Kamis (2/6), Stephanie Poetri menyambut ajakan Popbela untuk berbincang mengenai kariernya. Meski terdapat perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Jakarta dan Los Angeles, pelantun "I Love You 3000" tersebut tetap berbagi kisah bagaimana ia akhirnya bisa berkarya di negeri orang.
Banyak kirim e-mail ke 88 rising
Meski memiliki ibu yang sudah menjadi diva di Indonesia, Titi DJ, Stephanie tak lantas berpangku tangan akan jalan kariernya. Ia yang saat ini menjadi penyanyi di bawah nama 88rising, juga mengalami sengitnya persaingan untuk bergabung ke label yang menaungi NIKI dan Rich Brian itu.
"Jadi waktu 'I Love You 3000' keluar, mereka juga kerja bareng. Got into contact, tweet me. And kita udah mulai bicara gitu. Dan aku dari dulu udah nge-fans sama orang-orang 88(rising). Jadi, itu, sih, banyak-banyak e-mail aja," ungkapnya.
Dapat dukungan dari segi genre
Para penyanyi di bawah 88rising cenderung memiliki genre musik elektronik. Sebagai penyanyi yang lebih identik dengan pop-akustik, Stephanie tetap mendapatkan dukungan penuh dari labelnya itu. Meski baru dirinya sendiri, ia diarahkan untuk bergabung dengan Infinite Thrills, sub-label yang lebih fokus dengan musik pop.
"Mereka selalu baik banget, sih. Apapun genre yang mau aku lakukan mereka support. Jadi biasanya aku ketemu produser yang lebih cocok sama genre aku," ujar Stephanie.
Beda industri musik Indonesia dan Amerika
Meski belum sempat menjejaki karier musik di Indonesia, Stephanie yang telah terbiasa mengikuti sang ibu bekerja, menyadari ada perbedaan di industri musik kedua negara ini. Baik Indonesia maupun Amerika, para pelakunya punya profesionalisme yang tinggi. Namun, kekeluargaannya jauh terasa lebih erat di Indonesia.
"Orang-orang kelihatan bekerja keras di industri ini. Tapi kalo misalnya aku ikut kerja Mama, kayaknya orang-orang tuh bekerja sama kayak pertemanan kuat gitu. Sangat kayak keluarga gitu. Tapi kalo di sini lebih ke profesional. Pertemanannnya lebih ke pertemanan kantor gitu," bebernya sambil mengenang masa kecilnya saat mengikuti sang ibu bekerja.
Proses kreatif Stephanie
Untuk proses kreatif, Stephanie banyak termotivasi dari kedua orang tuanya yang punya sisi kreatifnya masing-masing. Bahkan, untuk lagu yang masuk ke dalam EP terakhirnya, "Bad Haircut", ia terinspirasi dari kisah pribadinya.
"'Bad Haircut' itu lagu tentang kita tau kita suka sama orang meskipun mereka potong rambut jelek tetep ganteng. Aku inget waktu aku masih sekolah, suka sama orang. Mereka potong rambut terus eh kok nggak jadi suka ya? Tapi misalnya sekarang-sekarang kalau udah jatuh cinta sama orang walaupun mereka rambutnya diapain tetep akan cinta," tuturnya malu-malu.
Jurus bertahan a la Stephanie
Untuk bertahan di industri sebesar musik, Stephanie tentu harus beradaptasi. Ada satu nasihat dari sang ibu agar tetap rendah hati kepada siapapun. Sebab, dukungan untuk karya juga bisa bermula dari baiknya kepribadian.
"Mama selalu ajarin buat baik ke semua orang, bukan cuma di industri. Aku sadar bahwa banyak di industri ini juga mereka bukan cuma support musik kamu, tapi mereka juga punya pertemanan dengan kamu, suka lah sama your personality. Mereka akan support juga, kok. Jadi menurut aku penting juga untuk baik ke orang-orang. Jangan pernah untuk nyesel dan jangan pernah ngerasa kamu lebih baik dari orang lain," terangnya.
Selain itu, Stephanie juga mengungkapkan bahwa penting untuk mempelajari banyak keahlian yang mendukung karya musik, misalnya memanfaatkan media sosial. Percaya atau tidak, video musik untuk "I Love You 3000" yang kini telah ditonton lebih dari 135 juta kali itu juga direkamnya sendiri menggunakan kamera ponsel.
"Buat aku, sih, selalu, punya cara untuk lakuin dengan diri sendiri. Walaupun aku juga ngerti aku ada bantuan dari Mama, tapi, misalnya pas 'I Love You 3000' aku film-in, rekam music videonya juga pake HP. Dan karena HP-nya mungkin juga kualitasnya nggak bagus-bagus banget, ujungnya aku kasih efek seakan-akan kayak jadul gitu," paparnya.
Bangga banget, deh, karena Stephanie sudah berani menantang batas dirinya dan berkarier ke negeri orang dari nol. Jadi makin I love you 3000 ke Stephanie!