Selama ini kamu mempunyai mindset harus bekerja keras jika ingin mandiri secara keuangan dan targetmu tercapai. Hal itu memang benar tapi ketika kamu terlalu bekerja keras maka ada beberapa bagian dari kehidupanmu yang akan dikorbankan. Disisi lain rutinitas kantor yang padat juga bisa memaksamu bekerja lebih keras lagi hingga kamu merasakan lelah. Ketika kamu mengalami hal itu maka ubahlah pola pikirmu untuk bekerja dengan cerdas.
Mungkin saat ini kamu sudah bekerja selama 2 tahun dan 15 jam per hari, namun hal ini nggak menjamin jika kamu akan mendapatkan promosi. Kamu akan terlalu lelah jika terus-terusan bekerja. Untuk menempati posisi yang bagus memang membutuhkan usaha keras. Tapi kamu juga harus mengetahui bahwa pesaingmu melakukan cara yang lebih cerdas untuk mendapatkannya. Para atasan tidak hanya menilai kinerja melalui lamanya kamu bekerja tetapi lebih ke nilai efisiensi.
Selain menilai kredibilitasmu dalam bekerja, Atasan dan teman kerja juga memperhatikan interaksi sosialmu di kantor. Menikmati pekerjaan bukan berarti kamu bersikap perfeksionis dalam menyelesaikannya. Kegiatan yang seperti itu akan merepotkan orang lain apabila harus dikerjakan bersama tim. Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang terselesaikan tanpa melewati batas waktu. Atasan akan menghargai hal itu daripada harus memberikan tenggang waktu lagi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna. Selain itu, masih banyak pekerjaan lain antri untuk diselesaikan.
Banyak penelitian yang memaparkan bahwa kurang istirahat dan banyak menghabiskan waktu di kantor dapat menurunkan produktifitas. Energimu juga dapat terbuang sia-sia jika kamu berkerja terlalu keras. Apalagi jika harus meninggalkan jam makan siang dan memilih menyelesaikan pekerjaan di kantor. Kamu pasti terlihat sangat sibuk dan kekurangan waktu padahal kamu belum bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mulai mencoba membuat to-do-list serta target harian agar lebih jelas dan terarah.
Karyawan yang berprestasi dan punya jenjang karir bagus pasti memahami bahwa nggak lagi zamannya berkerja tanpa memperhatikan keseimbangan work-life.
