7 Film Animasi Indonesia dengan Waktu Produksi dan Biaya Fantastis

- Jumbo (2025) jadi film animasi kualitas Pixar, butuh 5 tahun dan Rp20–40 miliar, tayang di 17 negara.
- Battle of Surabaya (2015) sebagai aimasi 3D ambisius, butuh 3 tahun dan Rp15 miliar, meraih penghargaan internasional.
- Nussa (2021) menjadi serial YouTube jadi film, butuh 2,5 tahun dan Rp5-8 miliar, menang Festival Film Indonesia 2021.
Beberapa waktu terakhir, pembahasan mengenai film animasi Indonesia kembali ramai di media sosial menyusul rilisnya trailer animasi Merah Putih: One For All. Banyak netizen memberikan kritik, terutama terkait kualitas animasi dan cerita yang dianggap terburu-buru dalam film yang diperkirakan menelan biaya produksi sekitar Rp6,7 miliar ini. Bahkan, ada yang membandingkan langsung dengan film animasi Indonesia lain yang sudah lebih dulu sukses, seperti Jumbo.
Lantas, film animasi apa saja yang pernah mencuri perhatian dan berhasil meraih sukses di Tanah Air maupun kancah internasional? Berikut deretan film animasi Indonesia yang patut diketahui dari proses pengerjaan hingga biaya produksinya, Bela!
1. Jumbo (2025)
Film animasi ini menjadi kebanggaan Indonesia karena kualitasnya yang mendapat pujian setara film Pixar atau Disney. Disutradarai oleh Ryan Andriandhy, Jumbo bercerita tentang petualangan seekor anak gajah di tengah perjuangan melindungi habitatnya. Produksi film Jumbo melibatkan sekitar 200 kreator dan memakan waktu hingga 5 tahun. Budget yang dialokasikan cukup besar, sekitar Rp20–40 miliar, dan film ini sukses meraih lebih dari 10 juta penonton serta tayang di 17 negara.
2. Battle of Surabaya (2015)
Dikenal sebagai salah satu animasi 3D paling ambisius di Indonesia, Battle of Surabaya mengangkat kisah perjuangan pemuda Indonesia saat masa perang kemerdekaan. Disutradarai Aryanto Yuniawan, film ini memakan waktu pengerjaan sekitar 3 tahun dan menghabiskan dana sekitar Rp15 miliar. Selain tayang di lebih dari 10 negara, film ini juga meraih sejumlah penghargaan internasional berkat kualitas animasi dan cerita nasionalisme yang kuat.
3. Nussa (2021)
Berawal dari serial animasi pendek yang populer di YouTube dan televisi nasional, film Nussa diangkat menjadi fitur panjang pada tahun 2021. Disutradarai Bony Wirasmono, cerita film ini berfokus pada seorang anak laki-laki disabilitas yang cerdas dan saleh, yang berkompetisi dalam proyek sains di sekolahnya. Pengerjaan film ini berlangsung sekitar 2,5 tahun dengan budget yang diperkirakan antara Rp5-8 miliar. Film ini juga memenangkan penghargaan Film Animasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.
4. Si Juki The Movie (2024)
Diangkat dari komik populer, Si Juki The Movie hadir dalam dua judul, yaitu Panitia Hari Akhir (2017) dan Harta Pulau Monyet (2014). Disutradarai oleh Faza Meonk, film ini mengajak penonton berpetualang dengan gaya humor khas Indonesia. Produksi film ini memakan waktu sekitar 5 hingga 6 tahun dengan budget sekitar Rp10 miliar. Film ini cukup sukses dengan jumlah penonton mencapai ratusan ribu orang.
5. Riki Rhino (2020)
Riki Rhino mengangkat tema konservasi satwa langka dengan cerita tentang badak Sumatera yang kehilangan cula akibat pemburu liar dan berusaha merebutnya kembali. Disutradarai Erwin Budiono, film ini menggabungkan grafis menarik dan pesan lingkungan kuat.
Produksi memakan waktu sekitar 4,5 tahun, termasuk riset dan pengumpulan aset, dengan melibatkan 75-100 animator. Biaya produksi film yang berhasil tayang di beberapa negara Asia Tenggara ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp16 miliar.
6. Knight Kris (2017)
Knight Kris adalah film animasi yang mengangkat budaya Indonesia lewat kisah Bayu, bocah yang menemukan keris magis dan menjadi ksatria. Disutradarai oleh Aro Margono dan B. Wicaksono, serta diproduseri Deddy Corbuzier, film ini dikerjakan sekitar lima tahun dengan biaya sekitar Rp18 miliar. Meski anggarannya tergolong efisien, proses produksinya cukup panjang.
7. Merah Putih: One For All (2025)
Berbeda dengan film-film animasi Indonesia lain yang memerlukan waktu bertahun-tahun dan budget besar, Merah Putih: One For All hanya memerlukan waktu pengerjaan sekitar 1,5 bulan dengan budget sekitar Rp6,7 miliar. Durasi pengerjaan yang sangat singkat ini memicu kontroversi dan perdebatan soal kualitas serta efisiensi produksi, mengingat animasi fitur biasanya memakan waktu minimal satu tahun untuk menghasilkan karya berkualitas yang layak tayang di bioskop.
Film ini mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah yang tergabung dalam Tim Merah Putih, yang bertugas menemukan kembali bendera pusaka yang hilang sebelum upacara Hari Kemerdekaan. Dalam perjalanan penuh tantangan tersebut, mereka menunjukkan semangat persatuan dan nasionalisme, memperlihatkan bahwa perbedaan justru menjadi kekuatan dalam menghadapi rintangan bersama.
Itulah, film animasi Indonesia yang terpantau butuh waktu lama dan budget besar untuk hasil maksimal. Animasi cepat dengan biaya besar seperti Merah Putih memicu tanda tanya soal kualitas dan prosesnya, tapi tetap jadi bukti perkembangan industri animasi Tanah Air.



















