5 Pelajaran Cinta dari Film 'Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih'

- Menerima kelemahan pasangan dan diri sendiri sebagai pondasi tumbuh menjadi versi terbaik.
- Menyoroti keberanian mengambil keputusan penting dalam hidup, khususnya soal cinta.
- Konflik mengajak untuk menoleh ke dalam diri, memahami kesalahan, dan menghindari mengulanginya di masa depan.
Industri perfilman Indonesia kembali menyuguhkan karya baru yang siap mengaduk emosi penontonnya. Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih garapan sutradara Benni Setiawan hadir membawa kisah romansa penuh dilema yang terasa begitu dekat dengan keseharian publik.
Bukan sekadar drama percintaan biasa, film ini juga menyelipkan banyak pesan tentang cinta, keputusan, dan pertumbuhan diri. Lewat konflik yang emosional dan karakter-karakter yang terasa nyata, film ini bisa menjadi cermin bagi banyak orang yang sedang atau pernah berada di persimpangan hubungan.
Nah, berikut beberapa pelajaran cinta yang bisa kita petik dari film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih. Yuk, simak!
1. Penerimaan ketidaksempurnaan

Salah satu pesan paling kuat dari film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih adalah pentingnya menerima ketidaksempurnaan, baik pada diri sendiri maupun pasangan. Tokoh Alfa (Mikha Tambayong) dalam film digambarkan sebagai seseorang yang awalnya sulit menerima kelemahan pasangannya, yaitu Darian (Kevin Ardilova) hingga akhirnya ia menyadari bahwa setiap orang punya sisi rapuh yang harus dihargai, bukan dihakimi.
Proses menerima ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan butuh waktu, kesabaran, dan keinginan untuk terus belajar memahami satu sama lain. Sebab, menerima ketidaksempurnaan bukan berarti pasrah tanpa usaha memperbaiki, tapi justru menjadi pondasi untuk bersama-sama tumbuh menjadi versi terbaik dari diri masing-masing.
2. Keberanian dalam memilih

Film ini juga menyoroti keberanian dalam mengambil keputusan penting dalam hidup, khususnya soal cinta. Karakter-karakternya digambarkan sering dihadapkan pada pilihan sulit, seperti bertahan dalam hubungan yang penuh luka atau mengambil risiko untuk memulai kembali dari awal. Tidak ada pilihan yang benar atau salah, karena setiap keputusan punya konsekuensinya masing-masing.
Dalam kehidupan nyata, kita pun sering berada di posisi yang sama, seperti terjebak di antara rasa takut kehilangan dan keinginan untuk bahagia. Lewat cerita ini, film ingin menunjukkan bahwa keberanian bukan berarti tidak takut, tapi tetap melangkah walau penuh keraguan karena hanya dengan memilih, kita bisa menemukan jalan yang lebih sehat untuk diri sendiri.
3. Pentingnya refleksi diri

Konflik dalam Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih tidak hanya membuat karakter saling menyalahkan, tapi juga mengajak mereka untuk menoleh ke dalam diri. Refleksi diri menjadi kunci penting agar seseorang bisa memahami kesalahan yang sudah terjadi dan menghindari mengulanginya di masa depan.
Karakter Alfa dan Darian digambarkan perlahan mulai menyadari bahwa masalah mereka bukan hanya tentang pasangan yang “tidak cocok”, tapi juga tentang luka masa lalu yang belum mereka sembuhkan. Hal ini mengingatkan kita bahwa hubungan yang sehat butuh dua orang yang sama-sama mau memperbaiki diri, bukan saling menuntut
4. Menghadapi keputusan sulit

Ada bagian film yang menunjukkan betapa beratnya memutuskan apakah sebuah hubungan layak untuk dipertahankan atau sebaiknya diakhiri. Momen ini terasa begitu nyata, karena banyak orang yang mungkin pernah berada dalam posisi serupa. Karakter dalam film harus mempertimbangkan perasaan, masa depan, serta konsekuensi dari setiap langkah yang akan diambil.
Keputusan sulit seperti itu memang seringkali menyakitkan, tapi Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih ingin mengingatkan bahwa cinta bukan sekadar tentang bertahan, melainkan juga tentang keberanian melepaskan jika itu jalan terbaik.
5. Proses pendewasaan

Terakhir, Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih menegaskan bahwa cinta dan hubungan bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang proses menjadi dewasa. Pendewasaan tidak datang begitu saja karena pada dasarnya ia lahir dari pengalaman, luka, serta keberanian untuk berubah.
Tokoh-tokoh dalam film perlahan belajar bahwa mencintai seseorang juga berarti siap menghadapi kenyataan bahwa cinta tidak selalu berjalan sesuai harapan. Dalam konteks hubungan, terutama pernikahan, pendewasaan sangat penting agar kita bisa menghadapi tantangan tanpa saling menyakiti.
Itulah kelima pelajaran cinta yang bisa diambil dari film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih. Buat kamu yang sedang berada di fase galau dalam hubungan, film ini bisa jadi tontonan yang membuka mata sekaligus menenangkan hati.
Jadi, jangan lupa saksikan di seluruh bioskop Indonesia mulai 25 September 2025, ya!



















