Viral Ada di Depok, Ini Fakta-Fakta Tentang Babi Ngepet

Makhluk legenda sejak zaman Majapahit

Viral Ada di Depok, Ini Fakta-Fakta Tentang Babi Ngepet

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

‘Babi’ menjadi salah satu kata kunci trending di Twitter, kemarin malam (27/4/2021). Hal tersebut lantaran ditangkapnya seekor babi yang diduga adalah babi ngepet. Penangkapan dilakukan oleh warga RT 02/004, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok pada Selasa (27/4/2021) dini hari setelah sebelumnya sempat gagal.

Isu adanya babi ngepet di daerah tersebut sudah ramai sejak tiga bulan lalu, warga diresahkan dan kesal dengan adanya teror dari babi ngepet. Beberapa dari mereka kehilangan uang dan sempat melihat sehingga dilakukan penangkapan, seperti yang diungkap oleh salah seorang warga, Matalih.

Kini babi tersebut telah ditempatkan pada sebuah kadang dari bambu kuning dan menurut penuturan warga, tubuhnya kian mengecil. Lantas apa sebenarnya babi ngepet itu? Apakah benar tubuhnya dapat mengecil? Apakah ia dapat berubah menjadi manusia? Berikut fakta-fakta tentang babi ngepet.

Viral Ada di Depok, Ini Fakta-Fakta Tentang Babi Ngepet

Makhluk legenda

Babi ngepet adalah salah satu makhluk legenda Indonesia yang bercerita tentang siluman babi. Dari mitos yang beredar, bercerita bahwa babi ngepet adalah orang yang ingin kaya dengan cara mengambil pesugihan babi. Mitos pesugihan dan babi ngepet sudah ada sejak lama, menurut makalah “Cerita-Cerita Pesugihan di Jawa” oleh Mashuri.

Cliford Geertz, salah seorang sejarawan yang mencatat keberadaan mitos babi ‘jadi-jadian’ ini dari hasil penelitian pada dekade 1950. Geertz tinggal di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur pada 1952. Lalu, ia meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958. Dari hasil penelitiannya, ia menerbitkan buku History of Java atau Abangan, Santri, dan Priyayi.

Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg. Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani. Melansir Historia, masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, serta orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi. Suku Jawa sendiri mengenal istilah ‘celengan’ yang terkait dengan babi hutan atau ‘celeng’ dalam bahasa Jawa.

Berdasarkan penelitian pula, dalam masa kerajaan Majapahit ada sebuah celengan berbentuk babi yang bulat dan memiliki ruang yang besar untuk menyimpan. Hal itu sebagai simbolisasi mencari kekayaan, karena watak babi adalah tidak pernah puas dan rakus.

Proses beraksi

Saat akan "beraksi", biasanya ada dua orang, pertama yang menjadi tuan. Si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, orang tersebut akan berubah menjadi babi. Sementara orang yang satu lagi harus menjaga lilin agar tidak goyang apinya.

Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya. Tugas si penjaga lilin adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi manusia biasa. Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu, lemari, dinding, dsb.

Beberapa orang yang melakukan pesugihan tersebut terkadang sampai rela untuk memakan kotoran hewan dan memberikan tumbal. Sedangkan untuk menangkap babi ngepet, berdasarkan mitos, orang yang akan menangkap harus telanjang bulat.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌