7 Momen Viral Aksi Protes Lewat Pakaian di Karpet Merah
- Gustika Jusuf, HUT RI ke-80
- Cate Blanchett, Cannes Film Festival 2024
- Ilona Chernobai, Cannes Film Festival 2023
Momen Gustika Jusuf, cucu Bung Hatta yang hadir di acara HUT RI ke-80 di Istana Negara dengan padu-padan kebaya hitam dan batik motif Slobog, viral di media sosial. Walau sekilas penampilan elegannya terlihat tak berbeda dengan tamu undangan lain, warna kebaya hingga motif batik yang erat kaitannya dengan duka dan kematian itu, ternyata dipilih dengan hati-hati untuk melakukan silent protest terhadap pemerintah.
Aksi protes lewat padu-padan itu membuktikan jika fashion dapat menjadi medium menyampaikan pesan yang powerful. Tak hanya di Indonesia saja, publik figur dunia juga melakukannya ketika mendapatkan kesempatan hadir di karpet merah acara-acara bergengsi, seperti Cannes Film Festival, Met Gala, hingga acara-acara penghargaan tahunan.
Lihat tujuh momen viral aksi protes yang dilakukan selebritas dan publik figur dunia berikut ini.
1. Cate Blanchett, Cannes Film Festival 2024
Terbalut dalam dress hitam anggun rancangan Jean-Paul Gaultier, penampilan Cate Blanchett di Cannes Film Festival di tahun 2024 lalu ternyata menyimpan pesan solidaritas untuk Palestina. Dress hitam itu memiliki bagian dalam berwarna hijau yang ketika disibakkan dan bertemu warna merah dari karpet yang dibentang, merupakan kombinasi warna bendera Palestina. Penampilannya ini diartikan sebagian orang sebagai bentuk dukungannya terhadap negara tersebut.
2. Ilona Chernobai, Cannes Film Festival 2023
Tahun sebelumnya, seorang influencer asal Ukraina datang ke acara festival film tahunan bergengsi tersebut mengenakan dress berwarna serupa bendera Ukraina. Tak hanya sampai disitu, ia pun melakukan aksi dengan memecahkan dua kantung darah palsu sebagai pengingat tentang situasi konflik yang sedang terjadi di Ukraina.
3. Mahlagha Jaberi, Cannes Film Festival 2023
Di tahun yang sama, Mahlagha Jaberi mencuri perhatian dengan hadir di karpet merah Cannes Film Festival mengenakan dress hitam dengan aksen kerah yang berbentuk tali jerat dengan tulisan “Stop Executions” di bagian hem-nya. Model dan aktris asal Iran tersebut mengambil kesempatan untuk menarik perhatian dunia pada eksekusi terhadap 200 orang yang terjadi di negara asalnya.
4. Cara Delevingne, Met Gala 2021
Model dan aktris, Cara Delevingne tampil bold dalam balutan vest kustom Dior yang bertuliskan “Peg The Patriarchy.” Ungkapan tersebut awalnya dipopulerkan oleh Luna Matatas sebagai kampanye melawan sistem patriarki di tahun 2015. Perhelatan Met Gala 2021 menjadi momen bagi Cara Delevingne untuk menyuarakan tentang pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di hadapan publik dunia.
5. Alexandria Ocasio-Cortez, Met Gala 2021
Di event yang sama, anggota kongres Amerika, Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) hadir dengan gaun berwarna putih bertuliskan “Tax The Rich” merah menyala di bagian belakangnya. Gaun rancangan Brother Vellies tersebut menyampaikan pesan tentang pajak yang adil. Pesan ini dianggap sebagian orang cukup kontroversial, apalagi AOC mengenakannya di acara yang terkenal akan kemewahannya dan dihadiri orang-orang super kaya.
6. Natalie Portman, Oscars 2020
Sekilas pandang, penampilan Natalie Portman di ajang penghargaan Academy Awards atau Oscars tahun 2020 lalu itu biasa saja. Penampilannya anggun dengan dress berwarna hitam koleksi haute couture dari Dior. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, di bagian jubah dress-nya tersebut, tersemat nama-nama sutradara perempuan dengan karya layak masuk nominasi, tapi tak dipilih oleh anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Tak hanya indah, gaun sang aktris malam itu menjadi medium sempurna untuk menyampaikan pesan feminis yang powerful.
7. Lady Gaga, MTV Video Awards 2010
Masih ingat kontroversi tentang meat dress alias gaun terbuat dari daging segar yang dikenakan Lady Gaga ini? Walaupun mengundang kritik dari aktivis pecinta hewan, dress yang dikenakan sang penyanyi ketika menghadiri MTV Video Awards (VMA) 2010 lalu ini punya pesan yang mendalam. Dress ini mengacu pada pidatonya The Prime Rib of America yang mengkritisi kebijakan diskriminatif militer Amerika pada komunitas LGBTQ+.
