6 Etnis Minoritas di Dunia yang Sering Dipersekusi, Miris!

Hak-hak dasarnya sebagai makhluk hidup banyak dirampas

6 Etnis Minoritas di Dunia yang Sering Dipersekusi, Miris!

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Manusia lahir dengan membawa sejumlah hak dasar. Sayangnya, menjadi bagian dari etnis minoritas membuat hak-hak tersebut dibatasi, misalnya dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan kebebasan berekspresi. Hal tersebut disebutkan oleh sebuah badan PBB yang bernama The Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCHR).

Setidaknya ada enam etnis minoritas di dunia yang menjadi sasaran persekusi negara tempat tinggal mereka. Simak kisahnya di bawah ini.

1. Etnis Kurdi

6 Etnis Minoritas di Dunia yang Sering Dipersekusi, Miris!

Orang-orang Kurdi mendiami sebuah wilayah yang mereka percayai dengan sebutan Kurdistan. Dalam peta modern, wilayah mereka menjadi bagian dari Turki, Iran, Irak, Suriah, serta sebagian kecil dari Armenia dan Georgia. Orang Kurdi mendapatkan diskriminasi di hampir seluruh negara tersebut. Padahal, etnis Kurdi adalah salah satu etnis terbesar di Timur Tengah.

Agama yang mereka peluk pun terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu Islam Sunni, Islam Syiah, Kristen, Yazidi, dan Yahudi. Irak sempat mengakui bahwa etnis ini menjadi bagian dari negaranya. Namun tidak hingga 1987-1988, saat genosida di masa Saddam Husein terjadi.

Selanjutnya, mereka sempat harus meninggalkan keunikan budaya Kurdi karena terdampak kebijakan Turkifikasi yang mengharuskan warga menggunakan bahasa Turki. Hal ini membuat kelompok nasionalis PKK (Partiya Karkerên Kurdistan) terbentuk pada 1970-an. Suku Kurdi juga dikenal sebagai separatis di negara ini karena sebuah gerakan nasionalis pada 1830-an akibat Reformasi Tanzimat (gerakan membangkitkan kejayaan Ottoman).

Lagi-lagi budaya mereka terancam di Suriah. Mereka harus berbahasa Arab jika ingin menikmati hak-hak dan fasilitas sebagaimana mestinya saat Partai Baath menguasai Suriah sekitar tahun 1960. Keadaan sempat membaik pada dekade berikutnya. Namun, saat perang sipil meletus, mereka harus mempertahankan diri dan wilayahh mereka yang terancam direbut ISIS.

Sementara itu, orang Kurdi mendapatkan perlakuan yang lebih baik di Iran karena sama-sama penganut Islam Syiah. Meski sempat berusaha memiliki republik otonomi di wilayah Iran, mereka telah berhenti sejak era Khomeini. Iran bahkan sempat membantu penduduk Kurdi Syiah yang menjadi korban persekusi rezim Irak pada 1980-an.

2. Etnis Roma/Gypsy

Dalam buku The Palgrave Handbook of Slavic Languages, Identities and Borders yang ditulis Marushiakova dan Popov, orang Roma adalah sebutan untuk orang-orang dari subbenua India yang bermigrasi ke Eropa sejak ribuan tahun yang lalu. Mereka dapat dijumpai di wilayah Eropa Timur, Tengah, dan Selatan sebagai kaum minoritas.

Mereka juga menjadi korban kebrutalan Nazi yang sempat menguasai wilayah-wilayah Eropa Tengah dan Timur selama Perang Dunia II. Mereka ditangkap dan dihilangkan secara paksa seperti orang-orang Yahudi. Namun, keberadaan mereka sebagai korban baru diakui pada tahun 1980-1990. Mereka bahkan tak mendapatkan kompensasi dan permintaan maaf pasca perang.

Karena pola hidup nomaden, mereka dianggap sebagai pengemis nomaden di Eropa pada abad ke-16. Namun, hal itu membuat mereka tak hanya menguasai bahasa Romani, tetapi juga bahasa di tempat mereka tinggal, yaitu Turki, Tatar, Yunani, Bulgaria, Rumania, Serbia, Rusia dan lain sebagainya. Orang Roma/Gypsy kebanyakan memeluk agama Islam dan Kristen.

Beberapa lembaga non pemerintah saat ini tengah berupaya membantu orang Roma/Gypsy untuk mendapatkan hak dasar sebagai manusia. Pasalnya, mereka tidak memiliki representasi resmi di pemerintahan tempat mereka tinggal.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here