Trailer dan Poster Resmi "Perempuan Pembawa Sial" Dirilis, Angkat Mitos Lokal Bahu Laweyan

- Film horor baru dari Fajar Nugros berjudul Perempuan Pembawa Sial angkat mitos kuno Bahu Laweyan yang jarang diangkat ke layar lebar.
- Raihaanun sebagai Mirah menjadi tokoh utama perempuan yang menghadapi stigma masyarakat dan kutukan menyeramkan.
- Catatan sosial yang tajam dan horor mencekam sekaligus mengangkat isu stigma terhadap perempuan serta tradisi Indonesia.
Dunia perfilman horor Indonesia kembali kedatangan karya terbaru dari sutradara Fajar Nugros. Setelah sukses lewat Inang (2022), kini ia menghadirkan Perempuan Pembawa Sial yang telah resmi merilis trailer dan poster perdananya.
Film ini siap tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 18 September 2025. Film ini terasa berbeda lantaran kisahnya yang berakar pada mitos lokal, yakni Bahu Laweyan. Cerita rakyat ini dikenal menyeramkan sekaligus sarat filosofi, tetapi jarang sekali diangkat ke layar lebar.
Mirah dan kutukan Bahu Laweyan

Trailer resmi yang berdurasi hampir dua menit itu menyoroti sosok Mirah (Raihaanun), seorang perempuan yang harus menanggung kutukan Bahu Laweyan. Hidupnya dipenuhi stigma masyarakat yang menganggap dirinya membawa sial.
Bahkan, suaminya dibunuh secara tragis setelah menyaksikan penampakan horor: delman dengan kusir tanpa kepala dan kain laweyan yang menari di kegelapan malam. Lewat atmosfer gelap dan nuansa budaya tradisional yang kental, trailer ini menghadirkan kengerian yang tidak hanya mencekam secara visual, tetapi juga emosional.
Kembali ke horor dengan sentuhan budaya lokal

Fajar Nugros mengungkapkan alasannya kembali membuat film horor setelah Inang yang lebih dulu rilis pada 2022.
"Ketika membuat 'Perempuan Pembawa Sial', saya ingin membentuk pengalaman menonton yang mencekam sekaligus membawa budaya tradisional Indonesia kepada penonton modern. Indonesia memiliki banyak sekali mitos dan cerita rakyat yang unik dan patut untuk diperkenalkan ke masyarakat modern, saya harap 'Perempuan Pembawa Sial' dapat memberikan pengalaman menonton yang tidak hanya mencekam, namun autentik dan Indonesia sekali," ungkapnya saat konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Sementara itu, Winston Utomo selaku eksekutif produser menekankan bahwa film ini menghadirkan horor dengan akar budaya yang kuat.
"Bahu Laweyan adalah mitos yang unik, jarang sekali terdengar, tetapi menyimpan filosofi yang dalam. Kami ingin memperlihatkan bagaimana budaya ini bisa menjadi sarana untuk menghadirkan horor yang autentik sekaligus relevan bagi penonton masa kini," jelasnya.
Raihaanun harus menghadapi peran yang berat

Sebagai pemeran utama, Raihaanun turut membagikan pengalamannya saat memerankan Mirah yang penuh penderitaan dan stigma.
"Mirah adalah sosok perempuan yang berjuang melawan cap buruk dari masyarakat, sesuatu yang terasa sangat dekat dengan kenyataan. Membawakan peran ini membuat saya belajar memahami bagaimana perempuan sering kali menjadi korban dari label yang tidak adil," ujarnya.
Lebih dari sekadar film horor biasa, Perempuan Pembawa Sial juga menyoroti persoalan sosial tentang stigma terhadap perempuan. Catatan sosial yang tajam ini dibungkus dalam kengerian mitos kuno Bahu Laweyan sehingga menjanjikan pengalaman menonton yang berbeda, yakni sebuah perjalanan menembus batas ketakutan dan prasangka.
Apakah kutukan Bahu Laweyan hanya sekadar cerita rakyat, atau justru ia sedang menunggu untuk kembali menelan korban berikutnya? Jawabannya bisa kamu saksikan di layar lebar mulai 18 September 2025!



















