Didik Nini Thowok Menjadi "Nyawa" Film 'Perempuan Pembawa Sial'

Diakui oleh Fajar Nugros, Didik Nini Thowok merupakan pemeran yang harus ada di dalam film Perempuan Pembawa Sial. Saat proses menulis naskah bersama Susanti Dewi selaku produser dan Husein M. Atmodjo (Monji) selaku co-scriptwriter, naskah bisa saja berubah total jika seniman yang akrab disapa Eyang Didik tersebut menolak tawaran mereka.

"Tapi aku inget dulu kalau misal Eyang Didik jadwalnya nggak bisa, kita akan ada perubahan besar dalam script-nya. Jadi waktu casting itu harus Eyang Didik dulu, bisa atau nggak? Kalau nggak, kita akan cari script lain dulu," ungkapnya dalam sesi interview di IDN HQ Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelum tenar sebagai seorang penari, Didik Nini Thowok pernah menjalani profesi sebagai dukun manten. Setelah lama vakum, ia mengulang momen tersebut demi film Perempuan Pembawa Sial. Tak sekadar merias, rupanya ia juga harus merapalkan mantra-mantra tertentu untuk menonjolkan aura sang pengantin.

"Kebetulan saya kan aslinya dukun manten. Tapi karena akhirnya memilih (profesi) ke pertunjukan tari, akhirnya saya tinggal. Cuma masih bisa kalau sekarang ngelakuin itu lagi. Saya masih tradisional banget," ujarnya saat ditanya mengapa bersedia bergabung menjadi cast Perempuan Pembawa Sial, selain karena telah ditawari secara langsung oleh Fajar Nugros.

Berkat latar belakang inilah riasan pengantin Mirah (diperankan oleh Raihaanun) tak dibuat asal-asalan. Ada satu momen ketika tim produksi harus menunda pengambilan gambar karena Didik Nini Thowok menyebut riasan sang aktris masih belum sesuai.

"Karena beliau ini memang ahli merias manten (pengantin), suatu hari kita harus delay syuting tiga jam karena menurut Eyang (riasannya) nggak presisi. Jadi kita harus benerin dulu makeup-nya Mirah supaya hasilnya bagus," kata Fajar Nugros.

Proses syuting Perempuan Pembawa Sial dilakukan di sebuah pendopo persemayaman jenazah raja yang berlokasi di Imogiri, Yogyakarta. Gara-gara lokasinya yang cukup angker, Fajar Nugros mengungkap bahwa Raihaanun sempat enggan ditinggal berdua saja dengan Didik Nini Thowok.

Dari segi mantra pun, Didik Nini Thowok menggunakannya dengan hati-hati. Ia tak segan memberi tahu tim produksi bahwa proses pengambilan gambar harus segera diakhiri agar mantra yang ia rapalkan tak mendatangkan petaka. Di adegan lain, ia juga meminimalisasi penggunaan mantra dan menggantinya dengan tembang "Asmaradana".

Perempuan Pembawa Sial merupakan sebuah film horor tentang Mirah (Raihaanun) yang dikutuk menjadi Bahu Laweyan. Akibatnya, setiap lelaki yang menikah dan berhubungan badan dengannya akan menjemput ajal. Kira-kira apa penyebabnya? Temukan jawabannya di bioskop mulai 18 September, ya, Bela!