Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Poster Resmi 'Monoplay Melati Pertiwi', Soroti 6 Pahlawan Perempuan Indonesia

Salinan dari BEFORE_20251118_094644_0000.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati
Intinya sih...
  • Poster 'Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa' dirilis di Gedung Kesenian Jakarta pada 17 November 2025
  • Peluncuran poster dihadiri oleh produser, sutradara, dan para pemeran utama yang memerankan enam pahlawan perempuan Indonesia
  • Visi artistik dan penekanan nilai sejarah menjadi fokus utama dalam persiapan pertunjukan 'Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa'
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Poster resmi Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa akhirnya dirilis pada Senin (17/11/2025) di Gedung Kesenian Jakarta, menandai babak penting menuju pertunjukan teater yang telah lama dinantikan. Poster tersebut diperkenalkan langsung oleh para sosok utama di balik produksi—Marcella Zalianty selaku produser sekaligus pemain, sutradara Wawan Sofwan, serta jajaran pemeran seperti Maudy Koesnaedi, Hana Malasan, dan Glory Hillary.

Peluncuran ini bukan sekadar momen simbolis, tetapi juga perayaan atas kerja keras panjang dan komitmen kreatif yang telah mereka bangun untuk menghadirkan kisah pahlawan perempuan Indonesia ke panggung teater modern. Di balik sambutan hangat publik, para pemain tampak antusias memperlihatkan bagaimana pertunjukan mendatang disiapkan dengan intens, penuh dinamika, dan kolaborasi artistik yang kuat. Kalau ingin tahu informasi lengkapnya, mari simak dalam artikel berikut ini, Bela!

Peluncuran poster 'Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa'

Monoplay Melati Pertiwi hadir sebagai panggung yang menegakkan kembali keberanian, ketangguhan, .jpg
Instagram.com / keana_film

Peluncuran poster Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa di Gedung Kesenian Jakarta pada Senin (17/11/2025) menjadi momentum penting menjelang pertunjukan yang akan digelar akhir bulan. Acara ini menghadirkan produser serta salah satu pemeran, Marcella Zalianty, sutradara Wawan Sofwan, dan para aktris yang memerankan enam Pahlawan Nasional perempuan Indonesia. Dalam sambutannya, Wawan menegaskan arah kreatif pementasan ini. “Kami tidak hanya sekadar menceritakan ulang biografi, tetapi membongkar jiwa dari setiap karakter… kami akan menggunakan elemen panggung, multimedia, dan akting yang intens untuk menciptakan pengalaman teater yang tak terlupakan,” ujarnya.

Enam pemeran yang diperkenalkan pada peluncuran poster tersebut adalah Isyana Sarasvati sebagai S.K. Trimurti, Maudy Koesnaedi sebagai Nyi Ageng Serang, Tika Bravani sebagai Rasuna Said, Hana Malasan sebagai Ratu Kalinyamat, Marcella Zalianty sebagai Laksamana Malahayati, dan Glory Hilary sebagai Christina Martha Tiahahu. Keenam tokoh ini dirangkai dalam satu narasi lintas zaman yang menggambarkan keberanian, ketangguhan, dan kecerdasan perempuan Indonesia dalam membangun bangsa.

Antusiasme para pemeran hidupkan semangat pahlawan perempuan Indonesia

Salinan dari BEFORE_20251118_094644_0002.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Hana Malasan membuka sesi dengan berbagi antusiasme terhadap perannya sebagai Ratu Kalinyamat. Sebagai pendatang baru di proyek sebesar ini, ia menuturkan betapa menantangnya memerankan sosok tersebut. “Memerankan Ratu Kalinyamat membuat saya melihat bahwa keberanian perempuan pada masa lalu—dalam memimpin, mengambil sikap, dan mempertahankan tanahnya—sangat relevan dengan semangat kita hari ini, untuk berani menjadi diri sendiri dan memimpin di bidang masing-masing,” ujarnya.

Glory Hilary kemudian menyampaikan pengalamannya memerankan Christina Martha Tiahahu. Sebagai aktris muda asal Ambon, ia mengaku memiliki kedekatan emosional dengan tokoh perjuangan dari tanah kelahirannya itu. Bagi Glory, karakter tersebut begitu kuat hingga ia merasa tertantang namun penuh energi untuk menghidupkannya. “Christina Martha Tiahahu menggambarkan semangat juang yang membara sejak usia sangat muda… Saya berharap dapat menyalurkan api semangatnya itu melalui pertunjukan ini,” katanya.

Salinan dari BEFORE_20251118_094644_0003.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Maudy Koesnaedi, yang telah beberapa kali terlibat dalam proyek bertema sejarah, mengungkapkan pendalaman perannya sebagai Nyi Ageng Serang. Ia menekankan bagaimana sosok itu mengajarkannya tentang keteguhan dan strategi seorang pemimpin perempuan. “Nyi Ageng Serang adalah figur yang tak hanya kuat, tetapi juga bijaksana dalam membaca situasi. Saya belajar bahwa kepemimpinan perempuan memiliki kedalaman yang sering kali tidak terlihat di permukaan,” ujarnya.

Setelah itu, Marcella Zalianty menjelaskan bagaimana memerankan Laksamana Malahayati menjadi perpaduan antara tanggung jawab artistik dan rasa hormat pribadi terhadap sosok legenda tersebut. Ia menuturkan, “Laksamana Malahayati adalah legenda. Seorang laksamana perempuan pertama di dunia, pemimpin pasukan Inong Balee, sungguh luar biasa. Tidak hanya memerankannya, saya juga terhormat menjadi produser di proyek ini… Saya ingin menginspirasi perempuan lain untuk menjadi ‘laksamana’ di bidangnya masing-masing.”

Dua pemeran lain hadir melalui pesan khusus. Tika Bravani, yang berhalangan hadir, menyampaikan pandangannya tentang Rasuna Said melalui video, menyoroti pentingnya pendidikan dan suara perempuan. Sementara itu, Isyana Sarasvati yang sedang sakit tetap mengirim salam dan rasa hormatnya terhadap S.K. Trimurti, tokoh yang menginspirasinya tentang keberanian dalam menyuarakan kebenaran melalui tulisan dan seni.

Marcella Zalianty ungkap misi besar di balik 'Monoplay Melati Pertiwi'

Salinan dari BEFORE_20251118_094644_0001.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Sebagai produser, Marcella Zalianty memaknai Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa sebagai wadah penting untuk menghidupkan kembali semangat para pahlawan perempuan yang sering kali tenggelam dalam arus sejarah. Ia menegaskan bahwa pementasan ini lahir dari kebutuhan untuk menghadirkan seni yang bukan hanya indah dilihat, tetapi juga bermakna bagi penonton. “Bagi saya, Monoplay Melati Pertiwi adalah sebuah proyek yang sangat personal sekaligus universal. Kisahnya menggali tentang kekuatan para pahlawan perempuan, pergulatan batin, dan makna identitas di tengah tekanan zaman. Melalui monoplay ini, kami ingin membawa penonton pada sebuah perjalanan introspeksi yang mendalam,” ungkapnya.

Melengkapi visi tersebut, Wawan Sofwan menjelaskan bagaimana keseluruhan elemen artistik disusun untuk menciptakan pengalaman yang intim dan emosional. Pendekatan panggung, ritme monolog, tata cahaya, dan proyeksi multimedia disiapkan untuk menuntun penonton masuk ke ruang batin setiap tokoh—membangun hubungan yang dekat, seolah para pahlawan perempuan itu berbicara langsung dari masa lalu.

Harga tiket 'Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa'

Pertunjukan Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa akan digelar Selasa, 25 November 2025 di Gedung Kesenian Jakarta, dengan dua sesi pementasan pada pukul 16.00 WIB dan 19.30 WIB. Tiket tersedia dengan harga Rp150.000 hingga Rp1.000.000 melalui loket.com. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui Instagram resmi @keana_film.

Jadi, sudah siap menyaksikan bagaimana enam pahlawan perempuan Indonesia dihidupkan kembali di panggung Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Jejak Sejarah Perjalanan Bangsa?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Career

See More

16 Twibbon Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Lengkap Gratis

14 Des 2025, 11:35 WIBCareer