Review Film ‘What’s Up with Secretary Kim?', Soal Cinta dan Karier!
- Adaptasi Indonesia dari kisah populer Korea dengan sentuhan lokal.
- Cerita tentang bos dan sekretaris yang saling jatuh cinta.
- Penuh pesan tentang cinta, kejujuran, dan keseimbangan hidup.
Film What’s Up with Secretary Kim? garapan Rako Prijanto menjadi salah satu adaptasi yang paling dinanti publik pada 2025. Diangkat dari webtoon dan webnovel viral What’s Wrong with Secretary Kim?, versi Indonesia ini menghadirkan Adipati Dolken sebagai Dasi Rendra dan Mawar de Jongh sebagai Kimberly.
Uniknya, kisah yang sebelumnya dikemas dalam drama, kini diringkas menjadi film berdurasi lebih singkat yang tentunya tidak menghilangkan esensi romansa dan konfliknya. Berbeda dari versi drama adaptasi lainnya, What’s Up with Secretary Kim? akan terasa lebih lokal dalam nuansa dan dialognya, terlebih karena chemistry Adipati dan Mawar yang membuat penonton terbawa perasaan.
Nah, berikut review film What’s Up with Secretary Kim? dan detail yang menarik dari film ini. Yuk, simak!
Sinopsis 'What’s Up with Secretary Kim?' (2025)
Dasi Rendra (Adipati Dolken) adalah wakil direktur muda yang terkenal perfeksionis dan keras kepala. Selama sembilan tahun, ia bekerja bersama sekretaris setianya, Kimberly (Mawar de Jongh), yang selalu bisa menghadapi sikap dingin sang bos. Tapi, semuanya berubah ketika Kimberly tiba-tiba memutuskan untuk resign.
Keputusan itu membuat Dasi Rendra sadar kalau selama ini ia terlalu bergantung pada Kimberly, bukan cuma soal pekerjaan, tapi juga secara emosional. Ia mulai mempertanyakan, apakah selama ini ia hanya menganggap Kimberly sebagai bawahan, atau sebenarnya lebih dari itu?
Dari situ, perjalanan penuh tawa, emosi, dan refleksi pun dimulai. Film ini memperlihatkan bagaimana dua orang yang selalu sibuk bekerja belajar mengenal diri mereka sendiri, menghadapi masa lalu, dan memahami arti cinta yang sebenarnya.
| Producer | Frederica |
| Writer | Alim Sudio |
| Age Rating | - |
| Duration | 97 Minutes |
| Release Date | 8 November |
| Theme | Romantic Comedy |
| Production House | Falcon Pictures |
| Where to Watch | Vidio Original |
| Cast | Mawar de Jongh, Adipati Dolken, Dimas Beck, Agnes Naomi. |
Trailer 'What’s Up with Secretary Kim?' (2025)
'What’s Up with Secretary Kim?' Still Images
1. Keberanian untuk mengungkapkan perasaan

Salah satu pesan paling kuat dalam film ini adalah soal keberanian untuk jujur pada perasaan sendiri. Rendra, si bos perfeksionis, digambarkan sebagai sosok yang terlalu kaku dan gengsi untuk mengungkapkan cintanya kepada sekretarisnya, Kimberly. Namun, saat Kimberly memutuskan untuk resign, barulah ia menyadari bahwa selama ini dirinya terlalu takut kehilangan.
Film ini mengajak penonton untuk belajar bahwa menyatakan perasaan bukanlah tanda kelemahan, tapi keberanian. Dalam hubungan apa pun, baik cinta maupun pertemanan, kejujuran soal perasaan bisa jadi jalan untuk menghindari penyesalan di masa depan. Karena, seperti yang ditunjukkan dalam film ini, diam justru bisa membuat seseorang kehilangan momen terbaik dalam hidupnya.
2. Menemukan keseimbangan kerja dan hidup

Kimberly digambarkan sebagai sekretaris yang superdedikatif, bahkan rela mengorbankan waktu pribadi demi pekerjaannya. Tapi ketika ia merasa hidupnya hanya berputar di sekitar Rendra dan kantor, ia mulai mempertanyakan, apakah ini hidup yang benar-benar ia inginkan.
Bagian ini terasa sangat relevan bagi banyak penonton muda masa kini. What’s Up with Secretary Kim? memberi pengingat bahwa kesuksesan karier memang penting, tapi bukan segalanya. Ada keluarga, teman, dan kebahagiaan pribadi yang juga butuh perhatian. Lewat perjalanan Kimberly, film ini menyampaikan pesan sederhana: hidup bukan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan, tapi juga menikmati waktu untuk diri sendiri.
3. Menghadapi luka masa lalu

Di balik komedi romantisnya yang ringan, film ini juga menyentuh isu psikologis yang cukup dalam. Baik Dasi Rendra maupun Kimberly sama-sama menyimpan luka masa kecil yang belum tuntas. Rendra tumbuh dengan tekanan keluarga dan ekspektasi tinggi, sementara Kimberly pernah merasakan kehilangan yang membentuk kepribadiannya menjadi terlalu mandiri dan menekan emosinya sendiri.
Melalui interaksi keduanya, film ini menunjukkan bagaimana luka masa lalu bisa memengaruhi hubungan seseorang di masa kini. Banyak momen reflektif yang membuat penonton tersentuh, terutama ketika keduanya mulai belajar berdamai dengan masa lalu masing-masing. Ini menjadi pengingat bahwa penyembuhan diri adalah bagian penting sebelum bisa benar-benar mencintai orang lain.
4. Hubungan kerja yang bisa berkembang menjadi cinta

Tema klasik bos jatuh cinta dengan sekretarisnya mungkin bukan hal baru, tapi film ini berhasil menyajikannya dengan cara yang segar dan tidak klise. Chemistry antara Adipati Dolken dan Mawar de Jongh terasa natural, mulai dari interaksi penuh sarkasme hingga momen manis yang membuat senyum-senyum sendiri.
Menariknya, film ini tetap menjaga keseimbangan antara profesionalitas dan perasaan. Ia menyoroti bagaimana batas antara pekerjaan dan cinta bisa menjadi kabur, namun tetap bisa dijalani dengan rasa hormat. Jadi, meski kisah cinta mereka tumbuh dari lingkungan kerja, film ini menunjukkan bahwa cinta yang dewasa tetap bisa hadir tanpa mengorbankan etika profesional.
5. Kejujuran dan kesetiaan

Di akhir cerita, What’s Up with Secretary Kim? memberikan penutup yang hangat tentang arti kejujuran dan kesetiaan. Baik Rendra maupun Kimberly sama-sama diuji oleh ego, masa lalu, dan rasa takut. Tapi pada akhirnya, mereka belajar bahwa hubungan yang langgeng hanya bisa terbangun lewat keterbukaan dan komitmen yang tulus.
Pesan moral ini disampaikan tanpa terasa menggurui. Justru lewat dialog ringan dan adegan penuh emosi, film ini mengingatkan bahwa cinta sejati bukan hanya soal memiliki, tapi juga tentang kepercayaan dan kesetiaan.



















