Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Jadi Korban Manipulasi Gambar Vulgar, Taylor Swift Marah Besar

Beredar foto tanpa busana deepfake dengan wajah Taylor Swift

Natasha P.

Dampak negatif teknologi artificial inteligence atau AI kian meresahkan. Bukan hanya mengancam kreativitas dan daya pikir manusia, kini banyak oknum yang memanfaatkan AI untuk membuat manipulasi pornografi sebagai balas dendam atau pencemaran nama baik.

Taylor Swift adalah salah satu korban dari penggunaan kecerdasan buatan yang menampilkan gambar vulgar yang menyerupai dirinya. Tak ada jalur damai, pelantun kelahiran 1989 ini langsung ambil langkah tegas dengan membawa kasus pencemaran nama baik ini ke jalur hukum.

Lantas, bagaimana kronologi peristiwa malang yang menimpa penyanyi favorit milenial tersebut? Simak rangkumannya di artikel ini ya, Bela.

Gambar vulgar manipulasi beredar di media sosial X

The Star

Semua kegaduhan ini bermula saat seorang pengguna X Twitter menyebarkan secara luas gambar vulgar yang menyerupai Taylor Swift di media sosial tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata konten pornografi tersebut adalah hasil rekayasa AI. Sedangkan sumbernya berasal dari website kecerdasan buatan yang memuat konten bugil dan dewasa.

Dalam unggahan tersebut, terlihat gambar seksual tersebut dengan eksplisit menggunakan wajah Taylor Swift sudah dilihat lebih dari 45 juta kali. Melihat keresahan ini, pihak X pun memoderasi kejadian ini dengan melenyapkan semua konten erotis itu. Begitu juga dengan hangusnya semua akun pengguna yang membagikan foto vulgar tersebut.

Memancing amarah Swifties

Dok. Twitter X

Tak terima sang idola menjadi korban pencemaran baik dari manipulasi konten vulgar, Swifties atau penggemar Taylor Swift pun langsung sigap melaporkan dan menutup pencarian foto tersebut secara massal. Pembelaan terhadap Swift pun ramai membanjiri linimasa media sosial milik Elon Musk tersebut.

Berbuah manis, pihak X Twitter pun langsung menghapus gambar vulgar Taylor Swift dari platform. Bukan cuma itu, manajemen X juga memblokir kata kunci "Taylor Swift" untuk sementara waktu sebagai perlindungan identitas terhadap penyanyi dunia tersebut. Dari pemblokiran tersebut, kini para pengguna tak bisa mencari atau menemukan informasi dan konten tentang Taylor Swift di X Twitter.

Taylor Swift pun langsung marah besar

dailymail.co.uk

Mengutip Daily Mail, tersiarnya berita tentang foto rekayasa pornografi tersebut pun sampai di telinga Swift. Ia marah besar dan dengan lantang menyatakan bahwa semua konten tersebut adalah palsu dan merupakan hasil dari penyalahgunaan kecerdasan buatan oleh oknum tak bertanggung jawab.

"Ciptaan AI ini sangat kejam, menghina, eksploitatif, dan dibuat tanpa persetujuan atau pengetahuan dariku," geramnya melalui Daily Mail.

Para penggemar meminta Taylor untuk ambil jalur hukum

Noz.com

Melihat citra baik Swift menjadi tercemar akibat unggahan deepfake tersebut, Swifties pun lantas  meminta idolanya untuk mengambil jalur hukum terkait kasus tersebut. Terlebih, pamor Swift sebagai musisi dunia dianggap punya kekuatan politik yang kuat untuk mendesak perubahan aturan. Mengingat dirinya berhasil menyuarakan keadilan bagi musisi atas kasus pembagian royalti yang tak adil oleh Apple Music dan Spotify.

Sebagai bemtuk dukungan, para penggemar Swift  juga membuat kampanye pembelaan berupa tagline "RESPECT TAYLOR SWIFT", "AS SHE SHOULD", dan "Swifties". Tagline tersebut pun menjadi trending di media sosial dan menyedot banyak simpati dan dukungan dari publik.

Pihak Gedung Putih sampai turun tangan

Reuters/Mike Blake

Efek domino kasus pornografi deepfake yang menimpa Taylor Swift ternyata berimbas besar. Pemerintah Amerika Serikat melihat hal ini sebagai kekhawatiran atas keamanan serta privasi para pengguna media sosial di internet. Lantas itu, Gedung Putih langsung turun tangan merespons meluasnya gambar bugil fiktif Taylor Swift yang merupakan hasil teknologi artificial intelligence.

Kedaulatan Negeri Paman Sam langsung mendesak Kongres mengambil tindakan legislatif untuk menyikapi masalah yang meresahkan ini.  Di mana dampak negatif eknologi AI bisa menimbulkan kekhawatiran massal. Saat alat pembuat gambar otomatis tersebut disalahgunakan untuk pornografi non-konsensual oleh segelintir pihak tak bertanggung jawab.

Karine Jean-Pierre selaku sekretaris pers Gedung Putih pun turut buka suara bahwa pihaknya akan berupaya mengatasi masalah ini dengan tuntas. Apalagi di zaman modern dengan dinamika serba cepat ini, perusahaan media sosial punya peran penting dalam menegakkan aturan tegas demi mencegah penyebaran informasi yang salah.

Kecanggihan kecerdasan buatan yang seharusnya membantu manusia, malah berbalik menjadi sesuatu yang meresahkan. Apabila kamu menjadi salah satu korban manipulasi pornografi ini, jangan takut untuk melaporkan ke pihak berwenang, ya. Bagaimana pun juga, kita berhak untuk membela diri saat nama baik tercemar oleh unggahan palsu berbau pornografi yang mengatasnamakan identitas kita.

IDN Media Channels

Latest from News