Dari Penyanyi Hingga Masuk Klan Cendana, Ini Sepak Terjang Mayangsari

Nama Mayangsari mulai dikenal di industri musik Indonesia di tahun 1990-an. Album debutnya saat itu berjudul Gairah, namun kurang meledak di pasaran. Tak patah semangat, Mayangsari terus menelurkan karya terbarunya di tahun 1991. Bukan hanya satu, Mayangsari bahkan merilis dua album di tahun yang sama, yakni Album Rock dan Selamat Malam Cinta.

Lahir di keluarga seniman membuat Mayangsari memiliki kemampuan nyinden. Ayahnya Ki Dalang Sugito Purbocarito merupakan seorang dalang terkenal di Purwokerto dan sang ibu Nyi Woro Cengkir Gading dikenal sebagai sinden. Melihat latar belakang orangtuanya, tak heran kalau Mayangsari memiliki kemampuan nyinden seperti sang ibu.

Dari 14 judul album yang pernah ia rilis, satu lagu yang paling hits dari Mayangsari yakni berjudul “Tiada Lagi”. Lagu ini rilis di tahun 1997 dan termasuk di dalam album Harus Malam Ini.

Tahun 2000 menjadi tahun paling berkesan bagi Mayangsari. Sebab, di tahun 2000 menjadi penanda satu dekade dirinya berkarya di industri musik Indonesia. Ia berkolaborasi dengan Dewa Budjana lewat album Izinkan yang mengaransemen semua lagu di album tersebut.

Semenjak menikah dengan Bambang Trihatmodjo di tahun 2000, Mayangsari tak lagi terlalu aktif di dunia musik. Terakhir tercatat, Mayangsari mengeluarkan album repackage di tahun 2005 dan Hanya Untukmu di tahun 2014. Sempat menjadi bintang iklan, Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman sosialitanya. Tak hanya itu, bersama anak perempuannya, Khirani Siti Hartina Trihatmodjo (14), Mayangsari juga kerap traveling keluar negeri untuk mengisi waktu luangnya.

Itulah tadi sepak terjang Mayangsari dari awal karier hingga menjadi anggota Keluarga Cendana. Ada lagi fakta menarik Mayangsari yang kamu tahu, Bela? Tulis di kolom komentar, ya.