Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Popbela's Playlist: The Book of Us

Cek album baru Nadin Amizah, Santamonica, dan Aldrian Risjad

Zikra Mulia Irawati

Saat mendengarkan satu album penuh milik suatu grup atau musisi, saya membayangkan betapa rumit proses di baliknya. Kumpulan lagu-lagu tersebut biasanya memiliki kesamaan dari segi genre, tema lirik, atau detail kecil lainnya. Oleh karena itu, mengulik cerita di balik rekaman sebuah album selalu menyenangkan karena ada saja cerita menarik di sana.

Pada Popbela's Playlist kali ini, ada tiga album yang membawa ceritanya masing-masing, mulai dari perjalanan cinta, menelusuri kembali akar musik, hingga keluh-kesah para dewasa muda. Rilisan tersebut adalah milik Nadin Amizah, Santamonica, dan Aldrian Risjad.

Tak sabar menyelami ceritanya? Cek albumnya di bawah ini, yuk!

1. Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya – Nadin Amizah

Dok. Istimewa

Tiap orang memiliki cerita yang berbeda dalam proses mencintai dirinya sendiri. Lewat album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya, Nadin Amizah berbagi bahwa dirinya bisa mencapai titik tersebut setelah dicintai orang lain. Album berisi 11 track ini menjadi rangkuman kisah cinta yang tak selalu indah, tetapi pada suatu titik akan terasa manis jika dijalani bersama orang yang tepat.

"Selain punya ide menulis lagu cinta, sebenarnya aku juga punya ide melebarkan akar jadi sesuatu yang lebih kokoh dan serabutan. Sengaja aku ingin banget bikin karya sesuatu yang tidak bisa didefinisikan menjadi satu genre. Ini adalah langkah aku untuk bisa dilihat sebagai sesuatu yang lebih multi-dimensional dibanding aku yang sebelumnya. Kita akan melihat bahwa bagi Nadin, dunianya adalah Nadin, cintanya adalah Nadin. Tapi kotornya juga Nadin Amizah," ungkap Nadin.

Selain memiliki perspektif yang lebih matang soal cinta, perempuan asal Bandung itu juga kian matang dari segi musikalitasnya. Ia mengajak deretan produser seperti Lafa Pratomo, Gusti Irwan Wibowo, Rifan Kalbuadi, Rayhan Rizki Ramadhan, Zulqi Ramadhana, Sal Priadi, dan Teddy Adhitya dalam mewujudkan suara-suara di album ini.

2. Reminisce 189 – Santamonica

Dok. Sinjitos Creative

Seperti judulnya, album Reminisce 189 merupakan sebuah ajakan mengarungi kapsul waktu dari Santamonica untuk penggemarnya menuju EP 189. Rilisan perdana tersebut dibawakan ulang dengan sentuhan segar dan remix berbeda yang membuatnya terdengar lebih kaya.

Joseph Saryuf dan Sistine (Anindita Saryuf) turut melibatkan Gentle Tuesday, Jon X Kon, dan Direct Action untuk membayangkan ulang lagu-lagu unggulan Santamonica seperti "Please Say Yes", "Sought & Found", dan "Serenade of Yellow Park". Hasilnya, pendengar akan disuguhkan dengan campuran genre seperti electronic-pop, bossa nova, jazz, dan indie pop.

Album Reminisce 189 sejatinya juga menjadi momen penghargaan bagi pendengar setia Santamonica. EP 189 dirilis pada 2005 saat zaman belum serba-digital dan duo ini memikirkan kemungkinan ada penggemar yang belum sempat menggenggam rilisan fisiknya. Oleh karena itu, mereka menghadirkannya sekali lagi dalam sebuah kemasan baru setelah 18 tahun.

3. Jangan Padam – Aldrian Risjad

Dok. Sun Eater

Isi kepala anak muda tak jauh-jauh dari tanda tanya mengenai kehidupannya. Seperti halnya Aldrian Risjad dalam album perdananya, Jangan Padam. Ia mengumpulkan berbagai ide pergulatan batin di usia dewasa muda dan mempresentasikannya dengan 10 lagu bergenre rock.

"Aku yakin bahwa para pendengar di luar sana, khususnya mereka yang berusia kisaran 18 tahun hingga 27 tahun, pasti memahami betul bahwa ketegangan seperti ini selalu menjadi konflik batin yang rasa-rasanya tidaklah berujung. Menurutku, ini adalah narasi yang sangat personal, namun anehnya juga sangat universal di zaman sekarang," terangnya.

Aldrian menyebut bahwa album Jangan Padam merupakan sebuah pertaruhan besar di sepanjang kariernya, dari segi kreativitas, emosi, personal, hingga finansial. Namun, musisi kelahiran 1997 ini tak gentar membuktikan bahwa sebuah karya bisa idealis dan inklusif di saat yang sama. Tak heran jika ia menjadi solois pria termuda yang berhasil membawa pulang piala AMI Award untuk kategori Artis Solo Pria/Wanita Rock/Rock Instrumentalia Terbaik pada 2022 lalu lewat lagu "Berlari Pelan di Kota yang Cepat" yang juga termasuk di album ini.

Pada akhirnya, album musik ibarat sebuah buku bagi seorang musisi. Apakah kamu memiliki cerita yang mirip dengan para musisi di atas, Bela?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration