Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Dari Spanyol Hingga Belanda, Ini Sejarah Kolonialisme di Indonesia

Perjalanan panjang sebelum merdeka

Reyhan Putri

Indonesia memiliki sejarah masa kolonialisme yang panjang, bahkan hingga berabad-abad. Hal ini juga tidak hanya dilakukan oleh satu negara saja, namun oleh empat negara Eropa yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Kedatangan bangsa Eropa ke Tanah Air juga didorong oleh konsep 3G (Gold, Glory, Gospel), yaitu untuk memperbanyak kekayaan, kejayaan, serta menyebarkan ajaran agama Kristen.

Kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa juga memiliki satu tujuan, yaitu untuk memperluas wilayah dengan menguasai satu wilayah lain untuk mendapatkan sumber daya. Namun dari 4 bangsa Eropa yang saling berebut kekuasaan di Indonesia, Belanda menjadi negara yang paling lama menduduki Indonesia.

1. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)

commons.wikimedia.org

Bahkan Belanda sampai membangun salah satu perusahaan dagang tersukses di dunia yang dikenal dengan VOC. Didirikan pada tahun 1602 oleh Johan van Oldenbarnevelt, keberadaan VOC bertujuan untuk menghindari persaingan sesama pedagang Belanda, memperkuat Belanda dalam persaingan dengan Bangsa Eropa lain, dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

VOC memiliki hak yang sangat istimewa (octrooi) seperti mencetak mata uang sendiri, memiliki tentara sendiri, bahkan bisa menyatakan perang dengan negara lain. Selain itu, VOC juga memiliki beberapa kebijakan seperti pembayaran pajak dengan hasil bumi, penyerahan hasil bumi secara wajib menebang kelebihan jumlah tanaman agar tidak ada kelebihan produksi, dan pelayaran pemantauan penanaman rempah-rempah.

Meski menjadi salah satu perusahaan dagang tersukses, VOC akhirnya harus gulung tikar pada tahun 1799. Alasan paling utama yang menyebabkan kebangkrutan VOC adalah praktik korupsi yang dilakukan oleh para petingginya.

2. Kolonialisme di bawah pemerintahan Republik Bataaf

commons.wikimedia.org

Setelah jatuhnya VOC, Louis Napoleon, adik dari Napoleon Bonaparte yang saat itu memimpin kerajaan Belanda, mengangkat Herman Willem Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Tujuannya untuk mempertahankan pulau Jawa dari invasi Inggris.

Daendels selama masa pemerintahannya yang berlangsung sejak 1808 memiliki beberapa kebijakan di berbagai bidang, salah satunya yang paling terkenal adalah di bidang pertahanan yaitu membangun jalan Anyer-Panarukan. Namun, masa pemerintahan Daendels tak berujung mulus akibat praktik perbudakan dan kerja paksa.

Hal ini menimbulkan banyak perlawanan sehingga pemerintahan Daendels harus digantikan oleh Jan Willem Janssens pada tahun 1811. Pemerintahan Janssens juga tak bertahan lama karena Inggris berhasil menginvasi Hindia Belanda kala itu.

2. Kolonialisme di bawah pemerintahan Inggris

commons.wikimedia.org

Inggris mengutus Thomas Stamford Raffles untuk merebut kekuasaan Belanda dan mengangkatnya sebagai penguasa Hindia Belanda pada tahun 1811. Sebagai seorang Jenderal Gubernur, pemerintahan Raffles lebih halus dibandingkan pemerintahan Belanda sebelumnya.

Hal ini terlihat dari beberapa kebijakannya yang terkenal, seperti melarang kerja paksa dan perbudakan. Namun, ia tetap memberlakukan kebijakan pajak pemakaian tanah kepada petani karena tanah adalah milik pemerintah. Ia bahkan menjadi salah satu pencetus berdirinya Kebun Raya Bogor.

Pemerintahan Raffles di Hindia Belanda juga tak berlangsung lama. Pada tahun 1816, Inggris mengembalikan kekuasaan Indonesia kepada Belanda.

3. Kolonialisme di bawah pemerintahan Belanda

commons.wikimedia.org

Belanda yang kembali menguasai Hindia Belanda kini mengangkat Van der Capellen sebagai Gubernur Jenderal. Selain itu, Belanda juga mengirim Van den Bosch yang bertugas untuk meningkatkan rasa penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Belanda akibat banyaknya perlawanan terhadap Belanda.

Kebijakan Van den Bosch yang paling terkenal adalah cultuurstelses atau tanam paksa, di mana masyarakat Indonesia diwajibkan untuk menyisihkan 20% tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor. Namun kebijakan ini juga sering mengalami penyimpangan seperti lebar tanah untuk penanaman komoditas ekspor yang selalu bertambah, bahkan hingga setengah dari lahan yang ada.

Namun tanam paksa memiliki manfaat positif yaitu memberikan pengetahuan bagi petani Indonesia mengenai tanaman baru dan bagaimana cara membudidayakannya dengan benar.

Itulah sejarah singkat kolonialisme di Indonesia. 

IDN Media Channels

Latest from Inspiration