Kampanye Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum Bikin WFO Nyaman

Aksi nyata 3 perusahaan transportasi lawan pelecehan seksual

Kampanye Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum Bikin WFO Nyaman

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Pertengahan September 2022 lalu saat saya menggunakan transportasi umum Commuter Line untuk menuju lokasi liputan, secara diam-diam saya difoto oleh seorang laki-laki paruh baya menggunakan ponselnya. Saya tidak menyadari hal tersebut sampai akhirnya, saya diberi tahu oleh penumpang perempuan lain bahwa ada seorang laki-laki mengambil foto diri saya. Sebagai bukti, ia sempat merekam tingkah laku laki-laki tersebut dan ditunjukkan ke saya.

Betapa kagetnya saya mengetahui hal ini. Perempuan tadi pun mengaku tidak bisa melakukan apapun karena takut, sehingga hanya bisa merekam apa yang terjadi di depan matanya. Saya sebagai korban juga tidak bisa berbuat apapun selain merasa kesal, marah, dan takut. Menurut penuturan perempuan itu, laki-laki tadi tidak ikut naik kereta yang kami naiki dan malah jalan menjauh dari kereta.

Mendengar pengakuan ini, saya berinisiatif melaporkannya ke petugas keamanan yang ada di dalam rangkaian kereta agar waspada dan tidak ada lagi korban serupa.

Kampanye Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum Bikin WFO Nyaman

Memang, belakangan ini kasus pelecehan seksual di transportasi umum marak terjadi. Beberapa sempat tertangkap kamera dan viral di media sosial. Namun, tak sedikit pula yang memilih diam ketika menjadi korban atau mengetahui ada tindak pelecehan seksual di hadapannya.

Jika sudah begini, kita tidak bisa menyalahkan korban atau saksi apabila mereka tidak berani melapor. Sebab, wajar jika kita menjadi terpaku dan tidak bisa berbuat apapun saat melihat kejadian tersebut.

Jumlah kasus pelecehan seksual yang kian mengkhawatirkan

Berdasarkan Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) yang dilakukan pada 2022 dan melibatkan 4.236 responden, didapati fakta bahwa 78,89% responden perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik dan lebih dari setengahnya mengalami pelecehan seksual di jalanan umum atau taman.

Melansir dari CNN.com, di kawasan Jakarta sendiri jumlah kasus pelecehan seksual di tahun 2022 masih sangat mengkhawatirkan. Dibandingkan dengan tahun 2020 yang terdapat 8 kasus dan 7 kasus di tahun 2021, pada pertengahan tahun 2022 saja jumlah kasus tersebut meningkat menjadi 15 kasus.

Kasus pelecehan seksual yang dilaporkan pun beraneka ragam. Mulai dari pelecehan seksual di dalam gerbong kereta Commuter Line, masturbasi di dalam bus Transjakarta, hingga pelecehan di peron kereta.

Perusahaan mulai menerapkan WFO, rasa was-was pun muncul

Pasca pandemi, atau tepatnya setelah libur lebaran 2022 usai, PPKM juga sudah mulai diturunkan ke level 1. Itu menjadi sebuah pertanda bahwa pandemi akan menjadi endemi dan perusahaan juga sudah diperbolehkan untuk work from office (WFO) seratus persen.

Hal ini juga kemudian diperkuat dengan Instruksi Kementerian Dalam Negeri (Inmendagri) No.26/2022 bulan Juni 2022 yang berbunyi sebagai berikut.

"Pelaksanaan kegiatan pada sektor non-esensial diberlakukan maksimal 100 persen Work From Office (WFO) bagi pegawai yang sudah divaksin dan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada pintu akses masuk dan keluar tempat kerja."

Tentu kebijakan WFO yang mulai kembali diterapkan menjadi sinyal positif bagi perekonomian dalam negeri yang akan bergerak lebih agresif lagi. Tapi, di satu sisi, maraknya kasus pelecehan seksual di transportasi publik memunculkan rasa was-was. Terlebih soal keamanan dari dan menuju lokasi bekerja. Tentu kita tak ingin hal buruk terjadi, bukan?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here