Profil KGPAA Hamangkunegoro, Kukuhkan Diri Jadi Pakubuwono XIV

- KGPAA Hamangkunegoro, putra mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat, akan menjadi Pakubuwono XIV setelah ayahnya mangkat pada 2 November.
- Ia lahir pada 26 September 2002 dan telah diangkat menjadi Putra Mahkota pada Februari 2022. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan S-2 di UGM.
- Kehidupan KGPAA Hamangkunegoro tak lepas dari kontroversi, termasuk masalah status permaisuri ibunya dan insiden menabrak pengendara motor serta kritik terhadap pemerintah di Instagram.
Usai Pakubuwono XIII mangkat di usia 77 tahun pada 2 November kemarin, takhta Raja Keraton Surakarta Hadiningrat otomatis kosong. Namun, putra bungsunya yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro yang berstatus sebagai Putra Mahkota disebut akan menjadi penerusnya.
Profil KGPAA Hamangkunegoro kemudian menjadi sorotan. Hal ini tak lain karena usianya yang masih muda, yaitu 23 tahun. Ia bahkan telah mengukuhkan diri sebagai Raja Keraton Surakarta Hadiningrat yang baru dan akan bergelar Pakubuwono XIV.
Penasaran dengan latar belakang penerus takhta Keraton Surakarta Hadiningrat ini? Simak rangkuman informasi berikut.
Profil KGPAA Hamangkunegoro

Ia lahir pada 26 September 2002 dengan nama Gusti Raden Mas Suryo Mustiko. Ia merupakan anak bungsu Pakubuwono XIII dari pernikahannya dengan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono alias KRAy Pradapaningsih alias Asih Winarni.
Namanya berubah menjadi Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puruboyo, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya, hingga KGPAA Hamangkunegoro. Ia diangkat menjadi Putra Mahkota pada 27 Februari 2022 lalu, dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan kenaikan tahta PB XIII ke-18.
Pendidikan KGPAA Hamangkunegoro

Karena statusnya sebagai anak Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, KGPAA Hamangkunegoro sudah dipersiapkan sebagai penerus takhta dari jauh-jauh hari. Ia diketahui menempuh pendidikan S-1 di Universitas Diponegoro Jurusan Hukum dan telah lulus pada 2024 lalu.
Tak berhenti di situ, saat ini KGPAA Hamangkunegoro disebut sedang melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Gadjah Mada di Jurusan Politik dan baru memulai studinya pada Agustus 2025. Selain bidang akademik, ia juga aktif dalam dunia seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan.
Kontroversi KGPAA Hamangkunegoro

Kehidupan KGPAA Hamangkunegoro tak terlepas dari kontroversi. Meski berstatus sebagai anak permaisuri, Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dipimpin adik Sunan, yakni GKR Wandansari alias Gusti Moeng, menilai bahwa pengangkatannya sebagai calon raja menyalahi paugeran atau aturan adat. Penyebabnya adalah status permaisuri sang ibu yang dipermasalahkan karena semestinya didapat saat perempuan yang dinikahi dalam kondisi masih perawan.
Selain itu, KGPAA Hamangkunegoro yang mengendarai mobil pernah tertangkap kamera CCTV menabrak pengendara motor di Bundaran Gladak atau di dekat gerbang Alun-alun Utara Keraton Solo. Ia diduga melakukan aksi tabrak lari. Namun, hal itu sempat dibantah. Ia disebut sedang berupaya melapor ke Satuan Tugas (Satgas) Satgas Pengaman Keraton, sesuai aturan internal. Setelah kejadian, peristiwa itu berakhir damai.
Terbaru, KGPAA Hamangkunegoro jadi bahan perbincangan karena unggahan di Instagram Story @kgpaa.hamangkunegoro. Ia menyatakan "Nyesel Gabung Republik" dengan background hitam. Hal ini terjadi karena dirinya mengkritik pemerintah tentang berita BBM oplosan.
Kukuhkan diri jadi Pakubuwono XIV

Pada 5 November, jenazah Pakubuwono XIII diberangkatkan ke Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Di sinilah momen bersejarah itu terjadi. KGPAA Hamangkunegoro berdiri di hadapan peti jenazah sang ayahanda dan membacakan ikrar dalam bahasa Jawa.
“Atas perintah dan titah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, saya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, pada hari ini, Rabu Legi, 14 Jumadilawal Tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, naik tahta menjadi Raja Keraton Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIV,” tuturnya.
Ikrar itu disebut menandai awal masa pemerintahannya sebagai raja baru Keraton Surakarta Hadiningrat. Secara adat Jawa, prosesi sumpah ini dianggap sah karena dianggap sebagai simbol kesetiaan dan meneruskan amanah. Kakak tertuanya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, menegaskan bahwa apa yang dilakukan adiknya sesuai dengan tradisi turun-temurun.
Akan tetapi, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, yang sempat terlibat dalam konflik Raja Kembar dengan Pakubuwono XIII, mengklaim hal yang berbeda. Untuk saat ini, ia yang menjabat sebagai Maha Menteri Keraton Surakarta akan menjadi pelaksana tugas (Plt) Ad Interim Raja Keraton.
Salah satu tugas utamanya adalah mengawal pemilihan raja baru yang kemungkinan baru berlangsung 40 atau 100 hari setelah wafatnya Pakubuwono XIII sesuai paugeran Keraton. Dikutip dari detikJateng, Juru bicara Tedjowulan, KPA Bambang Ary Pradotonagoro, juga menyebut bahwa mungkin saja adik-adik Pakubuwono XIII yang secara usia sudah lebih tua menjadi penerus takhta.
Bagaimana tanggapanmu, Bela?



















