Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi rambut rontok (pixabay.com/slavoljubovski)
ilustrasi rambut rontok (pixabay.com/slavoljubovski)

Intinya sih...

  • Rambut rontok normal 50-100 helai per hari, menurut Dr. Wilma Bergfeld, MD.

  • Faktor genetik, pola makan, defisiensi vitamin D dan zat besi, serta stres bisa jadi pemicu rambut rontok - Dr. Kseniya Kobets, MD.

  • Konsultasi ke dokter dermatolog diperlukan jika rambut terus rontok, muncul bercak botak, atau kulit kepala gatal dan perih - Dr. Paul Rose, MD.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu sedang galau karena rambutmu rontok? Artikel ini langsung jawab pertanyaan tentang rambut rontok paling sering muncul bersama insight dari dermatolog profesional. Simak 12 pertanyaan umum dan jawabannya yang ringan tapi padat. Yuk dibaca sampai tuntas!

12 Pertanyaan Tentang Rambut Rontok dan Jawabannya

ilustrasi rambut rontok di sisir (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Rambut rontok memang sering bikin kamu panik, apalagi kalau helai yang jatuh terasa lebih banyak dari biasanya. Padahal, penyebabnya bisa beragam, mulai dari faktor genetik, hormon, sampai gaya hidup. Supaya kamu nggak bingung lagi, yuk simak rangkaian pertanyaan tentang rambut rontok berikut ini, lengkap dengan jawaban dari para dermatolog berpengalaman yang menjelaskan secara jelas dan mudah dipahami.

1. Apakah jumlah 50–100 helai rambut rontok setiap hari itu normal?

pexels.com/Towfiqu Barbhuiya

Menurut Dr. Wilma Bergfeld, MD, seorang dermatolog klinis di Cleveland Clinic, kehilangan 50–150 helai rambut per hari sebenarnya masih termasuk normal karena bagian dari siklus alami pertumbuhan rambut.

2. Apa penyebab utama rambut rontok?

pexels.com/energepic

Dr. Kseniya Kobets, MD, Director of Cosmetic Dermatology di Montefiore Einstein, menjelaskan bahwa faktor genetik, gaya hidup seperti pola makan, defisiensi vitamin D dan zat besi, serta stres bisa jadi pemicu.

3. Kapan kamu perlu konsultasi ke dokter dermatolog?

pexels.com/Photo By: Kaboompics.com

Kalau kamu merasa rambutmu rontok terus-menerus selama beberapa minggu, tiba-tiba muncul bercak botak, atau kulit kepala terasa gatal dan perih—itu saatnya mencari bantuan profesional. Dr. Paul Rose, MD, dermatolog spesialis restorasi rambut di Golden State Dermatology, menyebut bahwa penanganan dini bisa mencegah kerusakan folikel yang lebih parah.

4. Siapa ahli yang tepat untuk menangani rambut rontok?

healthgrades.com

Kalau pertanyaannya: "Harus ke siapa ya?", jawabannya jelas: dermatolog bersertifikat. Mereka ahli dalam kulit, rambut, dan kuku, jadinya diagnosis dan terapi bisa lebih akurat. Menurut U.S. News, dermatolog punya banyak opsi perawatan terkini untuk alopecia, dari obat hingga terapi lanjutan.

5. Pemeriksaan apa yang biasa dilakukan dermatolog?

pexels.com/erik

Saat kamu konsultasi, dermatolog akan melakukan dua langkah penting: tanya kondisi, seperti pola rontok maupun riwayat kesehatan, jenjangnya jelas sebagai fondasi diagnosis. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan fisik, termasuk hair pull test, serta tes darah untuk cek hormon, tiroid, dan zat besi; kalau perlu, kulit kepala juga bisa diambil sampelnya (biopsi) untuk mendalami jenis rontoknya.

6. Apakah penyebab rontok rambut bisa karena kondisi medis tertentu?

pexels.com/MART PRODUCTION

Jawabannya iya. Kondisi seperti tiroid yang tidak seimbang, anemia, PCOS, atau autoimun seperti alopecia areata memang sering jadi pemicu utama kerontokan rambut. Hal ini tercatat dalam laporan Time bahwa kondisi kesehatan bisa mengubah siklus pertumbuhan rambut dengan drastis, sehingga tak boleh dianggap sepele.

7. Apakah gaya rambut ketat menyebabkan rontok?

pexels.com/Pavel Danilyuk

Gaya rambut seperti mengepang atau menguncir terlalu kencang bisa bikin rambut rontok, tapi bukan karena pilihan produk yang salah. Trichologist Abbey Yung menjelaskan bahwa selama musim tertentu (terutama musim gugur di negara 4 musim), kamu mungkin melihat kerontokan yang lebih banyak karena lebih banyak rambut masuk ke fase telogen. Ini adalah proses alami, tapi kalau gaya rambut terus-terusan memberi tekanan ke akar, folikel bisa rusak permanen. Jadi, meski seasonal, jangan abaikan pola penataan rambut yang terlalu ketat.

8. Apakah styling dengan panas atau bahan kimia memperparah rontok?

pexels/Element5 Digital

Paparan panas, bahan kimia, dan sinar UV itu kombinasi yang bikin rambut stress, sama seperti kulit kena polusi. Well‑and‑Good menyebut bahwa rambut kita nggak tumbuh di waktu yang bersamaan. Jadi, ada beberapa folikel yang istirahat. Kalau terus diganggu dengan styling ekstrem, rambut bisa lebih mudah patah dan rontok. Jadi, teknologi styling memang bisa berbahaya kalau dipakai tanpa perlindungan.

9. Metode apa yang biasa direkomendasikan dermatolog untuk penanganan?

pexels.com/@karolina-grabowska

Menurut Mayo Clinic, treatment awal biasanya melibatkan minoxidil untuk mempercepat fase tumbuh, dan kalau diindikasikan, bisa ditambah finasteride (untuk pria) atau spironolakton (untuk wanita) untuk menyeimbangkan hormon. Klinik ini juga menyatakan bahwa jika rontok disebabkan penyakit lain, seperti autoimun atau infeksi, terapi bisa melibatkan kortikosteroid atau intervensi medis lanjutan.

10. Seberapa penting nutrisi dalam merawat rambut agar nggak rontok?

vecteezy.com/rysak

Nutrisi itu fondasi penting untuk rambut sehat. Menurut Verywell Health, perubahan musim bisa bikin tubuh butuh lebih banyak vitamin D, zat besi, dan protein. Kalau kekurang gizinya, rambut bisa rapuh, rontok bertambah, dan pertumbuhan diperlambat. Jadi, asupan makanan yang seimbang bisa bantu kestabilan rambut kamu.

11. Kemoterapi: apakah rambut bisa tumbuh kembali?

pexels.com/Ivan Samkov

Mayo Clinic menyatakan bahwa setelah kemoterapi, rambut biasanya tumbuh kembali meski teksturnya berbeda di awal. Karena kemoterapi menghentikan fase tumbuh rambut (anagen), rontok terjadi cepat dan drastis. Namun, folikel biasanya tidak hilang, jadi peluang rambut kembali tumbuh cukup tinggi.

12. Apakah penggunaan hijab bisa memengaruhi rambut rontok?

pexels.com/Gül Işık

Pertanyaan ini sering muncul di kalangan hijaber Indonesia. Jawabannya bukan cuma dari mitos, ada penjelasan ilmiah yang valid di baliknya.

Menurut penelitian di Fakumi Medical Journal oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, penggunaan hijab yang tidak diimbangi dengan perawatan rambut rutin bisa meningkatkan risiko masalah rambut seperti rontok dan ketombe. Terutama kalau kamu memakai hijab lebih dari 12 jam sehari, bahan hijab tidak menyerap keringat, atau kamu masih memakai hijab saat rambut masih lembap, semua itu berkontribusi pada kesehatan rambut yang buruk.

Lalu, dari sudut pandang klinis, dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, SpDVE, seorang dermatolog di Jakarta, menjelaskan bahwa mengikat rambut dan memasang ciput terlalu ketat secara terus-menerus bisa memicu frictional alopecia. Ini adalah kondisi di mana folikel rambut mengalami tekanan sehingga lama-kelamaan menyebabkan garis rambut mundur atau bahkan kebotakan di area tertentu.

Jadi, hijab itu bukan penyebab langsung rontok, tetapi kalau dipakai tanpa memperhatikan beberapa hal, bisa memperparah kerontokan yang sebenarnya bisa dicegah.

Kalau kamu sering mikir “kenapa rambutku rontok terus?”, sekarang lebih paham kan alasan medisnya, mulai dari genetika, hormon, nutrisi sampai gaya hidup. Jawaban dari para dermatolog bikin kamu tahu langkah preventif yang bisa diambil: perbaiki gizi, hindari styling ekstrem, dan konsultasi dini ke dokter kalau rontoknya konsisten atau menimbulkan area botak.

Jangan tunggu sampai botak atau stres terus. Yuk, cek ke dermatolog sekarang dan mulai rawat rambutmu sejak dini!

FAQ

1. Bisakah shampoo terlalu sering bikin rambut rontok?
Sering keramas dengan sampo, terutama yang mengandung sulfat, bisa bikin kulit kepala kering dan rambut lebih gampang patah.

2. Apakah minyak esensial seperti rosemary atau peppermint efektif untuk rambut?
Beberapa studi kecil menunjukkan bahwa pijat dengan minyak esensial bisa bantu sirkulasi kulit kepala, tapi manfaatnya masih perlu dukungan klinis lebih banyak.

3. Perlukah suplemen biotin untuk mencegah rontok rambut?
Biotin sering direkomendasikan tapi sebenarnya efektif hanya jika kamu kekurangan biotin jika asupan makanan sudah cukup, suplemen mungkin nggak banyak membantu.

4. Apakah rambut rontok akibat stres bisa kembali normal?
Biasanya iya, kondisi seperti telogen effluvium yang disebabkan stres seringkali pulih dalam beberapa bulan setelah stres teratasi.

5. Bagaimana cara membedakan rontok biasa dengan alopecia areata?
Jika rontok lebih berbentuk bercak botak bundar, itu bisa jadi alopecia areata. Sedangkan rontok rambut secara merata lebih cenderung telogen effluvium atau pola androgenetik.

Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.

Editorial Team