Joko Anwar Membawa Era Baru Sinema Lewat Semesta 'Dark Legend'

- Joko Anwar membawa era baru sinema lewat semesta Dark Legends
- Menghidupkan kembali legenda dengan perspektif baru dalam dunia sinema
- Percayakan kursi sutradara untuk talenta baru, DNA sinematik yang tetap gelap, emosional, dan relevan
Bagi Joko Anwar, menghidupkan kembali legenda-legenda Indonesia bukan sekadar nostalgia. Sutradara dan produser ini tengah merintis proyek besar bernama Dark Legends, sebuah semesta yang akan menginterpretasi ulang kisah-kisah rakyat dengan perspektif lebih gelap, emosional, dan multidimensi.
Salah satu pembukanya adalah Legenda Kelam Malin Kundang, proyek yang ia percayakan kepada dua sutradara muda di bawah bendera Come and See Pictures. "Legenda-legenda kita itu sebenarnya kaya banget, tapi selama ini jarang dibedah secara emosional dan manusiawi," kata Joko. "Dengan Dark Legends, kita memberi perspektif baru yang lebih gelap tapi tetap relevan."
Melalui roundtable interview, Joko Anwar kemudian 'idenya' ini. Penasaran? Simak selengkapnya di sini!
Menghidupkan kembali legenda dengan perspektif baru
Dalam dunia sinema, Joko Anwar dikenal sebagai sosok yang selalu tampil dengan gagasan jangka panjang. Legenda Kelam Malin Kundang bukan film yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari semesta besar yang tengah ia bangun: Dark Legends.
"Saya selalu ingin mengeksplor legenda-legenda Indonesia dari sudut pandang yang berbeda, yang lebih dalam, lebih emosional, dan lebih kelam," jelas Joko.
Menurutnya, legenda seperti Malin Kundang memiliki potensi besar ketika digali dari sisi trauma, dinamika keluarga, hingga konsekuensi emosional yang jarang disentuh. "Kita semua tahu ceritanya sejak kecil, tapi belum pernah melihatnya dari perspektif yang lebih manusiawi. Itu yang ingin kita bawa."
Percayakan kursi sutradara untuk talenta baru
Salah satu kejutan dari proyek ini adalah keputusan Joko Anwar menyerahkan kursi sutradara kepada dua nama muda: Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat. Sebuah langkah berani, tapi terukur.
"Kita di Come and See Pictures selalu mencari bakat baru yang punya visi kuat. Kevin dan Rafki itu talenta yang sudah lama kami lihat prosesnya, dan mereka punya perspektif segar untuk cerita seperti ini," kata Joko.
Walaupun memberi kebebasan kreatif, ia tetap memastikan konsistensi lewat proses presentasi intens dari duo sutradara tersebut. "Saya tidak perlu ikut mengarahkan di set. Yang penting adalah mereka paham DNA ceritanya. Dan mereka berhasil."
DNA sinematik yang tetap gelap, emosional, dan relevan
Meski tidak turun langsung menyutradarai, jejak estetika Joko tetap terasa: atmosfer kelam, konflik emosional yang kaya, dan karakter-karakter yang membawa luka lama.
"Dark Legends itu bukan tentang horor saja. Ini tentang manusia, tentang hubungan keluarga, trauma, dan pilihan-pilihan yang membawa konsekuensi," ujarnya.
Ia percaya bahwa akar legenda Indonesia menyimpan lapisan emosi yang mampu berbicara kepada generasi modern. "Kita membuatnya relevan tanpa menghilangkan esensi asli cerita. Itu tantangan sekaligus daya tariknya."
Lingkungan produksi yang sehat
Joko menekankan pentingnya lingkungan kerja yang aman, terutama untuk cerita yang membawa beban emosi besar. Ia memastikan tim produksi dan para aktor bekerja dalam suasana yang terbuka, komunikatif, dan saling menghormati.
"Film seperti ini berat secara emosional. Kalau set-nya toxic atau banyak drama, energi itu bisa kebawa dan merusak proses."
Ia juga mengapresiasi kerja para aktor yang mampu memberi kedalaman pada karakter masing-masing. "Faradina Mufti dan Rio Dewanto memberikan interpretasi yang luar biasa. Mereka membuat konflik keluarga dalam cerita ini terasa sangat nyata."
Harapan besar untuk semesta yang tengah ia bangun saat ini
Harapan Joko sederhana namun ambisius: mengembalikan legenda-legenda Nusantara ke pusat percakapan publik. "Kita punya begitu banyak cerita indah dan kelam dari budaya kita. Sayang kalau tidak dibawa ke generasi sekarang dengan pendekatan yang lebih modern," katanya.
Melalui Dark Legends, ia ingin menunjukkan bahwa cerita rakyat bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi bahan bakar kreatif untuk masa depan industri film Indonesia. "Ini baru awal. Masih banyak legenda lain yang ingin kami hidupkan kembali. Semoga penonton ikut menjadi bagian dari perjalanan ini."



















