Sejarah Barongsai: Filosofi, Jenis, dan Perkembangannya di Indonesia

Barongsai jadi pertunjukan hiburan tiap imlek tiba

Sejarah Barongsai: Filosofi, Jenis, dan Perkembangannya di Indonesia

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Jelang perayaan Imlek, sejarah barongsai akan menarik untuk dibahas. Pertunjukan hiburan merupakan salah satu kesenian asal Tiongkok. Di Indonesia, barongsai biasanya ditampilkan saat Tahun Baru Imlek.

Tak hanya kostumnya, sejarah barongsai juga punya cerita yang panjang, lho, Bela! Selain itu, gerakannya pun punya jenis dan filosofi tersendiri. Lalu, bagaimana hiburan ini akhirnya bisa berkembang di Indonesia? Simak informasinya di bawah ini.

1. Sejarah barongsai

Sejarah Barongsai: Filosofi, Jenis, dan Perkembangannya di Indonesia

Di negara asalnya, barongsai dikenal dengan nama 舞狮 (wǔ shī) yang berarti tarian singa. Cikal bakal kesenian ini diyakini berawal dari beberapa singa tampak di daratan Tiongkok Kuno yang kini bernama Xinjiang. Pada masa yang berlangsung sekitar 202 SM–220 M itu, singa diduga muncul karena adanya jalur perdagangan sutra. Gerakan hewan buas ini kemudian banyak diikuti oleh masyarakat pada zaman tersebut.

Imitasi gerakan itu lalu mulai berkembang menjadi sebuah kesenian sekitar 220 M–280 M pada periode tiga kerajaan. Tarian ini makin populer saat periode dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Masa itu, Raja Song Wen Di kesulitan saat melawan serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglima Zhong Que kemudian berinisiatif membuat tiruan boneka singa untuk mengusirnya. Tak disangka, cara ini berhasil sehingga wǔ shī bisa berkembang sebagai kesenian.

Namun, ada juga versi cerita lain yang berkembang soal sejarah barongsai. Di zaman Tiongkok Kuno, ada sesosok makhluk menakutkan bernama Nian yang muncul saat musim semi dan Tahun Baru Imlek. Agar tidak mengganggu manusia lagi, Nian ditakut-takuti masyarakat dengan berbagai cara yang meriah, seperti bermain petasan, kembang api, hingga tarian singa ini.

2. Filosofi barongsai

Meski bernama tarian singa, barongsai diyakini merupakan perwujudan singa yang digabungkan dengan beberapa hewan lainnya. Singa menjadi bentuk utama karena hewan ini memiliki citra yang baik di kalangan masyarakat Tiongkok. Berikut filosofi masing-masing unsur pembentuknya:

  1. Kepala (singa): melambangkan kekuatan, keunggulan, dan kebijaksanaan.
  2. Tanduk (jambul burung): melambangkan kehidupan dan mewakili unsur perempuan. 
  3. Telinga dan ekor (makhluk mistis): melambangkan kebijaksanaan dan keberuntungan. 
  4. Punuk di belakang kepala (kura-kura): melambangkan umur yang panjang. 
  5. Dagu dan jenggot (naga): melambangkan kepemimpinan, kekuatan, dan mewakili unsur laki-laki. 
  6. Tulang belakang (ular): melambangkan kekayaan dan pesona. 

Selain itu, warna-warna yang digunakan untuk kostum barongsai juga punya makna tersendiri. Ada lima warna yang menjadi simbol elemen kehidupan dan arah mata angin. Berikut rinciannya:

  1. Kuning (pusat): melambangkan bumi.
  2. Hitam (utara): melambangkan air.
  3. Merah (selatan): melambangkan api.
  4. Putih (barat): melambangkan logam.
  5. Hijau (timur): melambangkan kayu. 
  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here