Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Clafita Witoko Ungkap 3 Kebiasaan yang Ternyata Bahaya untuk Hewan

TOP_1118.jpg
Dok. IDN
Intinya sih...
  • Memberikan makanan manusia ke hewan dapat meracuni mereka.
  • Mengabaikan pemeriksaan rutin dapat membuat penyakit tidak terdeteksi.
  • Kurang memahami kebutuhan spesifik hewan bisa menurunkan kualitas hidupnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam acara BeautyFest Asia (BFA) Bandung 2025, sesi talkshow Unfiltered: The Reality of Indonesian Model’s Life menghadirkan sosok unik sekaligus inspiratif dalam dunia kecantikan dan pendidikan, yaitu Clafita Witoko.

Selain dikenal sebagai model, Clafita ternyata juga merupakan seorang dokter hewan. Di atas panggung, ia berbagi banyak hal menarik soal keseharian seorang dokter hewan, termasuk kebiasaan-kebiasaan yang sering dianggap normal oleh pemilik hewan, padahal sebenarnya bisa merugikan kesehatan peliharaan.

Nah, berikut 3 hal kebiasaan yang paling sering dianggap normal oleh pemelihara padahal tidak baik untuk hewan itu sendiri. Yuk, simak informasinya di bawah ini!

1. Memberikan makanan manusia ke hewan

TOP_1192.jpg
Dok. IDN

Clafita menekankan bahwa salah satu kebiasaan paling sering dilakukan adalah memberikan makanan manusia kepada hewan peliharaan. Banyak pemilik yang merasa sayang sehingga ingin berbagi makanan, seperti cokelat, bawang, atau susu sapi ke kucing maupun anjing. Padahal, makanan tersebut bisa berbahaya bahkan meracuni hewan.

“Kadang kita merasa berbagi makanan itu bentuk sayang. Tapi sebenarnya tubuh hewan nggak bisa menerima semua makanan manusia. Kalau salah, bisa bikin sakit serius,” jelas Clafita di panggung BFA Bandung 2025.

2. Mengabaikan pemeriksaan rutin

TOP_1096.jpg
Dok. IDN

Banyak orang berpikir membawa hewan ke dokter hewan hanya perlu saat sakit. Padahal, menurut Clafita, pemeriksaan rutin itu penting untuk mencegah penyakit yang mungkin tidak terlihat dari luar. Sama halnya dengan manusia yang perlu check-up, hewan juga butuh perhatian medis secara berkala.

Clafita menjelaskan juga bahwa di dunia kedokteran ada berbagai spesialis berbeda yang berpengaruh terhadap pengecekan rutin nantinya. Misalnya, ada dokter hewan untuk small animal (hewan kecil seperti anjing dan kucing), ada juga yang fokus pada exotic pet seperti kura-kura, kelinci, ular, hingga serangga unik seperti lipan. Menariknya, masih ada pula dokter hewan yang terjun langsung menangani satwa liar atau hewan dilindungi dalam konteks wildlife environment.

“Sering kali penyakit hewan baru ketahuan saat sudah parah. Kalau rutin diperiksa, kita bisa tahu lebih awal dan mencegah kondisi yang lebih buruk, apalagi ada spealis yang berbeda di antara hewan tersebut,” ungkapnya.

Jadi, jangan tunggu hewan kesayangan lemas dulu baru ke klinik, ya!

3. Kurang memahami kebutuhan spesifik hewan

TOP_1117.jpg
Dok. IDN

Setiap hewan punya kebutuhan berbeda, tapi banyak pemilik yang menyamakan cara merawat semua hewan. Misalnya, memberi kandang terlalu sempit, salah memilih makanan, atau tidak memahami perilaku dasar mereka. Menurut Clafita, hal tersebut sering membuat hewan stres hingga menurunkan kualitas atau umur hidupnya.

“Memelihara hewan itu bukan sekadar kasih makan. Kita harus paham kebutuhannya, dari lingkungan, makanan, sampai cara mereka berkomunikasi. Itu yang bikin hewan bisa hidup lebih sehat dan bahagia,” ucap Clafita.

Dari pemaparan Clafita di BeautyFest Asia Bandung 2025, kita jadi sadar bahwa menyayangi hewan bukan hanya soal memberi kasih sayang, tapi juga memahami cara merawat yang benar. Jadi, yuk mulai perhatikan lagi kebiasaan sehari-hari kita dalam mengurus peliharaan supaya mereka tetap sehat dan nyaman.

Share
Topics
Editorial Team
Hafidhza Putri Andiza
EditorHafidhza Putri Andiza
Follow Us

Latest in Lifestyle

See More

12 Fenomena Langit Sepanjang Desember 2025, dari Supermoon hingga Hujan Meteor Spektakuler

05 Des 2025, 21:15 WIBLifestyle