Jelajah Budaya Bali dari Guidebook Kolaborasi Airbnb dan UNESCO

- Guidebook yang tawarkan pengalaman otentikAirbnb dan UNESCO berkolaborasi meluncurkan “Bali Cultural Guidebook”, pada Rabu, (10-9-2025) kemarin di Jendela Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali. Buku tersebut akan membantu para wisatawan untuk menggali lebih dalam sisi lain Bali yang kaya akan budaya, mempromosikan daerah-daerah yang kurang dikenal serta pariwisata yang bertanggung jawab.
- Perkenalkan 5 kabupaten Bali UtaraBukan Kuta, Denpasar, Seminyak, atau Uluwatu, melalui buku panduan ini para wisatawan diajak untuk mengenal keseharian warga di 5 kabupaten yang kurang populer. Kelima kabupaten ini merupakan hasil
Bali identik dengan pantainya serta budaya yang kental. Para warga lokal di sini masih menjunjung tinggi adat mereka dan mewariskannya kepada anak cucunya. Kebanyakan wisatawan biasanya berkunjung di Bali sisi selatan yang akrab dengan pantai-pantainya, tapi ada sisi utara juga yang nggak kalah eksotis dan penuh kaya akan budaya.
Nah, berawal dari inisiatif untuk mengenalkan budaya Bali dan keseharian warga Bali yang kental adat kepada para wisatawan, Airbnb bekerja sama dengan UNESCO meluncurkan “Bali Cultural Guidebook”. Buku panduan ini bertujuan untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya Bali yang unik, menyebarkan pariwisata ke daerah-daerah yang kurang dikenal, dan mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab.
Popbela juga berkesempatan menjelajah langsung daerah-daerah tersebut dan belajar banyak hal baru tentang budaya Bali. Banyak hal yang bikin terpana, hingga merasakan Bali yang glommy karena diguyur hujan tak henti selama dua hari. Simak ceritanya di sini, ya!
1. Guidebook yang tawarkan pengalaman otentik

Airbnb dan UNESCO berkolaborasi meluncurkan “Bali Cultural Guidebook”, pada Rabu, (10-9-2025) kemarin di Jendela Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali. Buku tersebut akan membantu para wisatawan untuk menggali lebih dalam sisi lain Bali yang kaya akan budaya, mempromosikan daerah-daerah yang kurang dikenal serta pariwisata yang bertanggung jawab.
Inisiatif ini menawarkan cara yang lebih bermakna bagi wisatawan untuk menikmati pengalaman di Bali, sekaligus secara aktif mendukung pelestarian warisan dan tradisi budayanya. Tak hanya bagi wisatawan, program tersebut diharapkan juga bisa membantu perekonomian para warga Bali.
“Di Airbnb, kami percaya bahwa perjalanan menjadi makin bermakna ketika kita dapat menciptakan koneksi yang tulus, tidak hanya dengan tempat, tetapi juga dengan orang dan budayanya. Riset kami menunjukkan bahwa 90% wisatawan di Asia Pasifik mencari pengalaman budaya yang otentik.
Melalui kemitraan kami dengan UNESCO, selain membantu tamu semakin mendalami warisan kebudayaan Bali, inisiatif ini juga bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal melestarikan dan merayakan identitas budaya mereka. Dan kami berharap inilah yang akan menjadi masa depan pariwisata yang bertanggung jawab dan inklusif,” kata Mich Goh, Director of Public Policy Airbnb, Asia Pasifik.
2. Perkenalkan 5 kabupaten Bali Utara

Bukan Kuta, Denpasar, Seminyak, atau Uluwatu, melalui buku panduan ini para wisatawan diajak untuk mengenal keseharian warga di 5 kabupaten yang kurang populer. Kelima kabupaten ini merupakan hasil pemetaan UNESCO pada bulan Agustus hingga Desember 2024 lalu.
Daerah-daerah tersebut, yakni Tabanan, Gianyar, Bangli, Buleleng, dan Badung yang mendokumentasikan kuliner lokal, seni dan kerajinan, tradisi yang hidup, dan situs-situs bersejarah. Filosofi Tri Hita Karana, yang mengedepankan keharmonisan antara alam spiritual, manusia, dan alam lingkungan sangat kuat mengakar di daerah ini. Oleh karenanya, mereka ingin mengenalkan hal tersebut kepada para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
“Warisan budaya itu tidak hanya dalam bentuk monumen, tetapi juga pada praktik kehidupan sehari-hari masyarakat. Program ini memastikan agar pariwisata justru memperlihatkan dan memperkuat budaya sehari-hari, bukan malah melemahkannya. Di saat yang bersamaan, para pemilik homestay dan wirausahawan berperan penting untuk melestarikan dan menceritakan warisan budaya mereka,” kata Moe Chiba, Culture Programme Specialist, UNESCO.
3. Pemandangan eksotis tak kalah dari pantai

Kalau kamu ingin melipir sebentar dari hiruk pikuk kota atau menghirup udara segar tanpa kepanasan di pantai, Bali Utara bisa jadi pilihan. Aku berkesempatan untuk tinggal di sini selama beberapa hari dan melihat beberapa wisata alam yang magis serta punya pemandangan eksotis.
Misalnya, Tegalalang di Gianyar atau Jatiluwih di Tabanan yang menjadi spot sawah terbaik untuk menyegarkan mata. Tapi, kamu disarankan ke sini di sekitar bulan April atau Mei saat padi menghijau, seperti kata pemandu wisata, Putu. Di Tegalalang khususnya, kamu bisa mencoba berbagai atraksi seperti flying fox, ayunan dan sepeda terbang langsung di atas sawah. Harganya bervariasi mulai dari Rp200 ribu.
Lihat gunung dan air sekaligus, aku lanjut wisata ke daerah Bangli. Di sana ada Gunung Batur dan Danau Batur yang indah. Terletak di dalam kaldera vulkanik yang luas, Danau Batur merupakan keajaiban alam dan bendungan suci. Beberapa restoran hingga coffee shop di daerah Kintamani, Bangli menyediakan makanan khas Bali dengan view menawan dua bentang alam tersebut.
4. Belajar seni dan adat Bali

Perjalanan kali ini Popbela mendapatkan banyak insight menarik tentang budaya dan adat Bali. Mulai dari kenalan dengan Desa Penglipuran, desa adat sekaligus desa wisata. Di sini, aku mengetahui bahwa di Bali ada dua suku besar, yaitu suku Bali Aga atau Bali Mula, dan Bali Majapahit. Beberapa perbedaannya termasuk di nama dan kasta, di mana Bali Aga tidak menganut sistem kasta, hingga ke beberapa prosesi adat dan keagamaan.
Para penduduk Desa Penglipuran adalah suku Bali Aga. Mereka punya budaya yang menarik, yakni rumahnya seragam dan rapi, nggak melakukan Ngaben melainkan memakamkan sanak keluarga yang meninggal, sampai bebas dari poligami. Pasalnya, kalau ketahuan ada seseorang yang poligami, ia dan pasangannya itu akan dikucilkan, diisolasi di sebuah tempat, tak boleh ikut dalam berbagai acara adat bahkan disapa pun tidak. Kalau ada yang menyapa, maka ia dan orang yang menyapa akan kena hukuman.
Dikenal dengan warganya yang berkeyakinan Hindu, aku juga berkesempatan untuk ke Pura yang punya sejarah panjang serta pemandangan yang indah. Pura ini terletak di Bangli, namanya Pura Ulun Danu Batur. Ada beberapa Pura Ulun Danu Batur, seperti yang terletak di punggungan barat Kaldera Batur, tepat di tepi Jalan Raya Kintamani. Ada juga Pura Ulun Danu Batur di tepi Danau Batur, yang didedikasikan untuk Dewi Danu, dewi danau.
Salah satu pura paling suci di Bali, pura ini diyakini melindungi aliran air dari gunung ke sawah, memberkati seluruh jaringan subak. Pura Ulun Danu Batur memiliki peran penting dalam tatanan spiritual agama Hindu di Bali. Ini diyakini sebagai tempat memuliakan Ida Bhatari Dewi Danuh, entitas dewata yang memegang amreta (kehidupan) Pulau Bali beserta isinya. Jika kamu mau berkunjung ke Pura, pastikan mengenakan pakaian yang sopan, tidak sedang haid, dan berperilaku serta bertutur kata yang baik sesuai dengan instruksi dari pemandu wisata, ya.
Kali ini aku juga melihat Tari Kecak tidak dengan view pantai, melainkan di Ubud Center. Di tengah semaraknya Pusat Kota Ubud, ada sebuah Pura bernama Pura Paseh yang menyajikan Tari Kecak pada pukul 19.30 WITA. Tari Bali satu ini telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada tahun 2015. Penampilan mereka membuat kami para wisatawan terpana dan terbawa dalam alur cerita Ramayana. Penampilan tersebut ditutup dengan atraksi Tari Kecak Api atau juga dikenal sebagai "Fire Dance" karena adanya elemen tarian api yang memukau, di mana ada penari yang menari di atas bara api.
Jadi ikoniknya Bali, Patung Garuda Wisnu Kencana juga masuk dalam daftar. Warisan budaya dunia UNESCO ini menjadi patung tertinggi di Indonesia yang bisa kamu ekplor sampai ke lantai 23 di mana terletak di bahu kiri dan kanan Patung Dewa Wisnu tersebut. Ada pula museum di dalam patung yang menceritakan sejarah diciptakannya karya seni tersebut. Ternyata, patungnya disusun seperti puzzle yang dibuat di daerah luar Bali. Bahannya pun dari mozaik yang berasal dari Italia, tembaga, kuningan, dan baja. Mau menikah dengan latar patung GWK yang magis? Bisa banget, tapi siap-siap untuk mengeluarkan budget yang lebih, ya.
5. Homestay yang dekatkan dengan warga lokal

Buat penginapan, kamu bisa tinggal di homestay beberapa desa wisata, ada pula villa-villa yang tersedia, seperti di Airbnb. Kamu bisa menginap di villa atau penginapan yang nyaman, fasilitas yang lengkap, memiliki view yang bagus seperti hijaunya sawah, bahkan mendatangkan chef terbaik kalau memilih Airbnb SuperHost.
Tapi, kalau kamu kenalan lebih dekat dengan para warga dan benar-benar merasakan pengalaman jadi warga lokal, kamu bisa memilih sekitar 70 homestay yang telah dibina oleh Airbnb dan UNESCO. Kamu bisa berinteraksi langsung dengan mereka dengan berbagi cerita, mendapatkan rekomendasi makanan menarik, mengulik fakta menarik Bali dan ikut melakukan kegiatan atau workshop yang menambah pengalaman. Baik itu merajut, menenun, menganyam, berkebun, tracking, dan lainnya.
Siap jelajah sisi budayanya Bali?



















