Tak Suka Bicara Serius dengan Pasangan? Ini 7 Dampak Buruknya 

Padahal, pembicaraan serius penting untuk hubungan

Tak Suka Bicara Serius dengan Pasangan? Ini 7 Dampak Buruknya 

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Hubungan tidak selalu indah dan tidak selalu dipenuhi dengan canda tawa. Ada kalanya kamu dan pasangan harus memiliki pembicaraan serius, baik tentang diri sendiri maupun yang berkaitan dengan hubungan.

Kamu mungkin menghindari suatu topik karena khawatir dapat melukai perasaan pasangan. Misalnya saja, perasaanmu yang merasa intimasi kalian kurang terpenuhi, kamu tidak terlalu setuju dengan keputusan yang diambil pasangan, sikap ibunya yang membuatmu “gila”, dan sebagainya.

Kabar baik, kamu tidak sendirian karena sebagian besar pasangan—bahkan yang paling sehat sekalipun—pernah mengalami hal tersebut. Tidak ada hubungan yang sempurna tanpa menemui konflik di dalamnya.

Jika kamu merasa harus membicarakan sesuatu yang serius dengan pasangan, lakukan dan jangan menghindarinya. Jika dibiarkan, hal yang sudah tidak nyaman itu bisa dengan mudah menjadi duri dalam hubungan. Sesuatu yang tadinya kecil dan terasa tidak penting, jadi dapat menjadi membesar dan semakin rumit seiring waktu.

Menurut psikoterapis berlisensi, Erin Mason, berikut adalah beberapa dampak buruk jika kamu tidak suka melakukan pembicaraan serius dengan pasangan.

1. Apa yang kamu tahan akan terasa semakin mengganggu

Tak Suka Bicara Serius dengan Pasangan? Ini 7 Dampak Buruknya 

Erin bilang, semakin kamu berusaha untuk tidak memikirkan atau membicarakan sesuatu yang mengganggu, semakin banyak terkuras mental dan emosimu untuk menahannya.

Ini disebut sebagai ironic process theory atau teori proses ironis. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kita menekan sesuatu, semakin besar kemungkinannya muncul ke permukaan.

2. Kebutuhan yang tidak terpenuhi jadi terasa lebih menyebalkan

Jika kebutuhan dasar dirimu akan keamanan, koneksi, ataupun hal lain tidak terpenuhi, maka kamu cenderung mencari alternatifnya. Misalnya, menjalani jenis hubungan lain atau memiliki perilaku adiktif yang negatif.

Hal tersebut kamu lakukan sebagai pengganti hal yang tidak terpenuhi tersebut. Padahal, itu hanya seperti sebuah plester pada hubungan yang retak. Tidak benar-benar memperbaiki dan tetap akan hancur suatu waktu.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here