Melompat Melayang di Flavs "Unity" 2023 Hari Kedua

Dari nostalgia hingga terpikat pendatang baru

Melompat Melayang di Flavs "Unity" 2023 Hari Kedua

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Selebrasi 30 tahun hip hop di Indonesia sangat terasa di Festival musik FLAVS, persembahan Visicita Network. Festival yang berlangsung pada 14 dan 15 Oktober 2023 di Gambir Expo Kemayoran kemarin, melengkapi kerinduan gempita scene RnB dan hip hop sejak tahun 90-an. Generasi X, Millennial hingga Gen Z berbagi sukacita tanpa memandang usia. 

Dari pantauan Popbela selama berada di gelaran ini, ada empat penampilan yang menyita perhatian kami. Apa saja?

RAN, the crowd pleaser

Melompat Melayang di Flavs "Unity" 2023 Hari Kedua

Bagaimana trio musisi bisa meracik musik yang terasa relevan untuk semua kalangan? Salah satunya dengan membuat formula aransemen pop yang bisa masuk ke festival pop, jazz dan RnB. Mereka adalah Rayi, Asta dan Nino. Di panggung mana saja mereka berada, selalu sukses menjadi magnet yang mampu menarik perhatian penonton tidak hanya dari musiknya, namun juga dari stage act, dan tahu bagaimana berkomunikasi dengan penonton. 

Menyanyikan "Jadi Gila", "Kulakukan Semua Untukmu", hingga "Dekat di Hati" yang dianggap Nino sebagai lagu paling RnB (Rindu dan Baper), tentu mengundang karaoke terbuka dari berbagai penjuru panggung Rhyme & Grind. Tidak heran jika penampilan mereka dipadati ratusan penonton.

Menerawang jauh ke masa lalu

Beralih ke panggung Boombox, sesi Indonesian Rap Time Machine memancing para penonton yang memiliki masa remaja di tahun 90-an untuk segera menempati posisi tengah di depan FOH demi mendapat audio yang nyaman di telinga. Karena, kehadiran para musisi hip hop legendaris Indonesia akan segera memuaskan dahaga indahnya masa lalu, ketika hanya memiliki penyeranta (pager) sebagai alat komunikasi canggih kala itu.

Penampilan dibuka langsung oleh Iwa K yang membawa lagi hitnya, "Kuingin Kembali" dari tahun 1993, dan langsung disusul oleh Denada yang menyanyikan "Sambutlah" dari tahun 1994. Nostalgia era club Parkit hingga tongkrongan di Taman Ria Senayan, secara otomatis menjadi bahan perbincangan di antara penonton generasi 90-an. Belum usai menggali memori, Black Skin sudah naik panggung untuk membawakan "Cewek Matre" yang hit di tahun 1995, dilanjutkan oleh Sindikat 31 dengan "Kera Sakti" yang juga hit di tahun sama.

Secara keseluruhan, bombardir nostalgia Indonesian Rap Time Machine ini lebih menggigit ketimbang Tribute to Iwa K yang terlalu banyak potongan wawancara di sela penampilan, sehari sebelumnya. Sehingga, euforia kenangan terus melonjak di Indonesian Rap Time Machine dibandingan dengan rasa tersekat-sekat di Tribute to Iwa K. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here