5 Perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo, Apa Saja?

Paes adalah bagian tata rias pengantin perempuan dalam pernikahan adat Jawa. Jenis riasan ini menggambarkan simbol keanggunan dan kecantikan pernikahan Jawa. Paes digambar pada dahi digambarkan dengan bentuk lekukan berwarna hitam.
Dalam kenyataannya, paes dibedakan dalam dua jenis, yaitu Paes Ageng Jogja dan Paes Solo. Meskipun sama-sama bertujuan untuk mempercantik wajah, terdapat perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo yang perlu diketahui.
Apa perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo?

Perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo terletak pada bentuk paes (hiasan dahi), penggunaan prada (serbuk emas), dan beberapa aksesoris pelengkapnya. Paes Ageng Jogja punya bentuk riasan lebih lancip dan ditaburi prada. Sementara Paes Solo cenderung lebih bulat dan tidak memakai prada.
Perbedaan kedua gaya riasan ini juga mencakup bentuk sanggul dan jenis aksesoris kepalanya. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo.
1. Perbedaan tata rias Paes Ageng Jogja dan Solo

Tata rias Paes Ageng Jogja terdiri dari lima corak utama. Corak itu adalah Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Puteri, Kesatriyan Ageng, dan Kasatriyan.
Setiap corak paes tadi digunakan untuk acara yang berbeda-beda. Biasanya, corak Puteri dipakai untuk keperluan akad nikah atau pemberkatan di gereja. Sementara corak Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, dan Paes Ageng Kanigaran justru banyak dikenakan saat upacara resepsi pernikahan.
Begitu juga dengan tata rias paes pengantin Solo yang terdiri dari lima jenis. Perbedaannya dengan Paes Ageng Jogja hanya terletak pada jenis coraknya saja. Corak yang dimaksud adalah Solo Basahan, Solo Puteri, Solo Langenharjan, Solo Taqwa, dan Solo Mangkunegaran.
2. Perbedaan bentuk cengkorongan Paes Ageng Jogja dan Solo

Perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo selanjutnya bisa dilihat dari bentuk cengkorongan. Cengkorongan adalah bentuk pola yang dibuat sebagai garis patokan dalam menggambar paes. Tujuan dari aksesoris ini agar riasan paes tetap proporsional dan simetris.
Cengkorongan paes pengantin Jogja terdiri dari penunggul, pengapit, penitis dan godeg. Sementara penunggul pada Paes Pengantin Solo disebut dengan gajahan. Sama seperti penunggul, gajahan juga diaplikasikan di tengah dahi.
Perbedaan antara penunggul dan gajahan dapat dilihat dari bentuknya. Penunggul punya ujung yang runcing dan sedikit melengkung. Sementara gajahan berbentuk setengah bulatan dan menyerupai ujung telur bebek.
3. Perbedaan bentuk godeg Paes Ageng Jogja dan Solo

Dalam riasan Paes, godeg menjadi aksesoris yang wajib dikenakan oleh pengantin perempuan. Godeg khas pengantin Yogyakarta punya bentuk seperti ujung pisau yang akan mengecil saat semakin ke bawah. Sementara bentuk godeg khas pengantin Solo justru menyerupai kuncup bunga turi atau ngudup turi.
Lebih dari sekadar aksesori, godeg mengandung makna yang kuat bagi perempuan. Sisi ujung godeg yang lancip melambangkan perempuan untuk mengasah diri agar lancip ing panggrahita. Ungkapan dalam bahasa Jawa ini memiliki arti bahwa perempuan harus memiliki ketajaman dalam berpikir.
4. Perbedaan warna paes Paes Ageng Jogja dan Solo

Penggunaan prada (penggunaan serbuk emas) serta warna paes juga menjadi faktor perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo. Perlu diketahui bahwa Paes Ageng Jogja biasanya digambar dengan menggunakan pidih berwarna hitam. Beberapa riasan Yogyakarta seperti Paes Ageng Jangan Menir dan Paes Ageng Kanigaran juga menaburkan prada di tepian paes.
Sementara pidih warna hijau justru dipakai sebagai pewarna paes untuk riasan Solo Basah. Penggunaan prada juga digunakan pada Paes Solo untuk memberi kesan mewah.
5. Perbedaan bentuk sanggul Paes Ageng Jogja dan Solo

Perbedaan Paes Ageng Jogja dan Solo yang terakhir bisa dilihat dari bentuk sanggulnya. Paes Ageng Jogja punya bentuk sanggul yang lebih tinggi. Jenis sanggul ini dibentuk cepol dengan cara mengikat rambut sampai ke belakang.
Hal tersebut tentu berbeda dengan sanggul pada Paes Solo yang dibuat lebih lebar dan membulat. Bentuk sanggul ini dihias dengan aksesori berwarna emas.
Itulah perbedaan paes ageng Jogja dan Solo yang perlu kamu ketahui. Walaupun terlihat sama, tapi keduanya memiliki perbedaan signifikan dari bentuk sanggul hingga warna paes.



















