lebih mudah didapat. Namun, kamu tetap perlu menjalin hubungan baik dengan keluarga besar ayah dan ibunya. Walau pasangan tidak terlalu akrab dengan mereka, jangan sampai kamu terlihat acuh. Bersikap ramah, belajar mengingat nama mereka, dan membawa diri dengan baik bisa membuat hubungan semakin erat. Bahkan, kehadiranmu bisa menjadi jembatan yang mendekatkan pasangan dengan keluarga besarnya, tanpa perlu ikut campur dalam urusan mereka.
Itulah beberapa tips menghadapi pasangan yatim piatu. Mencintai pasangan seperti mereka membutuhkan ketulusan dan empati. Dengan memahami kondisinya, kamu bisa membangun hubungan yang lebih hangat.



















