Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Review 'Anaconda': Tegang Karena Teror, Tapi Bikin Tawa Nggak Kendor

DF-06189_06194_r.jpg
Dok. Sony Pictures
Intinya sih...
  • Film Anaconda menawarkan sensasi deg-degan yang dibalut dengan humor ringan, cocok ditonton saat ingin melepas penat tanpa berpikir terlalu keras.

  • Proses syuting film reboot Anaconda berubah menjadi perjuangan bertahan hidup ketika para karakter bertemu dengan anaconda sungguhan di Hutan Amazon.

  • Kombinasi antara komedi dan bahaya membuat film ini terasa segar, dengan chemistry para pemain yang solid dan visual hutan yang mendukung cerita.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah deretan film akhir tahun yang didominasi drama berat dan horor penuh teriakan, Anaconda hadir sebagai tontonan alternatif yang terasa segar. Film stand alone ini menawarkan sensasi deg-degan yang dibalut dengan humor ringan, membuatnya cocok ditonton saat ingin melepas penat tanpa harus berpikir terlalu keras. Teror ular raksasa tetap jadi daya tarik utama, tapi kali ini disajikan dengan pendekatan yang lebih santai dan menghibur.

Alih-alih menghadirkan ketakutan murni, Anaconda justru bermain di wilayah abu-abu antara horor dan komedi. Penonton diajak tegang sekaligus tertawa melihat kekacauan yang dialami para karakternya. Kombinasi inilah yang membuat film ini terasa pas sebagai tontonan bersama teman atau keluarga di momen liburan, ketika yang dicari bukan hanya adrenalin, tetapi juga hiburan yang menyenangkan.

Synopsis 'Anaconda' (2025)

Anaconda berkisah tentang sekelompok teman lama yang kembali berkumpul demi mewujudkan proyek lama mereka: membuat film reboot Anaconda dengan anggaran terbatas. Awalnya, proses syuting berjalan santai dan penuh nostalgia, layaknya proyek iseng untuk mengenang masa lalu. Namun situasi berubah drastis ketika ular yang mereka gunakan sebagai properti justru mati akibat sebuah kecelakaan tak terduga.

Tak ingin proyek mereka gagal, kelompok ini mengambil keputusan nekat untuk mencari ular pengganti langsung di Hutan Amazon. Keputusan tersebut membawa mereka ke petualangan berbahaya yang jauh dari rencana awal. Di tengah hutan yang lebat dan asing, mereka justru bertemu dengan anaconda sungguhan yang masih hidup, liar, dan sangat mematikan.

Sejak saat itu, proses syuting berubah menjadi perjuangan bertahan hidup. Ular raksasa tersebut terus memburu mereka tanpa ampun, memaksa setiap karakter menghadapi ketakutan, kekacauan, dan keputusan ceroboh yang berisiko tinggi. Apa yang awalnya dimulai sebagai proyek film sederhana pun menjelma menjadi teror nyata yang mengancam nyawa mereka satu per satu.

Anaconda
2025
3.8/5
Directed by Tom Gormican
Producer

Brad Fuller, Andrew Form, Kevin Etten, Tom Gormican

Writer

Tom Gormican, Kevin Etten

Age Rating

D13+

Genre

Action, Comedy, Horror

Duration

100 Minutes Minutes

Release Date

24 December

Theme

Meta-Comedy/Adventure

Production House

Columbia Pictures

Where to Watch

XXI Cinemas, CGV Cinemas

Cast

Jack Black, Paul Rudd, Steve Zahn, Thandiwe Newton, Daniela Melchior, Selton Mello

Trailer 'Anaconda' (2025)

'Anaconda' Still Images

Premis meta yang segar

DF-06169.jpg
Dok. Sony Pictures

Anaconda mengisahkan sekelompok teman lama yang kembali berkumpul untuk mewujudkan mimpi lama mereka: membuat film reboot Anaconda dengan dana seadanya. Premis ini terasa meta dan cukup cerdas, karena film ini sadar betul dengan warisan film aslinya yang ikonik sekaligus absurd.

Awalnya, semuanya berjalan seperti proyek iseng penuh nostalgia. Mereka membawa properti, menyusun konsep seadanya, dan mencoba menertawakan ambisi lama yang tertunda. Namun situasi berubah drastis ketika ular yang mereka gunakan sebagai properti justru mati secara tragis.

Keputusan impulsif untuk mencari ular pengganti di Hutan Amazon menjadi titik balik cerita. Dari sinilah film mulai bergeser dari komedi nostalgia menjadi petualangan penuh bahaya yang tak mereka rencanakan sama sekali.

Ketegangan yang dibuat dari kekacauan

DF-11773_rv2.jpg
Dok. Sony Pictures

Saat anaconda asli muncul, film ini tak ragu menampilkan sisi liarnya. Ular raksasa tersebut bukan sekadar ancaman latar, tetapi menjadi sumber teror yang terus membayangi para karakter. Setiap langkah terasa salah, setiap keputusan terasa membawa risiko baru.

Yang menarik, ketegangan ini justru diperkuat oleh kekacauan para tokohnya sendiri. Mereka bukan tim profesional, bukan pula pemburu terlatih, hanya sekelompok orang biasa yang panik dan sering bertindak ceroboh. Hal ini membuat situasi terasa lebih dekat dan menghibur.

Alih-alih membuat frustrasi, kebodohan para karakter justru menjadi sumber humor yang efektif. Penonton dibuat geregetan, tapi tetap tertawa karena sadar bahwa kekacauan inilah inti dari film ini.

Komedi yang mengalir alami tanpa terkesan dibuat-buat

Anaconda 1.jpg
Dok. Sony Pictures

Salah satu kekuatan Anaconda terletak pada komedinya yang terasa organik. Lelucon tidak dipaksakan, dialog mengalir natural, dan situasi lucu muncul dari dinamika antar karakter yang sudah lama saling mengenal.

Chemistry para pemain terasa solid, membuat candaan mereka terasa hidup dan tidak canggung. Humor datang dari interaksi kecil, ekspresi spontan, hingga keputusan konyol yang muncul di saat-saat genting.

Kombinasi antara komedi dan bahaya inilah yang membuat film ini terasa segar. Penonton tidak hanya menunggu adegan seram, tetapi juga momen-momen ringan yang membuat suasana kembali cair setelah ketegangan memuncak.

Visual dan atmosfer hutan yang mendukung cerita

Anaconda 2.jpg
Dok. Sony Pictures

Latar Hutan Amazon dimanfaatkan dengan cukup efektif untuk membangun atmosfer. Hutan yang lebat, gelap, dan terasa tak ramah menjadi arena sempurna bagi teror ular raksasa yang mengintai tanpa suara.

Meski bukan film dengan visual megah ala blockbuster, Anaconda tetap berhasil menciptakan suasana yang mencekam. Kamera dan tata suara bekerja cukup baik untuk membuat penonton merasa terjebak bersama para karakter.

Kehadiran anaconda sendiri dibuat cukup meyakinkan untuk mendukung cerita. Ia bukan sekadar efek visual, tetapi benar-benar diposisikan sebagai ancaman yang tak bisa diremehkan.

Tontonan ringan yang tepat sasaran

Anaconda 7.jpg
Dok. Sony Pictures

Memang, film ini terasa sedikit dragging di sekitar sepuluh menit awal. Proses pengenalan karakter dan set-up cerita berjalan agak lambat sebelum akhirnya menemukan ritmenya sendiri.

Namun setelah itu, Anaconda berkembang menjadi tontonan yang konsisten menghibur. Film ini tahu apa yang ingin disajikan dan tidak mencoba menjadi sesuatu yang terlalu serius atau berpretensi tinggi.

Sebagai film liburan, Anaconda sangat cocok ditonton bersama teman atau keluarga dewasa. Ringan, seru, lucu, dan cukup menegangkan, sebuah paket hiburan yang pas untuk melepas penat di akhir tahun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
Niken Ari Prayitno
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Career

See More

[EKSKLUSIF] Dunia Mimpi Kugy Jadi Nyata: Cerita Alya Syahrani di 'Musikal Perahu Kertas'

31 Des 2025, 09:15 WIBCareer