Di zaman yang serba canggih ini, ChatGPT sudah menjadi dari bagian keseharian kita. Bertanya hal remeh, mencari tahu informasi, sampai mengobrol apapun, ChatGPT sudah menjadi andalan. Bahkan, kita tentu pernah berandai-andai, bagaimana jadinya jika ChatGPT benar-benar ada di dunia nyata? Pasti dia bisa menjadi salah satu teman cerita yang serba tahu tanpa menghakimi.
Inilah yang menjadi benang merah dari film Tron: Ares, film besutan Joachim Rønning ini menjadi stand alone sequel dari pendahulunya Tron: Legacy (2010). Meski digadang-gadang sebagai 'stand alone sequel', masih ada benang merah dan hal-hal yang bisa kamu bandingkan dari kedua film dengan jeda waktu 15 tahun tersebut. Apa yang menarik dari film ini? Simak selengkapnya berikut ini.
