Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Muncul Jerawat saat Menstruasi, Ini Cara Mengatasinya

ilustrasi punya jerawat (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi punya jerawat (pexels.com/Anna Nekrashevich)
Intinya sih...
  • Jerawat terkait dengan menstruasi disebabkan oleh fluktuasi hormon, produksi sebum berlebihan, dan stres emosional
  • Cara mengatasi jerawat menstruasi antara lain dengan kompres dingin, obat totol, masker anti-akne, dan konsultasi ke dokter kulit
  • Pencegahan jerawat menstruasi meliputi penggunaan skincare berbahan aktif, pola makan sehat, manajemen stres, dan menjaga kebersihan kulit
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jerawat yang muncul tiba-tiba menjelang atau saat menstruasi bisa terasa mengganggu, apalagi kalau datangnya di tempat yang sama setiap bulan. Buat kamu yang rutin merawat kulit, kemunculan jerawat ini sering kali terasa seperti kemunduran. Tapi, benarkah menstruasi ada hubungannya dengan jerawat?

Artikel ini akan membahas secara lengkap alasan munculnya jerawat saat menstruasi, kaitannya dengan hormon, dan tentu saja tips efektif untuk meminimalisirnya, baik untuk perempuan maupun laki-laki yang mengalami perubahan hormonal.

Cara Mengatasi Jerawat Menstruasi

Kalau jerawat menstruasi terlanjur muncul dan terasa perih atau mengganggu penampilan, ada beberapa cara mengatasi jerawat menstruasi yang bisa kamu lakukan untuk meredakannya. Tujuannya bukan hanya untuk menyembuhkan jerawat, tapi juga mencegah bekas dan peradangan lanjutan.

1. Kompres Dingin untuk Meredakan Peradangan

Jika jerawat terasa nyeri, membengkak, atau kemerahan, kamu bisa mengompresnya dengan es batu yang dibungkus kain bersih selama 5–10 menit. Kompres ini membantu mengecilkan pembuluh darah di sekitar jerawat dan mengurangi kemerahan secara bertahap.

Kompres bisa dilakukan 2–3 kali sehari, terutama saat jerawat masih aktif. Hindari menekan jerawat karena bisa memperparah luka dan menyebabkan bekas.

2. Gunakan Obat Totol (Spot Treatment) Secara Teratur

Obat totol dengan bahan aktif seperti sulfur, salicylic acid, atau tea tree oil bisa membantu mempercepat proses penyembuhan. Gunakan hanya pada area jerawat dan pastikan tidak mencampur terlalu banyak bahan aktif sekaligus untuk menghindari iritasi.

Oleskan obat totol setelah toner dan sebelum pelembap, idealnya malam hari agar bahan bekerja maksimal saat kulit beristirahat.

3. Jangan Memencet Jerawat

Meski terasa menggoda, memencet jerawat saat menstruasi justru bisa menyebabkan infeksi dan meninggalkan bekas gelap di kulit. Saat pori-pori sedang tersumbat dan meradang, menyentuh atau memencetnya hanya akan mendorong bakteri lebih dalam.

Lebih baik fokus pada penyembuhan lewat produk skincare dan menjaga kebersihan kulit agar proses regenerasi berjalan alami.

4. Gunakan Masker Anti-Acne Sekali atau Dua Kali Seminggu

Clay mask atau masker berbahan sulfur dapat membantu mengeringkan jerawat dan menyerap minyak berlebih. Gunakan maksimal 1–2 kali seminggu agar kulit tidak over-exfoliated.

Selain itu, sheet mask yang menenangkan dengan kandungan centella asiatica atau aloe vera juga bisa digunakan setelah jerawat mulai mereda, untuk membantu regenerasi kulit.

5. Konsultasi ke Dokter Kulit Bila Jerawat Tak Kunjung Sembuh

Jika jerawat menstruasi terus muncul dalam jumlah besar atau meninggalkan bekas parah, kamu bisa mempertimbangkan konsultasi ke dokter kulit. Dokter bisa meresepkan obat topikal atau oral, seperti spironolactone atau kontrasepsi hormonal yang terbukti efektif mengatasi jerawat karena fluktuasi hormon.

Langkah ini juga penting bila kamu merasa jerawat mengganggu kepercayaan diri atau memengaruhi keseharian secara signifikan.

Kenapa Muncul Jerawat saat Menstruasi?

Banyak orang mengalami jerawat secara siklikal, yaitu datang di waktu-waktu tertentu dalam satu bulan. Nah, pada perempuan, jerawat ini kerap kali muncul menjelang datang bulan. Ini bukan kebetulan.

Selama siklus menstruasi, tubuh mengalami perubahan hormon, khususnya progesteron dan estrogen. Saat kadar hormon ini naik dan turun, tubuh memproduksi lebih banyak sebum (minyak alami kulit). Sayangnya, produksi sebum yang berlebihan bisa menyumbat pori-pori dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri penyebab jerawat.

Menariknya, kondisi serupa bisa juga dialami laki-laki, terutama saat hormon androgen meningkat akibat stres atau perubahan pola tidur. Jadi, jerawat karena hormon bukan monopoli satu gender saja.

Penyebab Munculnya Jerawat Menstruasi

Ada beberapa faktor yang membuat jerawat lebih mungkin muncul selama fase menstruasi. Tiap penyebab ini saling terkait dan memperkuat risiko timbulnya jerawat, terutama di area dagu, rahang, dan leher.

1. Perubahan Hormon Sebelum Menstruasi

Sekitar satu minggu sebelum menstruasi, kadar progesteron meningkat. Hormon ini mendorong produksi sebum berlebih. Kulit jadi lebih berminyak dan rentan tersumbat, memicu jerawat meradang.

Selain itu, kadar estrogen menurun tajam menjelang menstruasi, mengurangi kemampuan kulit dalam mempertahankan kelembapan dan stabilitas mikrobioma. Akibatnya, kulit jadi lebih sensitif dan mudah breakout.

2. Respon Stres Menjelang Menstruasi

Menjelang haid, beberapa orang merasa lebih sensitif, cemas, atau stres. Kondisi ini merangsang produksi hormon kortisol, yang ternyata ikut meningkatkan produksi minyak pada kulit.

Menurut American Academy of Dermatology, stres bisa memperburuk peradangan dan memperlambat penyembuhan jerawat. Jadi, jika kamu merasa jerawat makin parah saat PMS, itu ada dasarnya secara ilmiah.

3. Gaya Hidup dan Pola Tidur yang Berubah

Sebagian orang mengalami perubahan pola tidur dan keinginan makan manis menjelang haid. Konsumsi gula tinggi dapat meningkatkan insulin, yang secara tidak langsung juga meningkatkan aktivitas hormon androgen. Androgen inilah yang merangsang kelenjar minyak bekerja lebih keras.

Apakah Jerawat dan Menstruasi Berhubungan?

Ya, jerawat dan menstruasi memang saling berkaitan erat karena keduanya dipengaruhi langsung oleh fluktuasi hormon dalam tubuh. Menjelang menstruasi, terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron, sementara kadar androgen seperti testosteron relatif lebih dominan. Perubahan inilah yang memicu peningkatan produksi minyak (sebum) pada kulit, yang kemudian dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Seperti dijelaskan oleh Dr. Hadley King, dermatolog asal New York, perubahan hormon selama siklus menstruasi memengaruhi kondisi kulit dari hari ke hari. Fase sebelum dan saat menstruasi biasanya ditandai dengan kondisi hormonal yang membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat, khususnya di area bawah wajah seperti dagu dan rahang.

Penting dipahami bahwa jerawat hormonal ini tak hanya terbatas pada saat haid. Kondisi serupa bisa juga muncul selama masa pubertas, kehamilan, menjelang menopause, atau sebagai efek samping dari konsumsi kontrasepsi hormonal tertentu.

Tips Menekan Munculnya Jerawat Menstruasi

Menghindari jerawat sepenuhnya mungkin sulit, tapi kamu bisa meminimalkan risiko dan mencegah peradangannya makin parah. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan secara rutin.

1. Gunakan Skincare dengan Kandungan Aktif untuk Jerawat

Selama fase menjelang menstruasi, kulit memerlukan produk yang membantu mengontrol minyak sekaligus menjaga keseimbangan.

  • Asam salisilat membantu membersihkan pori-pori dan mencegah sumbatan.
  • Benzoyl peroxide efektif membunuh bakteri penyebab jerawat.
  • Niacinamide bisa mengurangi peradangan dan menyeimbangkan produksi minyak.

Pilih produk yang ringan tapi bekerja aktif di kulit. Gunakan toner eksfoliasi 2–3 kali seminggu untuk mencegah penumpukan sel kulit mati.

2. Jaga Keseimbangan Pola Makan dan Camilan

Makanan tinggi gula, susu, dan karbohidrat olahan bisa memperburuk jerawat hormonal. Cobalah untuk memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat, vitamin A, dan omega-3 menjelang menstruasi.

Misalnya, tambahkan sayur berdaun hijau, salmon, alpukat, atau teh hijau ke dalam menu harian. Ini membantu menurunkan kadar peradangan di tubuh dan mendukung kesehatan kulit dari dalam.

3. Kurangi Stres dengan Aktivitas Relaksasi

Meditasi, yoga ringan, journaling, atau sekadar jalan sore bisa menurunkan kadar kortisol. Ketika kamu bisa mengelola stres lebih baik, risiko jerawat hormonal juga bisa ditekan.

Tak perlu aktivitas yang rumit. Luangkan 15–30 menit saja untuk diri sendiri bisa membawa dampak signifikan untuk kondisi kulit.

4. Ganti Sarung Bantal dan Jangan Sering Menyentuh Wajah

Menjelang menstruasi, kulit lebih rentan terhadap iritasi. Pastikan kamu rutin mengganti sarung bantal 2 kali seminggu dan mencuci wajah dengan lembut dua kali sehari.

Kebiasaan menyentuh wajah tanpa sadar juga bisa memindahkan bakteri dari tangan ke wajah, memperburuk jerawat yang sudah muncul.

Kini kamu jadi tau kalau jerawat yang muncul menjelang atau saat menstruasi bukanlah hal yang asing. Kondisi ini erat kaitannya dengan fluktuasi hormon, perubahan gaya hidup, dan stres emosional. Meski tak bisa sepenuhnya dicegah, kamu tetap bisa meminimalkan risikonya lewat pola hidup sehat dan perawatan kulit yang tepat.

Perhatikan sinyal dari tubuhmu, sesuaikan rutinitas skincare, dan jangan ragu berkonsultasi ke dokter kulit jika jerawat terasa membandel atau menurunkan kepercayaan diri.

FAQ Seputar Jerawat saat Menstruasi

Kenapa saat haid muncul banyak jerawat?

Saat haid, kadar hormon estrogen menurun dan progesteron meningkat, menyebabkan produksi minyak kulit meningkat. Ini memicu penyumbatan pori dan munculnya jerawat.

Bagaimana cara menghilangkan jerawat saat menstruasi?

Gunakan skincare berbahan aktif seperti asam salisilat dan benzoyl peroxide, hindari menyentuh wajah, perbaiki pola makan, dan kelola stres. Jangan lupa jaga kebersihan kulit serta tidur cukup.

Berapa lama jerawat menstruasi hilang?

Jerawat hormonal biasanya mereda dalam 3–7 hari, tergantung keparahan dan cara perawatan. Jika disertai peradangan, bisa membutuhkan waktu lebih lama.

Berapa lama jerawat menstruasi hilang?

Jerawat hormonal biasanya mereda dalam 3–7 hari, tergantung keparahan dan cara perawatan. Jika disertai peradangan, bisa membutuhkan waktu lebih lama.

Jerawat hormon haid muncul di mana saja?

Biasanya muncul di area bawah wajah seperti dagu, rahang, dan leher. Kadang bisa juga terlihat di punggung atau dada, tergantung kondisi kulit masing-masing.

Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
Jidan Nanda Lesmana
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us

Latest in Beauty

See More

5 Inspirasi Nail Art Nuansa Merah dan Hijau untuk Christmas Look

05 Des 2025, 17:25 WIBBeauty