- Diabetes
- Penyakit jantung
- Kanker payudara
- Gangguan fungsi hati
- Penggumpalan darah
- Emboli paru
5 Efek Samping Implan IUD, Salah Satunya Haid Tidak Teratur

Setiap jenis alat kontratepsi memiliki kelebihan maupun efek sampingnya tersendiri, tak terkecuali intrauterine device atau IUD. Alat kontrasepsi ini lebih akrab dengan sebutan KB spiral.
Di Indonesia, alat kontrasepsi tersebut berasal bahan dasar plastik atau tembaga. Bentuknya mirip dengan huruf T dan pemakaiannya diletakkan dalam rahim. Tidak heran kalau kontratepsi ini termasuk dalam jenis alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Meski efektif untuk mencegah kehamilan, ada beberapa efek samping implan IUD yang perlu kamu pahami. Yuk, simak informasinya di bawah ini.
1. Menstruasi tidak teratur

Efek samping implan IUD yang pertama adalah tidak teraturnya siklus haid. Ini terjadi karena jenis alat kontratepsi tersebut mengandung hormon progestin yang dapat menipiskan dinding rahim.
Akibatnya, siklus menstruasi menjadi tidak teratur, terutama saat 6 bulan awal pemakaian. Tak jarang, durasi haid menjadi lebih pendek atau tidak sama sekali.
2. Kenaikan berat badan

Rata-rata perempuan yang memakai KB atau alat kontrasepsi akan mengalami kenaikan berat badan. Tak terkecuali implan IUD yang diletakkan di dalam rahim. Efek samping ini terjadi karena tingginya kadar hormon progesteron yang dapat memicu peningkatan nafsu makan.
3. Sakit kepala

Di samping manfaatnya dalam menunda kehamilan, ternyata hormon estorgen dapat mempengaruhi kesehatan. Seringkali, perempuan yang memakai KB implan akan mengalami pusing berlebih. Hal tersebut terjadi karena hormon pada KB implan dapat memengaruhi zat kimia yang ada pada otak dan memicu sakit kepala.
4. Nyeri dan kram pada perut

Efek samping implan IUD berikutnya dapat menyebabkan nyeri dan kram pada perut. Kondisi ini terjadi saat selama pemasangan atau setelahnya.
Biasanya, kram yang muncul masih dalam taraf yang ringan. Namun, ada beberapa perempuan yang mengalami nyeri berat di perut dan disertai rasa sakit yang kuat.
Setelah pemasangan selama 3 hingga 6 bulan, intensitas kram ini bisa menurun secara perlahan, bahkan menghilang sepenuhnya.
5. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri mungkin saja terjadi saat memakai implan IUD di dalam rahim. Bahkan, risikonya menjadi lebih tinggi jika pemasangannya dalam kondisi yang tidak steril.
Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada panggul, demam tinggi, nyeri perut hebat, bahkan mengalami pendarahan. Untuk meminimalisir risiko tersebut, ada baiknya pemasangan IUD hanya dilakukan oleh dokter ahli kandungan.
6. Tidak bisa digunakan oleh semua perempuan

Selain memiliki efek samping, ternyata kontrasepsi satu ini tidak bisa dipakai oleh semua perempuan. Terlebih jika mereka memiliki kondisi medis atau riwayat penyakit yang mengharuskan untuk menghindari penggunaan KB implan.
Kondisi medis tersebut antara lain:
Itu tadi efek samping IUD implan beserta catatan medis yang perlu diketahui. Oleh karena kontrasepsi tersebut dapat mempengaruhi hormon, maka ada baiknya kamu konsultasi terlebih dahulu jika ingin menggunakannya.



















