Ketiak bau meski sudah mandi disebabkan oleh bakteri, keringat berlebih, makanan tertentu, stres, hormon, dan pakaian tidak menyerap keringat.
Cara mengatasi ketiak bau dengan menggunakan sabun antibakteri, antiperspiran, mencukur rambut ketiak secara rutin, memperhatikan pola makan, dan ganti pakaian secara rutin.
Mencegah ketiak bau dengan mandi minimal dua kali sehari, eksfoliasi area ketiak, gunakan bedak antibakteri, serta tips agar ketiak senantiasa kering dan wangi.
Kamu sudah mandi bersih, pakai sabun antibakteri, bahkan menyemprotkan parfum, tapi kenapa ketiak tetap bau? Ternyata, masalah ini umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal.
Dalam artikel ini, Popbela akan mengulas secara lengkap kenapa ketiak bisa tetap bau meskipun kamu sudah mandi, bagaimana cara mengatasinya, dan tips menjaga ketiak tetap segar sepanjang hari. Yuk, simak baik-baik!
Ketiak bau meski sudah mandi bisa bikin kamu nggak percaya diri. Masalah ini umumnya berasal dari kombinasi keringat, bakteri, dan kebiasaan sehari-hari yang kurang tepat.
Bau badan terutama di area ketiak seringkali disebabkan oleh bakteri. Meski kamu sudah mandi, beberapa jenis bakteri seperti Corynebacterium dan Staphylococcus hominis bisa tetap menempel dan berkembang biak. Bakteri ini memecah keringat dan menghasilkan senyawa bau seperti asam lemak dan amonia.
Beberapa orang memiliki kondisi medis bernama hiperhidrosis, yaitu keringat yang keluar secara berlebihan. Ketika area ketiak selalu lembap, bakteri lebih mudah tumbuh dan menyebabkan bau tak sedap, meski kamu sudah mandi berkali-kali.
Apa yang kamu makan juga memengaruhi aroma tubuh. Makanan beraroma tajam seperti bawang putih, bawang bombai, daging merah, dan makanan tinggi sulfur bisa membuat bau badan lebih menyengat. Sisa senyawa dari makanan ini dikeluarkan lewat pori-pori, termasuk di area ketiak.
Saat kamu stres, tubuh memproduksi jenis keringat berbeda, yaitu dari kelenjar apokrin. Keringat ini lebih pekat dan mudah terurai oleh bakteri sehingga menimbulkan bau menyengat. Selain itu, perubahan hormon seperti saat menstruasi atau pubertas juga bisa jadi penyebab bau ketiak.
Bahan pakaian sintetis seperti polyester dan nilon cenderung menahan panas dan tidak menyerap keringat dengan baik. Akibatnya, kelembapan terperangkap dan memicu pertumbuhan bakteri penyebab bau.
Kalau kamu mengalami masalah ini, tenang Bela. Ada banyak cara efektif untuk mengatasinya. Berikut beberapa metode yang bisa kamu coba.
Sabun biasa mungkin tidak cukup untuk membunuh bakteri penyebab bau. Pilih sabun antibakteri yang mengandung triclosan atau chlorhexidine, yang terbukti bisa mengurangi populasi bakteri di kulit.
Deodoran hanya menutupi bau, sementara antiperspiran bekerja dengan menghambat produksi keringat. Pilih antiperspiran yang mengandung aluminium chloride atau aluminium zirconium untuk hasil maksimal.
Rambut di ketiak bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Mencukur atau memangkasnya secara berkala bisa membantu menjaga kebersihan dan mengurangi bau.
Batasi konsumsi makanan beraroma tajam dan perbanyak sayuran segar, buah, serta air putih. Beberapa orang juga mencoba diet bebas daging untuk mengurangi bau badan, dan hasilnya cukup efektif.
Segera ganti pakaian setelah berkeringat, terutama saat berolahraga atau di cuaca panas. Pilih pakaian dari bahan katun atau linen yang menyerap keringat dengan baik.
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.
Pastikan kamu mandi pagi dan sore, terutama jika kamu banyak beraktivitas atau berada di luar ruangan. Gunakan sabun khusus untuk area tubuh yang rentan bau seperti ketiak dan selangkangan.
Sel-sel kulit mati bisa menumpuk dan menyumbat pori-pori, menciptakan tempat ideal untuk bakteri. Gunakan scrub lembut atau toner dengan AHA/BHA untuk mengeksfoliasi 2–3 kali seminggu.
Selain antiperspiran, kamu bisa menggunakan bedak khusus yang membantu menyerap kelembapan dan mengandung bahan antibakteri. Ini sangat efektif saat cuaca panas.
Berikut 10 tips praktis agar ketiakmu selalu segar sepanjang hari:
Pilih deodoran yang mengandung zinc atau baking soda.
Cukur ketiak secara teratur untuk meminimalisir tempat bersarang bakteri.
Gunakan handuk bersih setiap mandi.
Keringkan ketiak sepenuhnya sebelum memakai deodoran.
Ganti baju dalam dua kali sehari jika banyak berkeringat.
Pilih pakaian dengan bahan breathable seperti katun.
Hindari parfum langsung di ketiak—bisa memicu iritasi dan bau.
Gunakan body mist ringan di area sekitar tubuh.
Mandi dengan sabun anti bakteri.
Jangan lupa minum air putih cukup agar racun cepat keluar.
Ketiak bau meski sudah mandi bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari kebiasaan hingga faktor biologis seperti hormon dan bakteri. Namun tenang, kamu bisa mengatasinya dengan perawatan yang tepat dan konsisten.
Selalu perhatikan kebersihan, pilih produk perawatan tubuh yang sesuai, dan hindari kebiasaan yang memicu bau badan. Kalau kamu merasa bau ketiak tidak membaik meski sudah mencoba banyak cara, jangan ragu konsultasi ke dokter kulit ya, Bela!
Yuk, mulai rawat tubuh dari sekarang dan tampil lebih percaya diri setiap hari!
Kenapa habis mandi masih bau ketiak? | Karena bakteri penyebab bau tetap bisa bertahan di kulit meski kamu sudah mandi. Sabun biasa tidak selalu cukup untuk membunuh bakteri tersebut. |
Mengapa ketiak saya bau sekali setelah mandi? | Kemungkinan besar kamu mengalami hiperhidrosis atau menggunakan produk yang tidak efektif untuk mengatasi bau ketiak. |
Gimana cara biar ketiak tidak bau? | Gunakan sabun antibakteri, antiperspiran yang kuat, dan perhatikan pola makan serta kebersihan tubuh. |
Apakah keratin bisa memengaruhi bau badan? | Keratin sendiri tidak menyebabkan bau, tapi penumpukannya bisa menyumbat pori-pori dan menciptakan tempat ideal untuk bakteri. |
Apakah ada bahan alami yang bisa mengatasi bau ketiak? | Ya, baking soda, cuka apel, dan minyak tea tree dikenal bisa membantu mengontrol bau secara alami. |
Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.