Gempa 7.5 Guncang Jepang, Peringatan Tsunami Sempat Dikeluarkan

- Gempa 7.5 mengguncang Jepang
- Guncangan besar di tengah malam, peringatan tsunami dikeluarkan
- Puluhan korban luka dan listrik mati total, puluhan ribu warga dievakuasi
Guncangan kuat kembali mengguncang Jepang pada Senin (8/12) malam, ketika gempa bermagnitudo 7.5 menggoyang wilayah timur laut negara itu dan memicu peringatan tsunami serta evakuasi besar-besaran. Ribuan warga bergegas menuju tempat aman di tengah kepanikan, sementara gelombang setinggi puluhan sentimeter mulai mencapai pesisir Aomori dan Hokkaido. Dengan puluhan korban luka dan sejumlah area mengalami pemadaman listrik, peristiwa ini menjadi pengingat betapa rentannya Jepang yang berada di Ring of Fire, sekaligus betapa sigapnya negara itu dalam menghadapi bencana yang datang tanpa peringatan.
Guncangan besar di tengah malam

Wilayah timur laut Jepang diguncang gempa besar bermagnitudo 7.5 pada Senin (8/12) malam, sekitar pukul 23.15 waktu setempat. Getaran kuat itu berpusat sekitar 80 km dari pesisir Aomori, pada kedalaman 50 km, menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA). Awalnya gempa tercatat M7.6 sebelum akhirnya direvisi menjadi M7.5. Meski belum ada laporan kerusakan besar di menit awal, sejumlah kawasan melaporkan bangunan mengalami goyangan hebat, benda-benda berjatuhan, dan warga yang langsung berhamburan keluar rumah.
Tak lama setelah guncangan, JMA mengeluarkan peringatan tsunami setinggi hingga tiga meter untuk Aomori, Hokkaido, dan Iwate. Gelombang tsunami setinggi 40 cm dilaporkan mencapai Pelabuhan Mutsu Ogawara dan Urakawa tak lama sebelum tengah malam. Beberapa kawasan pantai juga mencatat gelombang antara 20–70 cm.
Peringatan tersebut sempat menimbulkan kepanikan singkat, sebab sirene berbunyi, siaran televisi menampilkan peringatan "lari" secara langsung, dan warga bergegas menuju dataran tinggi. Meski kemudian status peringatan batal pada Selasa dini hari, gempa susulan masih menjadi ancaman.
Puluhan korban luka dan listrik mati total

Hingga laporan terakhir, melansir dari CNN, setidaknya 30 orang terluka, termasuk satu korban yang mengalami luka serius. Beberapa gambar yang beredar di media lokal menunjukkan sebuah bangunan terbakar di Aomori pasca gempa, sementara rak-rak di minimarket dan supermarket tampak porak-poranda akibat guncangan selama 90 detik.
Sekitar 2.700 rumah di sejumlah kota sempat kehilangan listrik, meski sebagian besar sudah kembali pulih dalam beberapa jam. Rekaman CCTV menunjukkan kantor yang berguncang keras, berkas beterbangan, hingga tirai dan lampu gantung bergoyang ekstrem. Di beberapa tempat, warga memilih tetap berada di luar ruangan hingga situasi benar-benar aman.
Pihak pemadam kebakaran dan otoritas manajemen bencana masih terus memantau area rawan, meski hingga kini belum ada laporan kerusakan besar lain maupun korban jiwa.
Hingga kini, puluhan ribu warga sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman

Lebih dari 90.000 warga mendapat instruksi untuk segera mengungsi, menurut laporan Reuters. Banyak dari mereka menuju gedung sekolah dasar yang dialihfungsikan sebagai tempat perlindungan darurat. Di sana, wisatawan dan warga lokal duduk berdampingan di atas kasur tipis, mengenakan selimut sambil memantau berita terbaru lewat siaran televisi.
Sementara mereka yang berada dekat pantai memilih menyelamatkan diri menggunakan mobil menuju dataran tinggi, menyebabkan kemacetan di beberapa jalur utama. Pemerintah setempat terus mengingatkan warga untuk tetap waspada karena potensi gempa susulan yang "lebih kuat" masih mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.
JMA menegaskan bahwa tsunami berpotensi "datang berulang kali", sehingga warga diminta tidak meninggalkan tempat aman sebelum otoritas resmi mencabut status peringatan.
Pemerintah Jepang gerak cepat: krisis center dibuka, operasi penyelamatan berjalan

Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan bahwa setidaknya tujuh warga dilaporkan terluka di menit-menit awal setelah gempa. Pemerintah pusat segera membuka kantor respons darurat di pusat manajemen krisis perdana menteri dan mengerahkan tim untuk memetakan kerusakan, mengevakuasi warga, dan memastikan bantuan darurat berjalan lancar.
Chief Cabinet Secretary Minoru Kihara mengatakan bahwa semua sumber daya sedang dikerahkan, terutama untuk operasi pencarian dan penyelamatan. Hingga kini, tidak ditemukan masalah pada pembangkit listrik tenaga nuklir Higashidori, Onagawa, maupun Fukushima yang sebelumnya pernah terdampak bencana besar pada 2011.
Otoritas Jepang meminta masyarakat memastikan kesiapan darurat, seperti mengamankan furnitur dan mempersiapkan tas siaga jika guncangan kedua terjadi.
Jepang dan risiko gempa besar

Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia. Terletak di kawasan Ring of Fire, negara ini mengalami lebih dari 1.500 gempa setiap tahunnya. Panel investigasi gempa Jepang sebelumnya memperingatkan adanya kemungkinan 60–90% terjadinya megaquake di Nankai Trough dalam 30 tahun mendatang, sebuah skenario yang diprediksi dapat menyebabkan kerusakan triliunan yen dan ratusan ribu korban jiwa.
Bencana besar bukan hal baru bagi Jepang. Tahun lalu, gempa magnitudo 7,6 yang mengguncang Semenanjung Noto pada Hari Tahun Baru menewaskan hampir 700 orang. Sementara gempa magnitudo 9 pada 2011 memicu tsunami raksasa yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan melumpuhkan Fukushima.
Meski begitu, tingkat kesiapan bencana Jepang selalu menjadi sorotan dunia. Evakuasi cepat, alarm presisi, dan sistem peringatan tsunami membuat ribuan warga terselamatkan dalam guncangan terbaru ini. Namun situasi masih berkembang, dan otoritas Jepang meminta warga tetap waspada setidaknya selama satu minggu ke depan.


















