Kenali Sikap Pasif-Agresif dan 6 Contohnya dalam Hubungan

Perilaku toxic yang bikin bingung

Kenali Sikap Pasif-Agresif dan 6 Contohnya dalam Hubungan

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Berbicara tentang hubungan romantis, pasti semua orang mendambakan hubungan sehat dan harmonis. Indikator mutlak keharmonisan suatu hubungan romantis tentu saja berasal dari sikap baik yang ditunjukkan oleh setiap pasangan. Contoh sikap yang dianggap baik itu seperti halnya, nggak egois, mampu mendengarkan pasangannya dengan baik, serta memiliki tingkat self-awareness atau kesadaran diri yang tinggi.

Namun, tentu saja nggak semua orang punya sikap seperti itu, masih banyak orang memiliki perilaku yang dianggap toxic, salah satu contohnya adalah perilaku pasif-agresif.

Kamu mungkin sering mendengar istilah ini, tapi apa, sih, sebenarnya sikap pasif-agresif itu dan apa saja contohnya? Simak di bawah ini, ya.

Arti pasif-agresif

Kenali Sikap Pasif-Agresif dan 6 Contohnya dalam Hubungan

Menurut Neuropsikolog dan Direktur Praktik Terapi “Comprehend the Mind” yang berbasis di Kota New York, Dr. Sanam Hafeez, PsyD, perilaku pasif-agresif digambarkan sebagai pola mengekspresikan perasaan negatif secara tidak langsung. Alih-alih memberitahu pasangannya tentang bagaimana perasaannya, dia malah memberikan petunjuk yang nggak jelas.

Perilaku yang dianggap toxic tersebut pun memungkinkan pasangannya merasa tertekan, tapi di lain sisi juga merasa kebingungan. Hal ini dikarenakan seorang yang pasif-agresif sangat suka menyembunyikan perasaannya dan nggak akan menunjukkan ketidaksukaan secara terbuka.

Di bawah ini, adalah 6 contoh sikap yang ditunjukkan seorang yang pasif-agresif.

1. Sering mengkritik dan menginvalidasi perasaan pasangan.

Contoh pertama adalah punya kebiasaan mengkritik ide, kondisi, dan harapan seseorang. Selain itu, mereka juga sering menginvalidasi perasaan dan mengabaikan pengalaman orang lain. Ketika seseorang terbiasa menginvalidasi perasaan orang lain, sebenarnya dia kesulitan untuk memproses emosi dan perasaannya sendiri.

Mereka mungkin tumbuh besar dalam lingkungan yang nggak terbiasa memvalidasi perasaan, sehingga di usia dewasa, dia merefleksikan hal tersebut kepada orang lain. Kalau pasanganmu seorang yang pasif-agresif, kamu juga akan merasa bahwa kamu sedang menghadapi anak kecil, bukan seorang yang dewasa.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here