Lebih Utamakan Jati Diri, Ini 7 Tren Pacaran Gen Z di Tahun 2023

Gen Z bawa pengaruh besar bagi tren kencan

Lebih Utamakan Jati Diri, Ini 7 Tren Pacaran Gen Z di Tahun 2023

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Setiap tahunnya, tren pacaran akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Di era saat ini yang didominasi Gen Z (anak muda berusia 18-25 tahun), yang mungkin termasuk juga kamu, ternyata autentisitas atau menjadi diri sendiri lebih diutamakan saat menjalin hubungan romantis. 

Hal ini berdasarkan laporan yang dirilis oleh Tinder yang berjudul Future of Dating 2023, para Gen Z mengubah cara kencannya dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya.

Apa saja kira-kira tren pacaran Gen Z di tahun 2023? Simak laporannya berikut ini, ya! 

1. Nggak apa-apa 'cringe' asal jadi diri sendiri

Lebih Utamakan Jati Diri, Ini 7 Tren Pacaran Gen Z di Tahun 2023

Menerima kualitas keunikan dalam diri atau autentisitas menjadi karakteristik yang paling dihargai di kalangan Gen Z. Sekitar 64% anak muda yang single mengaku tak masalah dengan situasi memalukan/canggung selama bisa jadi diri mereka sendiri.

Dari perspektif hubungan, ini artinya jujur tentang bagaimana calon pasangan menyampaikan cinta dan kasih sayangnya, dan percaya diri dengan cara masing-masing mengekspresikannya. Sebagai contoh, 82% pengguna yang disurvei setuju akan pentingnya mengetahui “bahasa cinta” calon match sebelum hubungan berkembang terlalu dalam.

Nyatanya, lebih dari 72% anggota Tinder mengatakan mereka mencari seseorang yang secara gamblang mengatakan tujuan hubungan yang diinginkan. Gen Z percaya bahwa menerima semua kecanggungan dan keanehan diri sendiri adalah bagian penting dari sikap tulus dan merupakan elemen dasar dalam membangun kepercayaan dengan pasangan.

Bagi anggota Tinder usia 18-24 tahun, tanda hubungan sehat yang paling utama adalah bahwa mereka merasa nyaman menjadi diri sendiri saat bersama pasangan (86%).
Karena hal tersebut, Gen Z mengadopsi prinsip ‘terima atau tinggalkan’–artinya tidak masalah untuk meninggalkan situasi apa pun, yang terpenting bisa jadi diri sendiri yang sebenarnya.

Tidak masalah jika ingin mencari tahu tentang calon pasangan sebelum pergi kencan, atau secara tegas menunjukkan apa yang disukai dan tidak disukai. Itu tidak dianggap “berlebihan”–ini memang harus dilakukan jika ingin benar-benar melihat autentisitas seseorang.

2. Kencan dimulai dengan diri

Kesehatan mental adalah prioritas utama bagi Gen Z. Mereka berusaha percaya diri dengan apa yang ada dalam dirinya, sehingga bisa menjadi versi terbaik dirinya. Faktanya, saat membahas tentang target dalam 3-5 tahun ke depan, para anak muda lajang yang disurvei menyebutkan bahwa prioritas utama mereka adalah meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan diri (39%).

Mengikuti terapi dan berupaya meningkatkan kepercayaan diri, melupakan trauma, dan menyembuhkan diri merupakan hal terseksi yang bisa dilakukan untuk menarik calon match.  Menurut sebuah studi terbaru dari Deloitte, kenyataannya kaum Gen Z cukup sering merasa stres dan cemas. Mereka tidak bisa mengontrol lingkungan sekeliling, tetapi bisa belajar mengontrol cara meresponsnya.

Berbeda dengan generasi millennial, Gen Z lebih mau menghadapi kenyataan dan lebih jujur tentang hubungan mereka dengan kesehatan mental dan kebutuhan untuk memprioritaskannya.

Dalam dunia kencan, hal ini terlihat dari fakta bahwa sekitar 75% anak muda single dari kelompok Gen Z mengatakan mereka merasa calon match akan lebih menarik jika mau terbuka terhadap kesejahteraan mentalnya, atau sedang berusaha meningkatkan kesejahteraan mentalnya.

Gen Z tidak mau dibuat pusing dengan urusan kencan–karena itulah 70% anak muda lajang setuju bahwa kencan yang tanpa niatan serius atau tidak tahu arahnya ke mana, lebih baik minggir dulu.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here