Potret Pilu 7 Negara yang Mengalami Banjir Akhir Tahun 2025

- Indonesia: Banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menewaskan lebih dari 950 orang serta merusak infrastruktur.
- Malaysia: Sabah mengalami longsor dan banjir bandang yang menewaskan 13-14 orang, sementara Siklon Senyar menyebabkan lebih dari 34.000 orang dievakuasi.
- Thailand: Banjir disebabkan oleh Monsun Timur Laut, menyebabkan 20 provinsi terendam dengan kerugian ekonomi mencapai US$3,11 miliar.
Dampak nyata krisis iklim terus berdatangan. Di penghujung tahun 2025, setidaknya ada tujuh negara yang dilanda banjir besar dan menelan ratusan korban jiwa. Penyebabnya beragam, mulai dari Siklon Senyar, Siklon Ditwah, dan lain-lain. Namun, situasi ini diperparah dengan upaya mitigasi bencana yang kurang memadai.
Di bawah ini, Popbela telah mengumpulkan potret pilu dampak banjir yang terjadi di 7 negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Sri Lanka, hingga Yunani. Lanjut scroll untuk mengetahui informasinya!
1. Indonesia

Setidaknya ada 1,1 juta orang terdampak banjir dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang berlangsung sejak akhir November kemarin. Bencana ini disebut sebagai bencana paling mematikan sejak gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018.
Terhitung lebih dari 950 orang meninggal dunia dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka akibat Siklon Senyar. Kerusakan infrastruktur sangat terlihat di berbagai titik, mulai dari jembatan penghubung daerah hingga infrastruktur ketenagalistrikan milik PLN.
Tak berhenti di Pulau Sumatra, banjir juga terjadi di sejumlah kota di Pulau Jawa seperti Bandung dan Malang. Kombinasi perubahan iklim dan tata kota yang kurang memadai turut membuat daerah-daerah lain di Indonesia turut waspada akan kemungkinan banjir.
2. Malaysia

Tak jauh berbeda, Malaysia mengalami dua insiden signifikan dalam waktu yang berdekatan. September lalu, daerah Sabah yang terletak di Pulau Kalimantan mengalami longsor dan banjir bandang. Kejadian imi menewaskan 13 hingga 14 orang dan membuat 3.134 orang mengungsi.
Terbaru, Malaysia juga terdampak Siklon Senyar pada Nomember kemarin. Banjir besar ke Semenanjung Malaysia pun tak terhindarkan. Kejadian ini menyebabkan lebih dari 34.000 orang dievakuasi di 10 negara bagian. Tiga orang dilaporkan tewas akibat banjir di Kelantan.
3. Thailand

Selain Siklon Senyar, banjir Thailand juga disebabkan oleh Monsun Timur Laut. Akibatnya 20 provinsi terendam dan kota Hat Yai, Provinsi Songkhla mengalami dampak terparah. Area ini ditetapkan sebagai zona bencana karena jumlah korban tewasnya mendekati 550 hingga 1.000 jiwa.
Curah hujan ekstrem (335 mm dalam satu hari) menyebabkan banjir mencapai kedalaman 2 meter. Sebanyak 7.000 wisatawan asing terlantar. Sejumlah situs keagamaan, seperti kuil Mahattamangkalaram, juga rusak karena terendam air hingga 16 kaki. Kerusakan ekonomi akibat banjir di Thailand diperkirakan mencapai 100 miliar baht (US$3,11 miliar).
4. Vietnam

Cuaca buruk yang terjadi di Vietnam terutama Provinsi Dak Lak, Lam Dong, dan Khanh Hoa pada tanggal 3-4 Desember, mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor meluas. Di Lam Dong saja, banjir telah merenggut satu nyawa, merendam 6.200 rumah, menghancurkan lebih dari 4.000 hektar tanaman, dan membunuh lebih dari 4.000 ternak dan unggas.
The Binh Thuan Irrigation Works Exploitation Company mengonfirmasi bahwa waduk Song Quao mengeluarkan air pada laju 500 meter kubik per detik. Sementara itu, waduk Song Long Song mencatat rekor pelepasan tertinggi sejak diresmikan, yaitu 1.200 meter kubik per detik. Akibatnya, air naik begitu cepat dan rumah-rumah warga terendam lumpur.
Mengutip dari UCA News, korban jiwa banjir Vietnam per 6 Desember telah mencapai 447 nyawa dan melukai lebih dari 700 orang. Perdana Menteri Pham Minh Chinh memperkirakan kerusakan besar pada properti, tanaman, dan ternak akan mencapai 100 triliun dong Vietnam (sekitar US$4,1 miliar).
5. Filipina

Filipina menghadapi serangan berurutan dari Topan Kalmaegi (Tino) dan Super Topan Fung-Wong (Uwan) pada bulan November. Topan Kalmaegi yang terbentuk pada 31 Oktober hingga 7 November menimbulkan angin kencang dan banjir. Setidaknya ada 269 orang tewas dan 109 lainnya hilang di Filipina, terutama di wilayah Cebu.
Bencana seolah tak ada habisnya, Topan Fung-wong mendarat di Filipina hanya lima hari setelah Topan Kalmaegi. Badai ini membawa banjir yang meluas dan angin kencang di sepanjang jalurnya, terutama di seluruh Region Bikol dan Luzon Utara. Secara total, badai ini menyebabkan setidaknya 34 kematian dan 36 cedera di Filipina, sebagian besar dari banjir dan tanah longsor.
6. Sri Lanka

Siklon Ditwah telah membawa hujan lebat ke Sri Lanka dan India Selatan sejak akhir November lalu. Akibatnya, lebih dari 600 orang tewas. Bencana ini disebut sebagai bencana paling mematikan di Sri Lanka sejak gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 lalu.
Siklon ini turut menyebabkan tanah longsor di desa Gangoda yang mengubur 20 orang. Waduk dan sungai meluap, memblokir jalan, dan hingga membuat sejumlah jalan utama yang menghubungkan provinsi-provinsi ditutup. Pihak berwenang menghentikan kereta api di beberapa daerah di wilayah pegunungan setelah lumpur, batu, dan pohon tumbang ke jalur kereta api.
Pemadaman listrik pun tak dapat dihindari karena kegagalan kabel listrik. Banyak rumah hancur lalu menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. HSekitar 300 orang sempat terdampar di Bandar Udara Internasional Bandaranaike di Kolombo selama tiga hari setelah beberapa penerbangan dibatalkan.
7. Yunani

Tak hanya di Asia, Yunani juga mengalami banjir besar setelah dihantam Badai Byron pada 4 Desember lalu. Wilayah yang paling terdampak adalah Mandra, sebuah kota di wilayah Attica barat, sekitar 20 km dari Athena. Jalanan berubah menjadi seperti danau. Rumah serta bisnis milik warga terendam lumpur di tengah hujan deras.
Menurut lapora Qazinform.com, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan di Mandra atau di wilayah lain di Yunani. Sejak Kamis pagi, tim pemadam kebakaran telah menerima hampir 600 panggilan bantuan, termasuk permintaan untuk mengevakuasi 22 orang ke tempat aman, 10 di antaranya di Mandra.
Menurut Observatorium Nasional Athena, curah hujan terberat yang tercatat dari Kamis malam hingga Jumat pagi mencapai 251 milimeter di dekat Nea Peramos, salah satu pengukuran 24 jam tertinggi sejak 2008. Hampir seluruh wilayah Yunani (12 dari 13) berada dalam status siaga "kode merah", level tertinggi, hingga Sabtu lalu. Akibatnya, sekolah ditutup dan warga diimbau tidak bepergian jika tidak mendesak untuk sementara.
Kita doakan semoga bencana banjir di negara-negara tersebut bisa segera surut, ya, Bela!


















