Memiliki Penyakit Mental, Seniman Ini Justru Sukses Mendunia

she's badass!

Memiliki Penyakit Mental, Seniman Ini Justru Sukses Mendunia

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Kalau kamu masih asing mendengar nama Yayoi Kusama, pasti kamu sudah mengenalnya lewat Instagram. Familiar kan dengan foto para selebgram yang membelakangi labu kuning raksasa bermotif polkadot hitam? Atau sebuah ruangan yang dikelilingi kaca lengkap didominasi lampu bola berwarna-warni yang menggantung? Ya, kalau kamu mulai familiar dengan keunikan instalasi tersebut, Yayoi Kusama lah seniman yang menciptakan karya memukau itu, Bela.

Motif polkadot jadi ciri khasnya lantaran sedari kecil, Yayoi sudah melihat seluruh ruangan di depan mata hingga tubuhnya dipenuhi polkadot mungil. Halusinasi inilah yang justru menjadi buah ide seninya, Bela. Selain itu seni merupakan jalan terbaik bagi Yayoi untuk menumpahkan segala kegelisahan yang selalu muncul dalam dirinya. Namun, meski Yayoi menderita penyakit mental, namanya tetap ‘harum’ dikenal sebagai seniman yang mendunia. Karyanya tidak hanya sekedar jadi spot ‘selfie wonderland’ tapi setiap karya yang ia buat, selalu memiliki makna yang mendalam, Bela.

Lalu bagaimana seorang Yayoi Kusama bisa sangat sukses ya?

1. Workaholic Banget

yayoi-kusama-at-the-centre-74f4aac39acc83b59eb6d2b788afc5dc.jpgdaily-dose-of-art.com

Ternyata Yayoi punya karakter sebagai pekerja keras, Bela. Ia juga terobsesi jadi seniman yang sangat terkenal. Ia suka berada di tengah kerumunan banyak orang atau di sebuah pesta hingga di pertunjukan dan jadi pusat perhatian.

2. Berani Berekspresi meski provokatif

48592b87deaccc60a78124ec20e9a3f1-bffedc1a590fe418a29bd22ef6ef9394.jpgLondonTown.com

Karya Yayoi sebetulnya tak hanya bermotif polkadot, justru sedari awal Yayoi hijrah ke Amerika pada 1957, ia sering kali menciptakan karya yang provokatif, seperti menutupi meja, kursi dan sepatu dengan objek berbentuk penis berwarna perak. Ia juga menggunakan tubuh manusia sebagai medianya, bahkan salah satu performans eksperimental di Brooklyn Bridge jadi paling menarik perhatian. Sebab para partisipannya tampil telanjang dan di tubuh mereka juga dipenuhi gambar dots khas Yayoi. Performans eksperimental ini ternyata berkaitan dengan isu perang dunia II, dan dikenal dengan judul ‘Naked Happenings’. Karya provokatif seperti inilah yang membuat orang mudah mengingat Yayoi Kusama.

3. Dipuji Kritikus Seni

iv140712-942long-5ceb0d1973db3900df54e7d240bce66b.jpgLondonTown.com

Tahun 1959, pada pameran pertamanya di New York, Kusama memamerkan lima karya lukisan tangannya, yakni Infinity Nets atau jaring tak berhingga. Jika diamati, motif ini mirip dengan keluk gelombang di permukaan laut, Bela. Motif ini ternyata terinspirasi dari pengalaman pribadi Yayoi ketika ia melihat gelombang Samudera Pasifik dari jendela pesawat dalam perjalanannya dari Jepang menuju Amerika. Karya ini pun mendapat komentar dari seniman Amerika Serikat bernama Donald Judd yang saat itu bekerja sebagai kritikus seni untuk ARTnews. “Yayoi adalah seorang pelukis yang jujur. Lima karya ini sangat kuat, tajam secara konsep,” tulis Donald Judd pada kolomnya di ARTnews.

4. Tidak patah semangat meski mengalami problem mental

yayoi-kusama-31-dede9502143038ffb68ac6abcb3b9e27.jpgwhatthehellz.com

Setelah 15 tahun tinggal di US, Yayoi memutuskan kembali ke Jepang pada 1973. Lalu pada 1977, ketika gangguan mental yang ia alami semakin akut, Yayoi memutuskan tinggal di Rumah Sakit yang khusus menangani penyakit mental di Tokyo. Namun ia tak berhenti berkarya, Yayoi tetap menuju studionya yang tak jauh dari RS, lalu kembali ke RS untuk makan dan melakukan perawatan. Namanya memang sempat terpendam, namun sosok Yayoi kembali mencuri perhatian pada tahun 1993 ketika ia mewakili Jepang di pameran Venice Biennale. Karyanya pun langsung dipamerkan di New York, London, dan Los Angeles. Tahun 2011 dan 2012 karya Yayoi semakin terkenal karena dipamerkan di Whitney Museum, New York, lalu the Tate Modern di London, serta the Centre Georges Pompidou di Paris, hingga dipamerkan di Madrid, museum the Reina Sofía.

5. She’s badass!

digital-blog-feature-17-20170606-yayoikusama-201-37f51f8d5e6e076c830bc0e6a64363cf.jpgblog.qagoma.qld.gov.au

Kisah personal sang seniman biasanya menarik perhatian para kolektor. Tak terkecuali pasangan muda yang membeli karya Yayoi yang diwawancarai Artsy. “She’s badass. Ia mengerjakan apa yang ia inginkan. Ia juga tetap jujur kepada diri sendiri dan tanpa perlu ada penyesalan. Ia membiarkan dunia yang menghampirinya,” ucap si pembeli yang merasa karya Yayoi membuatnya bisa memahami kisah hidup sang seniman. Meski terkesan kehidupannya begitu kelam, sosok Yayoi tetap membuat banyak orang menilai kalau dia adalah seniman yang super keren dan inspiratif. Problem mental isu yang ia hadapi sama sekali nggak membuat keberaniannya hilang. Ia pun masih jadi sosok yang suka jadi pusat perhatian dan berpenampilan dengan gaya unik seperti memakai wig merah, dan duduk nyaman di kursi roda bermotif polkadots.

Setelah mengetahui bagaimana seorang Yayoi berhasil menjadi seniman terkenal di dunia, kamu sudah bisa mulai memahami setiap karya Yayoi Kusama yang sedang dipamerkan di Museum MACAN bilangan Jakarta Barat, Bela. Ingat, jangan sekadar selfie tanpa tahu kisah hidup Yayoi yah.  

 

BACA JUGA: Memahami Kegelisahan Yayoi Kusama Lewat Karya Labu Kuningnya di Jakarta

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here