5 Peraturan Taliban Terhadap Perempuan Afganistan yang Bikin Miris

Terakhir adanya larangan berkuliah

5 Peraturan Taliban Terhadap Perempuan Afganistan yang Bikin Miris

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Pada 15 Agustus 2021, Taliban menggulingkan pemerintahan Ashraf Ghani dan merebut kekuasaan di Afghanistan. Satu tahun kemudian, negara ini menghadapi banyak tantangan khususnya untuk para perempuan yang tinggal di Afganistan.

Hal tersebut seakan mengulang keadaan yang pernah terjadi di tahun 1990-an, ketika Taliban masih menguasai Afghanistan. Sekarang, setelah kembali merebut kekuasaan  serangkaian pembatasan telah diberlakukan kembali terhadap perempuan di Afghanistan.

Melansir DW.com, Agnes Callamard selaku sekretaris jenderal Amnesty International mengatakan, “Kurang dari satu tahun setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, kebijakan kejam mereka merampas hak jutaan perempuan dan anak perempuan untuk menjalani kehidupan yang aman, bebas, dan memuaskan,” ungkapnya pada bulan Juli lalu.

Lantas apa saja peraturan yang diberlakukan Taliban terhadap perempuan Afganistan? Terbaru bahkan timbulkan kecaman dunia internasional. Melansir dari beberapa sumber, berikut adalah daftar peraturan Taliban yang memberatkan perempuan Afganistan.

1. Taliban melarang perempuan berkuliah

5 Peraturan Taliban Terhadap Perempuan Afganistan yang Bikin Miris

Afghanistan melakukan aksi protes. Protes dilakukan sebagai bentuk protes mereka terhadap rezim Taliban yang memberlakukan larangan berkuliah bagi remaja perempuan.

Pemuda dan dosen melakukan aksi walk out dari ruang kelas sebagai bentuk protes mereka, dan itu semua terjadi di seluruh negeri Afghanistan.

Pemerintah Taliban mengeluarkan pernyataan yang menangguhkan semua perempuan untuk menghadiri universitas, tingkat pendidikan tertinggi yang dapat dicapai sebagian besar anak perempuan Afghanistan adalah hanya sampai kelas 6 saja.

Melansir DW.com, beberapa remaja perempuan melakukan protes di ibu kota Kabul pada hari Rabu. "Hari ini kami turun ke jalan-jalan di Kabul untuk menyuarakan penolakan terhadap penutupan universitas perempuan," kata pengunjuk rasa dari kelompok Persatuan dan Solidaritas Perempuan Afghanistan.

Sebuah laporan dari NPR mengatakan pejabat Taliban sejak saat itu telah memberikan berbagai dalih untuk melanjutkan pelarangan, mulai dari ingin meninjau kurikulum anak perempuan hingga diskusi tentang seragam mereka.

Tetapi karena keanehan dalam proses pengambilan keputusan, perempuan masih diperbolehkan untuk kuliah, meskipun dengan persyaratan yang ketat. Mereka harus menutupi rambut dan wajah mereka setiap saat, mengenakan jubah hitam panjang yang longgar dan mematuhi pemisahan gender yang ketat. 

2. Anak perempuan dilarang melanjutkan sekolah menengah

Masih terkait dunia pendidikan. Menurut PBB, Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia di mana anak perempuan tidak diperbolehkan bersekolah. Menyusul sebuah larangan bersekolah bagi anak-anak perempuan di sekolah menengah.

Berbicara atas nama Taliban saat itu, Zabihullah Mujahid membuat sejumlah janji untuk pemerintahan baru. Salah satunya adalah mengizinkan perempuan untuk tetap aktif baik bersekolah maupun bekerja. 

Mereka telah berulang kali berjanji kepada komunitas internasional bahwa larangan itu bersifat sementara, pada bulan Maret kelompok tersebut tiba-tiba mengingkari janji untuk mengizinkan sebagian besar anak perempuan kembali ke sekolah.

Keputusan tersebut dibuat begitu tiba-tiba sehingga banyak siswi yang kembali ke kelas ketika guru mereka dipaksa untuk mengeluarkan mereka. Banyak siswa yang menangis.

Sekolah menengah untuk anak perempuan akan dibuka setelah "aturan pakaian yang sesuai" disepakati untuk siswa berusia 12 tahun ke atas.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here