Segala masalah yang terjadi dalam sebuah hubungan sudah selayaknya dikomunikasikan dengan pasangan. Itulah kuncinya agar hubungan tetap bertahan. Tapi, bagaimana jika masalah yang terjadi justru semakin buruk dengan sikapnya yng juga tak menunjukkan itikat baik untuk mempertahankannya? Bela, berikut ini adalah 5 tanda yang sering terjadi saat hubungan ada di tepi jurang perpisahan.
1. Sering berargumen, tapi banyak cek-coknya
Berbeda pendapat boleh saja, namanya juga mencari solusi dari dua kepala berbeda. Tapi sayangnya, kita dan pasangan tak pernah menemukan solusi yang benar-benar tepat dan hanya meninggalkan percek-cokan yang tak bermanfaat. Kita juga sering merasa tidak puas dengan apa yang diperbincangkan. Terlebih, jika kita hanya sebagai pendengar. Apa yang menjadi pendapat kita tak pernah didengarnya, kita hanya mendengarkan pendapat dia saja. Percayalah, komunikasi yang seperti ini jika terjadi terus-menerus akan membuat kita lelah dan terluka.
2. Kadar perhatiannya mulai berkurang
Mungkin tak hanya berkurang, tapi cuek. Tak sepenuhnya acuh tapi dia tak lagi perlu menanyakan apa yang kita mau atau butuhkan. Contoh sederhananya, kita dan pasangan sedang nongkrong bersama teman-teman. Lalu, pasangan kita sedang asyik melakukan hal yang lain, dan kita juga asyik mengobrol bersama teman. Minuman kita sedikit lagi habis dan dia memesan yang baru. Umumnya jika dia menaruh perhatian lebih, dia akan menanyakan “Aku mau pesan lagi, kamu mau pesan apa?” tapi dia tidak melakukannya. Beberapa mungkin menganggap berlebihan mempermasalahkan ini, tapi wanita mana yang tak ingin mendapat perhatian lebih? Untuk urusan sekecil apapun itu.
3. Boro-boro cemburu, rasa khawatir pun dia tidak lagi punya
Dulu, setiap kali mau keluar, si dia selalu mengingatkan untuk hati-hati. Sekarang, hanya jawaban "ya" setiap kali memberi kabar. Dulu memanglah dulu, tapi sungguh itu sangat menyebalkan. Kalau para pria menginginkan wanita yang bisa mengurus dirinya sendiri, ya, kita memang bisa. Kita bisa pergi sendiri tanpa minta diantar, tapi setiap wanita juga ingin diperhatikan walaupun sekadar kata “Hati-hati di jalan”. Jadi, bersiaplah untuk berpisah jika rasa khawatir pada pasangannya saja dia sudah tidak punya.
4. Saranmu tak lagi didengarnya
Tak jauh berbeda dengan kasus percek-cokan tadi, saran yang kita berikan juga tak bisa membantu atau bahkan merubah sesuatu darinya. Meskipun itu juga demi kebaikannya sendiri. Memiliki prinsip dan percaya diri pada pilihan sendiri memang bagus, tapi mendengarkan pendapat serta saran orang lain yang menaruh perhatian lebih dan demi kebaikan, rasanya tak bisa begitu saja diabaikan. Itulah mengapa setiap hubungan yang bertahan lama selalu membutuhkan rasa saling menghargai dan menghormati. Jika hubungan kita sudah tidak memilikinya, lapangkanlah hati untuk beranjak dari sisinya.
5. Tak ada asupan dukungan yang kita dapat darinya
Setiap apapun yang menjadi mimpi dan cita-cita kita sudah umum jika dibagikan kepada pasangan. Tujuannya jelas agar dia bisa memberi semangat untuk kita mencapainya. Rasa percaya dan dorongan semangat dari pasangan memang tak dapat dipungkiri memebrikan tenaga ektra bagi kita agar tak lelah berusaha. Namun, ceritanya akan berbeda jika pasangan kita tak memberi respon apapun terhadap mimpi-mimpi yang kita bagikan padanya. Ada ruang yang kosong, ketika ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Sedangkan, saling mendukung adalah salah satu kunci sebuah hubungan tak kandas dini.
Setiap perpisahan pasti menorehkan luka, tapi bukan berarti tak bisa disembuhkan. Kita akan banyak belajar dari sebuah proses yang memang tak mudahini. Tapi, yakinkan diri untuk tetap semangat menjalani hari meski tak ada si dia lagi.
