Bayangkan kamu berada di situasi seperti ini: Kamu lagi menonton TV dengan pasangan dan tiba-tiba ingin makan jeruk. Lalu, kamu minta pasangan mengambilkannya.
Pasangan mau mengambilkan jeruk untukmu, tetapi dalam keadaan belum dikupas. Itu artinya, kamu harus mengupas jeruk sendiri padahal kamu berharap pasangan yang melakukannya.
Kamu kemudian jadi bertanya-tanya pada diri sendiri: Kenapa dia nggak mau mengupaskannya untukmu? Apa itu artinya dia nggak benar-benar sayang atau mencintaimu?
Inilah yang dimaksud dengan Orange Peel Theory atau Teori Kulit Jeruk, yang membuat banyak orang jadi bertanya-tanya mengenai kesungguhan pasangan dan hubungan yang dijalaninya.
Teori yang tren di TikTok
Ada banyak teori yang menggambarkan dinamika kompleks hubungan manusia. Misalnya, teori keterikatan dan teori cinta segitiga, yang didukung oleh penelitian bertahun-tahun yang ekstensif.
Kemudian ada Orange Peel Theory yang menjadi tren di TikTok. Selama tiga bulan, ada hampir 8,000 video TikTok yang bertujuan menguji pasangan menggunakan tagar #orangepeeltheory. Likes-nya juga tidak tanggung-tanggung, lebih dari jutaan.
Ada beberapa laki-laki yang lulus dari tes ini karena beranggapan bahwa pasangannya tidak akan bisa membuka kulit jeruk dengan jari-jari cantiknya yang penuh dengan nail art. Namun, tidak sedikit juga yang gagal dan tentu saja membuat pihak perempuan kecewa.
Jadi, apa itu Orange Peel Theory?
Teori ini didasarkan pada ide bahwa respons laki-laki terhadap tes yang diberikan perempuan ini dapat menunjukkan kekuatan hubungan yang sedang dijalani.
Tes yang diberikan, yaitu pihak perempuan meminta pasangannya untuk mengambilkan jeruk dan lihatlah, apakah saat membawakannya jeruk sudah dikupas atau belum.
Jika sudah, artinya kamu berada dalam hubungan yang sehat. Namun, jika pasangan tidak mengupasnya, artinya hubungan pasti akan hancur.
Benarkah teori ini valid untuk menilai hubungan?
Tidak ada tes tunggal yang dapat memberimu jawaban konkret mengenai kualitas atau kesehatan hubunganmu dengan pasangan, kata Rachel Vanderbilt, PhD, seorang ilmuwan hubungan.
"Kamu tidak bisa mengharapkan pasangan tahu kamu ingin dia mengupaskan kulit jeruk untukmu tanpa memintanya," jelasnya.
Betsy Chung, PsyD, psikolog klinis berlisensi dan pakar hubungan, juga bilang bahwa hanya karena pasangan tidak dapat membaca pikiranmu, itu tidak berarti hubunganmu kurang cinta atau tidak berkomitmen.
"Ada ada orang yang bisa menjadi pasangan yang hebat di bidang lain, tetapi mungkin kurang dalam hal perhatian sedetail itu," ujarnya.
Artinya, pasangan mungkin tidak menyadari bahwa tindakan sederhana, seperti mengupas jeruk, penting bagimu. Namun, dia sebenarnya selalu ada dan mendukungmu dengan banyak cara lainnya.
Tiap orang menunjukkan cinta dengan cara berbeda
Mengupas kulit jeruk untuk pasangan—atau melakukan hal-hal kecil lainnya, seperti mengisi tangki bensin kendaraan pasangan—dapat menjadi simbol kesediaan seseorang untuk melakukan tindakan pelayanan kepada orang yang dicintainya.
Namun, beberapa orang menunjukkan cintanya secara berbeda.
Seseorang yang bahasa cintanya adalah quality time, mungkin tidak berpikir mengupas kulit jeruk sebagai indikator cinta atau komitmennya. Dia lebih mungkin berpikir untuk mengambil jeruk tambahan untuk duduk menikmatinya bersamamu.
Jadi, ukuran sebenarnya dari komitmen adalah bagaimana pasangan mendengarkan dan mewujudkan kebutuhan dirimu.
"Jika act of service penting bagimu, maka kamu harus memastikan mengomunikasikan ini dengan pasangan dan menunjukkan cara-caranya agar pasangan dapat memenuhi kebutuhan tersebut," kata Betsy.
Saat pasangan bersedia melakukannya untukmu, maka itu adalah indikasi hubungan yang sehat, yang jauh lebih pasti dibandingkan Orange Peel Theory.
Bagaimana jika pasangan tidak lulus tes Orange Peel Theory?
Hal utama yang harus kamu ingat adalah untuk tidak membandingkan pasangan dan hubunganmu dengan pasangan dan hubungan orang lain.
Jika pasangan gagal dalam tes Orange Peel Theory, ingatlah bahwa mungkin ada beberapa alasan yang tidak ada hubungannya dengan komitmen pasangan kepadamu.
Kalau kamu kecewa dengan kulit jeruk yang tidak dikupaskan oleh pasangan, jangan memendamnya sendirian.
"Ini mungkin pertanda bagimu untuk lebih aktif dan terbuka tentang kebutuhan dan keinginanmu dan memiliki komunikasi langsung dengan pasangan," kata Tara Suwinyattichaiporn, PhD, profesor komunikasi relasional dan seksual di California State University.
Karena pada akhirnya, mampu mengomunikasikan kebutuhan satu sama lain dalam suatu hubungan merupakan pertanda yang lebih baik daripada apakah pasangan mengupaskan kulit jeruk untukmu atau tidak.