Resep Sukses Peggy Regina Katuuk, Bisnis Partner Royal

Dulunya seorang nasabah, kini punya banyak nasabah

Resep Sukses Peggy Regina Katuuk, Bisnis Partner Royal

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sebagian besar masyarakat ada yang antipati dengan kehadiran asuransi. Entah berawal dari mana, diprediksi ini bermula ketika bertemu dengan agen asuransi yang menakut-nakuti tentang sakit, mati dan tentang nasib orang dekat yang ditinggalkan. Ada pula kawan dekat yang lama tak bertemu, kemudian mengajak bertatap muka eh ternyata dia agen asuransi. Lantas dia memaksa kita untuk berasuransi. Perasaan rindu setelah lama tak bertemu buyar sudah.

Padahal, kalau dipikir-pikir lagi pekerjaan sebagai agen asuransi itu mulia. Seperti yang dilakukan Peggy Regina Katuuk, yang telah sembilan tahun dia bergabung dengan Sequis Life. Strateginya bukan memaksa atau menakut-nakuti tetapi mengedukasi. Menurutnya, mengedukasi berarti sifatnya memberi wawasan atau pengetahuan, bukan memaksa atau menawarkan secara berlebihan.

Penasaran dengan konsep ini? Makanya, kita wajib lebih dekat dulu yuk dengan Peggy Regina Katuuk. Keep scrolling, Bela!

1. Strategi edukatif versi Peggy Regina Katuuk

Resep Sukses Peggy Regina Katuuk, Bisnis Partner Royal

Peggy memberi contoh strategi edukatifnya itu. "Misalnya ada seseorang punya istri dan anak. Ia adalah kepala keluarga yang menopang kehidupan keluarganya. Jika tak ada kepala keluarga, otomatis tak ada pemasukan bagi anak-istrinya itu," paparnya.

Maka, penopang income keluarga harus dijaga betul dari risiko kehidupan: sakit dan meninggal dunia. Jika sakit, mungkin bisa dilindungi oleh BPJS. Tapi jika meninggal, siapa yang berperan untuk mencari nafkah?

"Dari pertanyaan itu, saya beri pertanyaan lagi: jika ada pihak lain, atau sebuah perusahaan yang dapat menggantikan peran almarhum sebagai pencari nafkah, mau atau tidak?" ujar Peggy.

"Tentu saja mau, bukan? Di situlah kehadiran perusahaan asuransi," ujarnya. Melalui metode paparan edukatif itu, Peggy banyak menjaring nasabah asuransi. Cara yang tidak menakut-nakuti, tak memaksa, namun memberi perumpamaan yang memang sangat dekat dengan realita.

2. Proyeksi biaya pendidikan

Di dalam kehidupan, kita tidak bisa menghindari dua risiko itu: sakit dan meninggal. Hanya dengan menyisihkan premi untuk asuransi jiwa, maka kelak keluarga yang ditinggalkan akan tetap tercukupi ekonominya. Begitu pun misalnya, untuk pendidikan. Peggy memberi contoh tentang biaya masuk kuliah di PTN yang mana saat ini mungkin brkisar Rp15-20 juta, dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan sebesar 10% per tahun. Lalu, apa kabarnya biaya tersebut di 10 tahun mendatang? Otomatis akan ikut meningkat juga.

Para orangtua berpenghasilan standar perlu menabung dalam jumlah besar per bulan untuk persiapan biaya kuliah putra-putrinya. Itu pun jika dalam perjalanannya tak terhalang oleh risiko kehidupan. Bila sampai sakit atau meninggal, otomatis biaya tabungannya teralihkan. 

"Melalui asuransi, biaya preminya tidak cukup besar dibanding dana persiapan dalam bentuk tabungan biasa. Tapi ketika anak Anda kuliah kelak, sudah pasti dana untuk cover biayanya bisa turun," terang perempuan kelahiran Bitung itu. Kalau pun terjadi risiko kehidupan, dana yang disiapkan untuk kuliah anak itu tidak terganggu.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here