Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

[EKSKLUSIF] Bukan Horor, Syuting 'Kukejar Mimpi' Diwarnai Hal Mistis

'Kukejar Mimpi' jadi film cheerleader pertama di Indonesia

Aisyah Banowati

Di akhir bulan Maret ini, layar bioskop Tanah Air bukan hanya diisi dengan kedatangan berbagai judul film horor baru. Film teranyar garapan sutradara Indra Gunawan yang mengangkat kisah sekelompok remaja inspiratif dengan sentuhan komedi, Kukejar Mimpi, telah tayang sejak Kamis (21/3) lalu. 

Dibintangi oleh Aisyah Aqilah, Raisya Bawazier, Boah Sartika, hingga Oka Antara, Kukejar Mimpi mengisahkan seorang gadis bernama Mimpi yang ingin bergabung dengan tim cheerleader di SMA, dirinya pun berupaya masuk ke sekolah unggulan. 

Sayangnya, Mimpi harus menerima kenyataan bahwa dirinya gagal masuk SMA yang dituju dan harus berakhir di sekolah ‘buangan’. Meski demikian, ambisi Mimpi untuk menjadi pemandu sorak tak pernah surut. 

Bermodal semangat membara khas remaja, Mimpi membentuk tim cheerleader bersama teman-teman di sekolah barunya. Namun, walau sudah memiliki tim, Mimpi masih harus melalui banyak rintangan. Lantas, mampukah mereka bertahan di tengah badai konflik?

Jalan cerita buat para pemain tertarik bergabung

YouTube/CINEMA 21

Mengaku bahwa dirinya nggak punya pengalaman sebagai anak cheerleader, hal ini nggak membuat Aisyah Aqila mundur. Sama seperti Mimpi—tokoh yang diperankannya—yang ambisius, Aisyah Aqila yang sudah jatuh cinta dengan story line Kukejar Mimpi pun tak ragu untuk mengambil peran ini.

“Sebenernya kalo aku pribadi emang udah suka aja gitu, udah jatuh cinta aja sama ceritanya. Cuma paling lebih ke mikir, aduh bisa nggak ya cheers, bisa nggak ya gue cheers apalagi kan nggak ada cheers sama sekali, cuman ya tetap aku ambil, karena kan pasti ada workshop,” kisahnya saat berbincang langsung dengan Popbela.

Mirip dengan rekan seumurannya, Raisya Bawazier yang sebelumnya pernah terlibat dalam series bertemakan cheerleaders pun tak ragu untuk bergabung dengan film yang disutradarai oleh Indra Gunawan tersebut. 

“Sama sih sama Aisyah, gak ada gimana-gimana. Karena storyline-nya aku suka dan kebetulan aku juga udah pernah ambil proyek yang berhubungan dengan cheerleader juga. Jadi, kayak, boleh deh cheers lagi, gitu,” ungkap Raisya. 

Para pemain Kukejar Mimpi nggak punya background cheers

YouTube/CINEMA 21

Ternyata, hampir seluruh pemain “buta” dengan dunia cheerleaders—terkecuali Azela Putri yang memang seorang pemandu sorak dan Chloe Abigail Tjoa yang punya background gymnastic—tim produksi Kukejar Mimpi pun turut menyiapkan workshop khusus. 

"Kita punya workshop cheers, latihan cheers bareng, tapi bisa dibilang waktu itu singkat banget, cuma dua minggu doang,” terang Aisyah. 

Di sisi lain, meski dua tahun lalu pernah bermain series yang mengharuskannya menjadi anggota cheers, Raisya Bawazier pun mengakui jika berperan sebagai anak cheers tak mudah. 

“Aku sebelumnya udah pernah ada proyek cheerleader juga, tapi kan bukan yang menekuni banget jadi anak cheers bener-bener gitu, jadi tau sedikit basicnya. Tapi tetep harus belajar lagi soalnya udah lupa-lupa,” jelas Raisya. 

Saat ditanya mengenai cedera yang dialami, puji syukur tidak terjadi cedera fatal yang membahayakan para aktor, “Alhamdulillah ga ada cedera, cuma biru-biru biasa,” jelas Aisyah.

Undercover menyatukan segala generasi

YouTube/CINEMA 21

Salah satu yang menarik dari Kukejar Mimpi yakni para aktor yang rata-rata seumuran. Hal ini pun memudahkan mereka untuk bonding sebelum take shoot. Saat berbincang dengan Popbela, Aisyah Aqilah mengatakan bahwa sebuah games  berhasil membuat seluruh pemain menjadi dekat.

“Sebenernya ada sih yang bikin kita nyatu banget tuh satu game namanya Undercover. Itu kan kita bisa main rame-rame, sampai Kak Oka sendiri pun ikut main. Jadi, itu tuh yang bener-bener bikin kita jadi nyatu banget.” 

Tak memiliki masalah dengan bonding bersama pemain lain, Raisya Bawazier malah menemukan tantangan tersendiri pada tokoh Syifa yang diperankannya. Sebagai seorang aktor, untuk mengatasi hal tersebut, Raisya pun mengandalkan imajinasinya. 

“Ini kan ceritanya kita bertujuh bersahabat dari kecil, dari lingkungan rumah kita yang saling berdekatan. Nah, aku ga ada temen yang dari kecil dari lingkungan tetangga gitu, paling temen aku ya dari sekolah, dari tempat syuting. Jadi, kayak aku harus ngebayangin gimana rasanya kalo punya sahabat-sahabat kecil, jadi harus imajinatif.”

Syuting drama berasa syuting horor

YouTube/CINEMA 21

Bukan film bergenre horor, tapi proses syuting Kukejar Mimpi yang menghabiskan waktu selama 16 hari ini sempat diwarnai hal mistis. Hal ini terjadi saat salah satu pemain ada yang kesurupan. 

"Orang tuh mikir nih kalo cerita-cerita kayak remaja Inspiratif atau drama komedi pasti lokasinya tuh seru, ini kita malah ceritanya, tuh, horror. Jadi, kadang tuh orang nanya ini sebenernya horror atau drama. Jadi, si Boah sempet kesurupan. Itu sih yang gak bisa dilupain, karena itu lucu banget," kenang Aisyah Aqilah.

Menjadi film cheerleader pertama di bioskop Tanah Air, Aisyah Aqilah pun tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya bisa ikut berpartisipasi dalam film ini, “Seneng, happy banget. Lebih ke ngerasa lega sih karena akhirnya tayang juga," 

Di sisi lain, Raisya Bawazier berharap saat Kukejar Mimpi ditonton oleh para cheerleadrs di luar sana, mereka bisa merasa senang dengan filmnya, “Semoga aja para cheerleader di luar sana yang nonton film ini puas dan senang sama film ini. Nggak cuma para cheerleader aja, sih, tapi semuanya,” tutupnya.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration