Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

15 Penyebab Rambut Rontok Parah Apa Saja?

penyebab rambut rontok
perempuan yang mengalami rambut rontok (pexels.com/Element5 Digital)
Intinya sih...
  • Rambut rontok parah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, kondisi medis, hingga faktor genetik.
  • Beberapa penyebab rambut rontok parah termasuk efek obat, stres, kemoterapi, demam tinggi, anemia parah, kekurangan gizi, dan perubahan hormon.
  • Untuk mengatasi rambut rontok parah, langkah yang bisa dilakukan antara lain menggunakan shampo lembut, konsumsi makanan bergizi seimbang, kelola stres dengan meditasi atau olahraga rutin, dan konsultasi ke dokter jika diperlukan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rambut rontok parah bisa bikin panik, apalagi kalau jumlah helai yang jatuh setiap hari terasa makin banyak. Sebenarnya, kehilangan rambut sekitar 50–100 helai per hari itu normal. Namun, kalau jumlahnya melebihi batas tersebut dan disertai penipisan rambut yang terlihat jelas, itu bisa jadi tanda masalah yang lebih serius.

Nah, artikel ini akan membahas secara lengkap penyebab rambut rontok parah, mulai dari faktor kesehatan, gaya hidup, sampai kondisi medis tertentu. Yuk, kenali penyebabnya biar kamu bisa mengatasinya dengan tepat!

Apa itu kondisi rambut rontok?

Rambut rontok adalah kondisi ketika rambut terlepas dari akarnya secara berlebihan. Biasanya, rambut akan mengalami siklus pertumbuhan alami: fase pertumbuhan (anagen), fase transisi (catagen), dan fase rontok (telogen). Kalau rontoknya berlebihan, artinya ada gangguan pada siklus tersebut.

Menurut American Academy of Dermatology, kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, hormon, hingga penyakit tertentu. Kalau dibiarkan, rambut rontok parah dapat berujung pada kebotakan sebagian atau total.

Penyebab rontok parah

Rambut rontok parah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, kondisi medis, hingga faktor genetik. Mengetahui penyebabnya akan membantumu menemukan cara pencegahan atau penanganan yang paling tepat. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Efek obat

Beberapa obat memiliki efek samping yang memengaruhi pertumbuhan rambut, seperti obat tekanan darah tinggi, antidepresan, atau obat jerawat yang mengandung isotretinoin. Obat pengencer darah seperti warfarin juga dapat menghambat suplai nutrisi ke folikel rambut, membuatnya lemah dan akhirnya rontok.

2. Stres

Stres fisik maupun emosional dapat memicu telogen effluvium, yaitu kondisi ketika banyak folikel rambut masuk ke fase rontok lebih cepat dari biasanya. Gejala ini biasanya muncul 2–3 bulan setelah tubuh mengalami tekanan berat, seperti kehilangan orang terdekat, operasi besar, atau pekerjaan yang sangat menuntut, sebagaimana dijelaskan oleh Delila Foulad, MD, seorang dermatolog bersertifikat dan oleh Dr. DeLuca, dermatologist di GW MFA.

3. Sedang menjalani kemoterapi

Kemoterapi bekerja dengan membunuh sel yang membelah cepat, termasuk sel akar rambut yang bertugas menumbuhkan helaian baru. Akibatnya, rambut sering rontok dalam jumlah banyak hingga menyebabkan kebotakan sementara selama masa pengobatan.

4. Demam tinggi

Demam tinggi akibat infeksi virus atau bakteri dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut dan memicu kerontokan sementara. Setelah tubuh pulih, biasanya rambut akan mulai tumbuh kembali, meski butuh waktu beberapa bulan untuk kembali normal.

5. Anemia parah

Kekurangan zat besi mengurangi pasokan oksigen yang dibawa darah menuju folikel rambut, sehingga membuatnya rapuh dan mudah patah. Kondisi anemia parah ini sering disertai gejala lain seperti lemas, kulit pucat, dan kuku rapuh yang bisa menjadi tanda tubuh kekurangan nutrisi penting.

6. Kekurangan gizi

Kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, vitamin D, zinc, dan biotin dapat menghambat pertumbuhan rambut. Dalam jangka panjang, kekurangan gizi akan melemahkan folikel rambut sehingga helai menjadi rapuh dan mudah rontok.

7. Penurunan berat badan terlampau drastis

Diet ekstrem atau penurunan berat badan yang terlalu cepat bisa mengganggu keseimbangan hormon dan mengurangi asupan nutrisi esensial. Kondisi ini membuat tubuh memprioritaskan energi untuk organ vital, sementara pertumbuhan rambut terhenti.

8. Tidak cocok dengan shampo yang digunakan

Beberapa shampo mengandung sulfat, paraben, atau bahan kimia keras lain yang dapat merusak folikel rambut. Penggunaan jangka panjang dapat memicu iritasi kulit kepala dan memperparah kerontokan.

9. Perubahan hormon

Fluktuasi hormon, seperti saat pubertas, menstruasi, kehamilan, atau menopause, bisa memengaruhi siklus pertumbuhan rambut. Perubahan ini dapat menyebabkan rambut rontok lebih banyak dari biasanya, meski umumnya bersifat sementara.

10. Gangguan kelenjar tiroid

Baik hipertiroidisme maupun hipotiroidisme dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk proses regenerasi rambut. Ketidakseimbangan hormon tiroid membuat rambut menjadi tipis, kering, dan mudah patah.

11. Tidak cocok dengan produk rambut tertentu

Penggunaan produk styling seperti hair spray, gel, atau pewarna rambut yang mengandung bahan kimia keras dapat merusak struktur batang dan akar rambut. Jika digunakan secara rutin, bahan ini bisa menyebabkan kulit kepala iritasi, folikel melemah, dan rambut rontok lebih cepat dari biasanya.

12. Alopecia

Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang membuat sistem imun salah mengenali folikel rambut sebagai ancaman, lalu menyerangnya. Kondisi ini menyebabkan rambut rontok dalam bentuk bercak-bercak di kulit kepala, dan dalam beberapa kasus bisa memengaruhi rambut di seluruh tubuh.

13. Kondisi medis lainnya

Beberapa penyakit seperti lupus, diabetes, atau infeksi kulit kepala dapat mengganggu kesehatan folikel rambut. Kondisi ini membuat pertumbuhan rambut terhambat dan meningkatkan risiko kerontokan parah, bahkan bisa permanen jika penyebabnya tidak segera diobati.

14. Hamil

Selama kehamilan, perubahan hormon biasanya membuat rambut lebih tebal dan kuat. Namun setelah melahirkan, banyak perempuan mengalami postpartum hair loss akibat penurunan drastis hormon estrogen, sehingga rambut rontok lebih banyak dari biasanya.

15. Faktor keturunan

Salah satu jenis kebotokan, yakni Androgenetic alopecia atau kebotakan pola adalah penyebab rambut rontok yang diwariskan secara genetik, dan bisa dialami baik oleh perempuan maupun laki-laki. Kondisi ini biasanya ditandai dengan garis rambut yang mundur atau penipisan rambut di bagian mahkota kepala secara bertahap.

Cara mengatasi rambut rontok parah

Untuk mengatasi rambut rontok parah, kamu perlu menyesuaikan penyebabnya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Gunakan shampo lembut dan bebas SLS untuk mengurangi iritasi kulit kepala.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya protein, zat besi, zinc, dan vitamin D.
  • Kelola stres dengan meditasi, yoga, atau olahraga rutin.
  • Gunakan minyak rosemary. Menurut Board-Certified Dermatologist Dr. Michelle Green, minyak rosemary dapat membantu merangsang pertumbuhan rambut dengan meningkatkan sirkulasi darah ke folikel.
  • Konsultasi ke dokter atau dermatolog jika rambut rontok parah disertai gejala lain.

Rambut rontok parah bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor gaya hidup, kekurangan gizi, hingga penyakit tertentu. Mengenali penyebabnya akan membantumu menentukan cara penanganan yang tepat. Sekarang kamu jadi tau kalau rambutmu rontok berlebihan, jangan tunggu sampai parah. Segera lakukan langkah pencegahan dan, kalau perlu, konsultasikan ke ahlinya.

Kalau kamu pernah mengalami rambut rontok parah, cara apa yang paling efektif buatmu? Share artikel ini dan baca juga tips perawatan rambut sehat lainnya di Popbela!

FAQ Seputar Rambut Rontok

Rambut rontok parah itu gejala apa ya?

Bisa jadi tanda masalah hormon, kekurangan gizi, atau penyakit tertentu seperti gangguan tiroid.

Apa yang harus dilakukan jika rambut rontok parah?

Identifikasi penyebabnya, perbaiki pola makan, gunakan produk rambut yang lembut, dan konsultasi ke dokter jika perlu.

Rambut rontok parah karena kekurangan apa?

Umumnya karena kekurangan protein, zat besi, zinc, atau vitamin D.

Faktor apa saja yang menyebabkan rambut rontok berlebihan?

Mulai dari stres, perubahan hormon, penyakit autoimun, hingga faktor keturunan.

Apakah keratin bisa membantu rambut rontok?

Keratin bisa memperbaiki struktur rambut yang rusak, tapi penyebab rontok tetap harus diatasi dari akarnya.

Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
Jidan Nanda Lesmana
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us

Latest in Beauty

See More

5 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan Payudara

05 Des 2025, 13:25 WIBBeauty