Orang ketiga merupakan seseorang yang hadir di dalam pasangan lainnya. Nah, orang ketiga ini kerap menimbulkan beberapa masalah pada pasangan yang awalnya baik-baik saja. Rasa hancur dan sedih pasti ada jika kamu tahu ada orang ketiga di dalam hubunganmu.
Sebenarnya ada banyak mitos tentang orang ketiga yang sering disebutkan beberapa waktu ini. Ada yang mengatakan benar ataupun mengatakan hal itu salah besar. Wah, apa saja ya?
Wajib tahu, inilah mitos tentang orang ketiga.
Ketika orang ketiga muncul di dalam hubunganmu, kamu kerap berpikir bahwa pasanganmu telah jatuh cinta padanya. Sebenarnya hal ini belum tentu sepenuhnya benar. Bisa jadi hal itu terjadi karena kesenangan sesaat atau ada rasa menantang saat menjalin hubungan gelap dengan orang ketiga.
Perselingkuhan sama seperti kecanduan narkoba, pasanganmu akan tergantung dan ingin berkomunikasi dengan orang ketiga itu karena nggak bisa berpikir secara jernih.
Ketika pasanganmu berselingkuh, kemungkinan besar karena sebagian kebutuhannya nggak terpenuhi. Jadi beberapa mitos yang menyebutkan bahwa orang ketiga memiliki beberapa kelebihan daripada kamu sepertinya salah. Pasanganmu hanya mencari kebutuhan-kebutuhan dari dirinya yang nggak bisa kamu penuhi.
Orang ketiga itu hanya melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan di awal-awal hubungan, yang seiring berjalannya waktu mungkin akan berubah. Seringnya, orang ketiga tersebut mengagumi pasanganmu, membuatnya merasa jantan dan seksi, serta dia membuat pasanganmu merasa diinginkan. Sebenarnya, bukan sosok orang ketiga yang diinginkan pasanganmu, tapi rasa itu yang ingin dirasakannya.
Sering kali ketika orang ketiga muncul dalam hubunganmu, sebenarnya itu karena hawa nafsu saja. Banyak yang mengatakan ketika pasanganmu selingkuh, itu artinya dia menemukan soulmate-nya, namun itu hanya mitos. Hubungan mereka nggak benar-benar memiliki masa depan.
Yang ada dalam hubungan sebenarnya adalah kamu dan pasangan. Jika kamu bisa memperbaiki hubunganmu itu kamu hebat, akan tetapi jika kamu merelakan mereka bersama itu juga pilihan yang nggak salah. Semua hubungan yang bermula dengan kebohongan, kemungkinan besar juga akan hancur dengan hal serupa yang terulang kembali.
Mitos tentang orang ketiga lainnya adalah kamu kalah dengannya. Wah, tentu hal ini salah, kamu bukan kalah dari orang yang hanya iri dan merebut kebahagiaan orang lain. Jika dia perempuan baik-baik, pastinya dia akan meningkatkan value dalam dirinya dan mencari laki-laki yang pantas untuknya pula.
Orang ketiga sebenarnya seseorang yang merasa insecure pada pasangan orang lain, sehingga ingin tetap mendapatkan pasanganmu dengan cara apa pun.
Mitos ini mungkin yang sering kamu dengar, ketika orang ketiga punya beberapa hal yang nggak kamu punya. Hal ini yang sering dipikirkan ketika hubungannya terdapat orang ketiga, perempuan akan menyalahkan diri sendiri dan merasa dirinya nggak sempurna.
Hal ini sebenarnya salah, sebagai manusia kamu nggak harus serba bisa. Kamu punya ketertarikan tersendiri yang membuat pasanganmu memilihmu sejak awal.
Sepertinya mitos tentang orang ketiga bahwa dia lebih tau segalanya tentang pasanganmu juga nggak tepat, kecuali perempuan itu adalah mantannya. Ingatlah bahwa kamu dan pasanganmu mempunyai sejarah dan hal-hal yang dilewati bersama, baik susah maupun sedih.
Dengan banyak hal ini tentunya kamu akan tau setiap detail tentang pasanganmu, baik yang disuka atau tidak, tentang kekuatan dan kelemahannya, bahkan cerita masa kecil hingga keluarga.
Ketika pasanganmu mempunyai orang ketiga, ada yang mengatakan bahwa mereka punya kesamaan sehingga merasa sudah ‘klik’. Mitos tentang orang ketiga satu ini sebenarnya juga salah, mereka merasa nyaman karena rasa ingin tahu kepada sesuatu yang kebetulan sepemahaman. Nggak pasti di dalam hal lainnya mereka selalu sama dan sepakat. Kebetulan ini nggak bisa kamu generalisasi ya, Bela.
Itulah beberapa mitos seputar orang ketiga yang perlu kamu ketahui. Tak perlu merasa rendah diri begitu muncul orang ketiga dalam hubunganmu. Daripada fokus pada perempuan lain, lebih baik fokus pada hubunganmu dengan pasangan.