Mengenal Sindrom Peter Pan, Saat Pria Tidak Dewasa Secara Emosional

Harus diatasi agar hubungan tetap harmonis

Mengenal Sindrom Peter Pan, Saat Pria Tidak Dewasa Secara Emosional

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bagaimana jadinya, ya, jika menjalin hubungan dengan laki-laki kekanak-kanakan alias tidak dewasa secara emosional? Tentu hal ini akan menjadi tantangan, terutama untuk menjaga keharmonisan hubungan yang dijalani.

Ternyata, ada sebuah kondisi psikologis saat laki-laki tidak dewasa secara emosional, yakni sindrom Peter Pan. Kondisi ini bukanlah diagnosis resmi masalah mental, melainkan sebuah pola perilaku, ideologi, dan sifat yang belum siap untuk menjadi dewasa.

Nama Peter Pan sendiri diambil dari tokoh cerita dari buku Peter Pan karya J.M. Barrie, yang bercerita tentang sosok anak laki-laki yang hidup di negeri antah berantah dan menolak untuk menjadi dewasa.

Laki-laki dengan sindrom Peter Pan cenderung menghindari tanggung jawab serta mengalami kesulitan hidup mandiri. Dalam urusan asmara, mereka tidak mampu berkomitmen. Bahkan membiarkan pasangannya merencanakan kegiatan hingga membuat keputusan besar sendirian.

Tindakan-tindakan yang dilakukan pria dengan sindrom Peter Pan sering kali menganggu keharmonisan hubungan. Seperti misalnya mengabaikan tugas rumah tangga, membelanjakan uang dengan tidak bijaksana, bahkan tidak memiliki emosi dalam hubungan yang dijalaninya.

Yuk, simak artikel ini untuk mengenal sindrom Peter Pan serta bagaimana cara terbaik menghadapinya jika pasanganmu memiliki sindrom ini.

1. Pengertian sindrom Peter Pan, orang dewasa yang kekanak-kanakan.

Mengenal Sindrom Peter Pan, Saat Pria Tidak Dewasa Secara Emosional

Secara sederhana, sindrom Peter Pan merupakan kondisi saat orang dewasa tidak menunjukkan kematangan secara psikologis, sosial, dan seksual. Mereka tidak bersikap sesuai dengan usianya, melainkan sangat kekanak-kanakan, sama seperti tokoh Peter Pan dalam cerita fiksi.

Kondisi ini sebenarnya dapat dialami siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, namun cenderung lebih banyak dialami laki-laki dewasa. Beberapa pakar psikologi berpendapat hal tersebut disebabkan karena laki-laki dewasa memiliki tanggung jawab lebih besar, seperti menjadi kepala rumah tangga atau mencari nafkah.

Dalam kenyataannya, laki-laki dewasa haruslah mampu hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Namun, laki-laki dengan sindrom Peter Pan memiliki sifat sebaliknya. Mereka tidak bijaksana dan bertanggung jawab dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penyebab sindrom Peter Pan, berkaitan dengan psikologis seseorang

Sindrom Peter Pan tidak termasuk sebagai diagnosis resmi gangguan mental, meski sebenarnya sindrom ini berkaitan dengan konsisi psikologis seseorang. Selain itu, ada beragam hal yang memicu munculnya sindrom Peter Pan, antara lain:

  • Cara pandang yang salah terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar;
  • Pola asuh orang tua yang dianggap terlalu protektif;
  • Pengalaman buruk yang pernah dialami di masa kecil;
  • Faktor ekonomi yang membatasi diri untuk berkembang;
  • Merasa tidak siap untuk memikul tanggung jawab yang besar saat dewasa;
  • Sering merasa cemas, takut, tidak mampu, dan tidak percaya diri.

Ketika seseorang mengalami peristiwa-peristiwa di atas, mereka berupaya melindungi diri dengan bersikap seperti anak kecil hingga mengidap sindrom Peter Pan.

Tekanan mental yang berat tersebut memicu rasa ingin kabur dari tanggung jawab. Lebih lanjut, kondisi demikian juga mampu membuat seseorang ingin kembali ke masa kanak-kanak, di mana mereka belum memiliki beban dan tanggung jawab yang berat.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here