Conscious Beauty, Tren Kecantikan yang Sehat dan Lestari

Aman untuk diri, aman untuk lingkungan

Conscious Beauty, Tren Kecantikan yang Sehat dan Lestari

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Industri kecantikan di Indonesia saat ini makin berkembang. Makin banyak produsen produk kecantikan, mulai dari perawatan kulit hingga kosmetik. Berkembangnya industri kecantikan juga didukung dengan bertambahnya kesadaran konsumen akan pentingnya produk kecantikan yang aman, tak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi lingkungan. 

Di dalam industri kecantikan, kita mengenal istilah conscious beauty atau clean beauty, yaitu produk kecantikan yang memikirkan keamanan produknya secara menyeluruh. Tak hanya bagi konsumen, tapi juga bagi lingkungan. 

Itulah tema utama talk show "Conscious Beauty, The New Trend for New Generations" dengan pembicara CEO BLP Beauty Monica Christa, Assistant E-Commerce Marketing Manager Bioderma Muthia Khanza, Co-founder & CMO SASC Priscilla Pangemanan, pada perhelatan Beautyfest Asia 2020 x Shopee hari pertama, Jumat, 6 November 2020.

Apa, sih, sebenarnya conscious beauty itu?

Conscious Beauty, Tren Kecantikan yang Sehat dan Lestari

"Di SASC, seperti dengan nama kami yang kepanjangan dari Socially Aware Sexy Cosmetics, kami ingin menjadi brand yang bisa empowering, bagi konsumennya dan bagi lingkungannya. Brand kami juga turut mendukung 9 yayasan, mulai dari yayasan yang bergerak di bidang kesehatan, edukasi, ibu dan anak, serta lainnya. Menjadi conscious brand artinya kami sangat memikirkan dampaknya bagi konsumen," kata  Co-founder & CMO SASC Priscilla Pangemanan

Menurut Priscilla, conscious beauty bisa dicapai dengan tidak hanya memikirkan produknya aman dipakai konsumen, tapi bagaimana juga bisa sustainable.

"Ada tiga pedoman bagi conscious beauty, yaitu conscious, clean, dan natural," tambahnya.

Pentingnya menjaga ekosistem

Menurut Muthia Khanza, Assistant E-Commerce Marketing Manager Bioderma, kita harus melihat kulit sebagai ekosistem, sama halnya dengan lingkungan.

"Bisa dibilang DNA dari Bioderma adalah conscious beauty itu sendiri. Kami memiliki filosofi eco-biology, yaitu ekologi dan biologi. Kulit merupakan ekosistem sendiri yang akan terus beradaptasi mengikuti perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal. Internal bisa datang dari hormon dan gaya hidup, sedangkan faktor eksternal datang dari perubahan suhu," jelas Muthia.

"Kulit itu harus dijaga dan didukung dengan penggunaan skincare yang aman. Lebih jauh lagi, bukan hanya aman bagi kulit tapi juga lingkungan. Karena kita semua berada dalam ekosistem yang sama, jadi saat memproduksi produk, kita juga harus memikirkan dampaknya bagi lingkungan seperti apa. Itu adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan," tambahnya.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here