Flexing Adalah Pamer, Ini Penyebab Beserta Cara Mengatasinya

Sering terjadi di media sosial

Flexing Adalah Pamer, Ini Penyebab Beserta Cara Mengatasinya

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Keberadaan media sosial saat ini memberikan banyak efek positif, tetapi juga tidak bisa terhindar dari dampak yang negatif. Salah satu fenomena media sosial yang menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah fenomena flexing. 

Secara sederhana, flexing adalah perilaku pamer harta kekayaan. Kalau sebelumnya tindakan pamer tersebut dianggap tidak pantas, tetapi dengan adanya media sosial, flexing menjadi fenomena yang umum. 

Banyak orang kemudian memamerkan hartanya di media sosial, baik dalam bentuk barang-barang mahal maupun lifestyle yang glamour lainnya. Sebenarnya, bagaimana asal usul flexing dan apa penyebab serta dampaknya?

Simak penjelasannya dalam ulasan di bawah ini ya, Bela!

1. Apa itu flexing?

Flexing Adalah Pamer, Ini Penyebab Beserta Cara Mengatasinya

Flexing adalah ungkapan bahasa slang yang mengacu pada memamerkan atau melebih-lebihkan harta kekayaan. Menurut Cambridge Dictionary, flexing menunjukkan bahwa orang tersebut sangat bangga dan senang dengan sesuatu yang dimiliki dengan cara memamerkan yang membuat orang lain kesal. 

Hal yang dipamerkan itu bisa tentang pakaian, gaya hidup, mobil, rumah, maupun hal lainnya. Mereka yang memamerkan harta tersebut untuk menunjukkan status atau kekuatan ekonominya. 

Istilah ini bukanlah istilah yang baru. Flexing sudah disebutkan sejak tahun 1899 dalam buku karya Thorstein Veblen dalam bukunyaThe Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.

Fenomena ini pada umumnya dilakukan di depan umum untuk memberi isyarat kepada orang lain dalam menyampaikan status tertentu. Dengan adanya media sosial, fenomena ini makin sering muncul. 

Contohnya saja para influencer yang memamerkan barang branded miliknya dan diunggah di media sosial. Meski begitu, fenomena ini tak jarang justru dimanfaatkan sebagai alat marketing perusahaan. 

2. Perilaku flexing

Namun, pandangan lainnya mengatakan kalau flexing banyak digunakan untuk memamerkan kekayaan yang sebenarnya tidak dimiliki. Mereka menganggap perilaku flexing adalah kepalsuan dan memaksakan diri supaya diterima oleh pergaulan. 

Sebab, orang kaya sungguhan biasanya tidak ingin menjadi pusat perhatian. Seperti dalam pepatah poverty screams, but wealth whispers yang maknanya kemiskinan menjerit, kekayaan berbisik. 

Semakin kaya seseorang, mereka biasanya justru ingin memiliki privasi dan tidak ingin menjadi pusat perhatian. Sedangkan flexing kini justru menjadi strategi marketing untuk membuat audience percaya. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here