Gawat, Industri Fashion Urutan Dua Jadi Perusak Lingkungan?

Urutan dua perusak lingkungan

Gawat, Industri Fashion Urutan Dua Jadi Perusak Lingkungan?

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sudahkah kamu tahu bahwa industri fashion adalah salah satu industri terbesar urutan kedua setelah industri minyak? Namun urutan ini bukan besaran angka keuntungan yang mereka dapatkan. Tetapi, angka tersebut menandakan bahwa industri fashion adalah penyumbang polusi terbesar urutan dua!

Coba bayangkan, berapa produksi baju yang sudah dibuat berbagai pabrik industri fashion? Belum lagi, tren fashion selalu berubah sangat cepat, dan tiada henti. Bahkan kita nggak segan membeli fashion item yang sedang tren demi tetap up to date.

Kebayang dong bagaimana pabrik baju terus 'mengepulkan asap' dan tanpa sadar senyawa kimia dari pembuatan kain pun mencemari sungai hingga biota laut?

Nah, fenomena tingginya produksi pembuatan pakaian dengan harga murah namun fashionable yang dijual brand global disebut sebagai fast fashion. Mirisnya, selain kita si pengguna fast fashion, para brand ini juga menjadi penyumbang kerusakan lingkungan.

Maka nggak heran kalau beberapa masyarakat sudah mulai aware melindungi bumi dengan menerapkan fashion minimalist atau tampil sederhana dengan koleksi pakaian yang minim namun esensial.

Sampai sini kamu ingin tahu lebih banyak mengenai kaitan industri fashion terhadap kerusakan lingkungan?

Berikut 'sumber masalah' yang perlu kamu sadari dan alasan mengapa banyak brand lokal yang mulai memproduksi pakaian dengan pewarna alami dan mengklaim brand mereka sebagai 'slow fashion' atau industri yang menerapkan etika ramah lingkungan.

1. Polusi Air

Gawat, Industri Fashion Urutan Dua Jadi Perusak Lingkungan?

Beberapa pabrik kain di berbagai negara ada yang membuang air tercemar racun langsung ke sungai. Alhasil, zat kimia yang terkandung dalam air limbah tersebut akan menjadi merkuri yang tidak dapat terurai, racun arsenik dan lainnya.

Nah, racun inilah yang sangat berbahaya, dampaknya adalah masyarakat yang memanfaatkan air sungai dekat dengan pabrik, hingga biota sungai seperti ikan dan lainnya.

2. Mikrofiber dari Pakaian

Tetapi, yang perlu kamu ketahui lagi adalah 35% material sintetis adalah penyebab utama serat mikro plastik masuk ke lautan kita. Tentunya ini disebabkan oleh permintaan pasar untuk mendapatkan produk murah.

Alhasil, pabrik menggunakan serat kain dari polyester yang terdiri dari bahan plastik. Faktanya, bahan polyester melepaskan emisi karbon jauh lebih banyak dibanding bahan katun yang terbuat dari kapas.

Mirisnya pula, kandungan plastik dalam pembuatan kain akan mengalir ke sungai hingga laut. Kandungan racun ini tentu akan merusak ekosistem laut karena mikrofiber ini tidak dapat diurai dan tanpa sadar banyak ikan di laut yang mengonsumsi zat beracun. Jangan lupa pula, manusia pun mengonsumsi ikan laut.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here