Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Hiperplasia Sebasea: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi hiperplasia sebasea
pexels.com/Towfiqu barbhuiya
Intinya sih...
  • Hiperplasea sebasea sering dikira jerawat karena oleh sebagian orang.
  • Kondisi ini tidak berbahaya untuk kulit tetapi bisa mengganggu penampilan.
  • Hiperplasea sebasea adalah benjolan yang diakibatkan pembesaran kelenjar penghasil kulit.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu menemukan benjolan kecil di wajah yang tidak hilang-hilang meski sudah mencoba berbagai cara? Kadang, benjolan ini mirip jerawat, tapi tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan nanah. Jika kamu mengalaminya, kondisi tersebt bisa jadi adalah hiperplasia sebasea. 

Hiperplasia sebasea adalah kondisi kulit yang cukup umum, tetapi sering disalahartikan sebagai masalah jerawat biasa.  Walaupun tidak berbahaya, kondisi ini sering menjadi masalah estetika bagi banyak orang karena muncul di area wajah yang mudah terlihat, seperti dahi, pipi, atau hidung.

Di artikel ini, kamu akan mempelajari lebih dalam tentang apa itu hiperplasia sebasea, mulai dari penyebab, ciri-ciri, faktor risiko, hingga cara mengatasi dan mencegahnya. Jadi, sebelum kamu salah langkah dalam memberikan perawatan, yuk kenali dulu kondisinya sebenarnya!

1. Apa itu hiperplasia sebasea?

Ilustrasi seseorang yang bertanya-tanya
pexels.com/Pavel Danilyuk

Hiperplasia sebasea adalah kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan kecil berwarna kekuningan atau menyerupai warna kulit, biasanya di wajah. Benjolan ini terbentuk karena kelenjar sebasea (penghasil minyak alami kulit) membesar akibat produksi minyak yang berlebihan. 

Walaupun terlihat mirip dengan jerawat, hiperplasia sebasea bukanlah masalah infeksi, sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri atau nanah. Semua kelompok usia berkemungkinan untuk mengalami kondisi ini, namun usia lanjut lebih berisiko. Hal tersebut karena regenerasi kulit melambat sementara kelenjar sebasea tetap aktif.

2. Gejala hiperplasia sebasea

Ilustrasi jhiperplasia sebasea
pexels.com/cottonbro studio

Kamu mungkin menyadari adanya benjolan kecil di wajah yang tidak hilang meskipun sudah memakai obat jerawat. Nah, itulah salah satu tanda hiperplasia sebasea. Ciri khasnya adalah benjolan dengan bagian tengah yang cekung, permukaannya halus, dan warnanya mirip dengan kulit atau sedikit kekuningan.

Gejala ini paling sering muncul di area wajah yang memiliki kelenjar minyak aktif seperti dahi, hidung, dan pipi. Tidak ada rasa sakit atau gatal yang signifikan, namun bagi sebagian orang, benjolan ini bisa mengganggu penampilan.

3. Penyebab hiperplasia sebasea

Ilustrasi orang terpapar matahari
freepik.com/freepik

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami hiperplasia sebasea. Usia menjadi faktor utama, karena kondisi ini sering muncul pada orang dewasa paruh baya hingga lanjut usia. Selain itu, tipe kulit berminyak juga berkontribusi besar karena kelenjar minyak lebih aktif bekerja.

Paparan sinar matahari berlebih juga meningkatkan risiko karena dapat merusak kolagen dan elastin kulit, sehingga kelenjar sebasea mudah membesar. Faktor genetik pun berperan, artinya jika orang tua kamu pernah mengalami kondisi ini, kemungkinan besar kamu juga bisa mengalaminya. Hormon juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hiperplasia sebasea.

4. Cara mengobati hiperplasia sebasea

Ilustrasi laser wajah
reepik.com/senivpetro

Membicarakan apa itu hiperplasia sebasea tentunya tidak afdol bisa tidak menyinggung cara pengobatannya. Kabar baiknya kondisi ini bisa diatasi meski tidak dapat dicegah sepenuhnya. Salah satu cara yang umum digunakan adalah perawatan medis seperti laser, krioterapi (membekukan benjolan), elektrokauter (membakar jaringan berlebih), atau chemical peeling. 

Selain itu, dokter kulit juga dapat meresepkan obat yang mengandung retinoid untuk membantu mengecilkan kelenjar minyak. Namun, pengobatan rumahan seperti memencet benjolan sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan iritasi atau luka pada kulit.

5. Cara menghindari hiperplasia sebasea

Ilustrasi anak Laki-laki Menggunakan Sunscreen (pexels.com/KindelMedia)
pexels.com/KindelMedia

Walaupun tidak ada cara pasti dalam mencegah hiperplasia sebasea, kamu bisa meminimalkan risikonya, lho. Gunakanlah sunscreen setiap hari untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar UV yang dapat merusak struktur kulit. Pilih juga produk perawatan kulit yang sesuai dengan tipe kulitmu, terutama jika kamu memiliki kulit berminyak.

Rutin membersihkan wajah, menjaga kelembapan kulit, dan menghindari penggunaan kosmetik yang menyumbat pori-pori juga sangat penting. Dengan perawatan yang tepat, kamu bisa mengurangi kemungkinan munculnya hiperplasia sebasea sekaligus menjaga kulit tetap sehat dan segar.

Setelah membaca artikel ini, pertanyaan kamu mengenai apa itu hiperplasia sebasea sudah terjawab kan, Bela. Jadi, jangan sampai keliru dan mengira kondisi ini sebagai jerawat, ya!

FAQ seputar apa itu hiperplasea sebasea

  1. Apa itu hiperplasia sebasea?
    Hiperplasia sebasea adalah pembesaran kelenjar minyak di kulit yang menyebabkan munculnya benjolan kecil berwarna serupa kulit, biasanya di area wajah.
  2. Apakah hiperplasia sebasea berbahaya?
    Kondisi ini tidak berbahaya dan bukan termasuk infeksi. Namun, banyak orang ingin menghilangkannya karena alasan estetika.
  3. Bagaimana membedakan hiperplasia sebasea dengan jerawat?
    Jerawat biasanya disertai peradangan, kemerahan, dan bisa mengeluarkan nanah. Sedangkan hiperplasia sebasea tidak.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nafi Khoiriyah
EditorNafi Khoiriyah
Follow Us

Latest in Beauty

See More

5 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan Payudara

05 Des 2025, 13:25 WIBBeauty