4 Kisah Inspiratif tentang Keluarga di PechaKucha Night Jakarta

- Annisa Saqina: Menemukan kekuatan tenang dalam kekacauan keluarga
- Iqbal Hariadi: Keluarga sebagai tempat bertanya dan mendapat jawaban
- Annisa Steviani : Menemukan keamanan dalam ketidakpastian hidup
Setiap tanggal 29 Juni menjadi perayaan Hari Keluarga Nasional. Ini merupakan hari untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga dalam pembangunan bangsa dan negara. Setiap keluarga memiliki ceritanya sendiri. Tantangan sering datang di saat yang tak terduga, namun justru dari situlah kekuatan tumbuh dan makna kebersamaan semakin terasa.
Di balik cerita menyentuh, sedih, atau mengharukan tentang keluarga, sering tersembunyi kisah-kisah mendalam tentang peran dan dinamika yang membentuk makna keluarga. Dalam rangka Hari Keluarga Nasional, PechaKucha Night Jakarta Vol. 51 kembali hadir berkolaborasi dengan Proud Project menghadirkan tema Family Group Chat: The Meaning of What They Send, Forward, Reply, and React.
Ada empat pembicara yang hadir membagikan kisah personal yang penuh keberanian dan ketulusan tentang makna menjadi bagian dari keluarga. Melalui format cepat dan visual khas PechaKucha, para pembicara mulai dari CEO Proud Project Iqbal Hariadi, content creator Gaby Bunga Saputra, karyawan dan caregiver Annisa Saqina, serta financial content creator Annisa Steviani, berbagi momen sulit, titik balik, dan kekuatan untuk saling menguatkan. Lewat refleksi mereka, kamu diajak melihat bahwa kekuatan keluarga sering kali justru muncul di masa paling rapuh.
Yuk, intip kisahnya!
1. Annisa Saqina: Menemukan kekuatan tenang dalam kekacauan keluarga

Annisa Saqina adalah pilar kekuatan di keluarganya. Annisa Saqina adalah seorang karyawan swasta yang juga menjalani peran sebagai caregiver bagi ibunya, seorang single parent dan penyintas stroke. Sejak kecil, Annisa hidup dalam dinamika keluarga dan kondisi ekonomi yang menantang. Hal itu membentuk ketekunan dan kerja kerasnya hingga berhasil menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Selama bertahun-tahun, Annisa membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan.
Setelah lulus, ia berencana mengejar impiannya yang sempat tertunda. Namun sebagai anak bungsu, ia justru ditempatkan dalam peran sebagai caregiver utama, sebuah perubahan besar yang sempat membuatnya kehilangan arah dan mengalami tekanan emosional. Walau begitu, Annisa tak pernah menganggap peran tersebut sebagai sebuah beban.
Di fase itu, ia mulai menyadari bahwa cara dirinya menghadapi berbagai tantangan hidup yang sering kali tidak berjalan sesuai rencana, yang juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa kecilnya. Semua perjuangan yang ia lalui itu justru membentuknya menjadi dirinya yang sekarang. Dari sanalah kehidupan mulai mengarahkannya pada tujuan baru, yakni mempelajari dan berkontribusi dalam pekerjaan yang berkaitan dengan dunia anak.
“Masa kecil yang tidak menyenangkan, terpilih menjadi orang yang harus menjaga mama, membuat aku sadar bahwa pengalaman itu justru membentuk aku menjadi pribadi yang sekarang, seseorang yang tertarik pada dunia anak dan ingin berperan menciptakan masa kecil yang lebih baik bagi mereka,” ungkap Annisa.
2. Iqbal Hariadi: Keluarga sebagai tempat bertanya dan mendapat jawaban

Iqbal Hariadi adalah CEO Proud Project sekaligus seorang content creator yang dikenal dengan pendekatannya yang reflektif dan edukatif. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan storytelling mendorongnya untuk menciptakan berbagai konten yang menginspirasi, terutama seputar pengembangan diri, karier, dan nilai hidup.
Di tengah berbagai perannya dalam dunia profesional, Iqbal tetap menempatkan keluarga sebagai prioritas utama. Dari keresahan dan pengalaman hidup, Iqbal belajar bahwa manusia pada dasarnya memiliki banyak peran, yaitu sebagai profesional, ayah, anak, maupun suami, dan semua itu membentuk siapa dirinya sebenarnya.
Sebagai ayah, suami, dan anak, ia berperan untuk menjaga keutuhan dan keterbukaan dalam keluarga, terutama ketika anggota keluarga dihadapkan pada ketidakpastian atau kecemasan yang sulit diutarakan. Bagi Iqbal Hariadi, komunikasi terbuka adalah kunci untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit dalam keluarga, termasuk yang berakar dari masa kecilnya. Ia menyadari bahwa identitas bukan semata tentang pekerjaan, tapi juga tentang hadir secara utuh di rumah.
Dalam menjalani berbagai peran ini, Iqbal menghadapi banyak ketakutan, mulai dari luka masa lalu, kekhawatiran tentang masa depan sebagai ayah, hingga kehilangan orang yang dicintai. Tapi, saat ia berani untuk lebih rentan di depan keluarga, semua ketakutan tersebut akhirnya bisa teratasi dan terlewati.
“Ketakutan-ketakutan ini bisa dihadapi ketika kita berani tampil rentan di depan keluarga, yaitu dengan saling bertanya, saling membicarakan percakapan sulit, dan siap menghadapi masa depan bersama,” tuturnya.
3. Annisa Steviani : Menemukan keamanan dalam ketidakpastian hidup

Annisa Steviani adalah Certified Financial Planner (CFP®) dan financial content creator yang dikenal atas edukasinya tentang pengelolaan keuangan, terutama untuk perempuan. Melalui media sosial, ia aktif membagikan tips budgeting dan self-care finansial.
Selain perannya di ruang publik, Annisa juga menjadi tulang punggung keluarga. Saat suaminya, Andi JG, didiagnosis anxiety disorder dan memutuskan untuk berhenti bekerja kantoran, Annisa mengambil peran utama dalam membiayai rumah tangga, pengobatan, dan kuliah Andi. Baginya, ketenangan hidup datang dari pasangan yang sehat, bukan sekadar pemasukan tetap.
“Aku lebih tenang jika suami sehat dan aku yang menanggung keluarga, daripada dia bekerja dengan kondisi mental yang tidak stabil,” ujar Annisa.
Kini, meski penghasilan Annisa tidak tetap, ia merasa lebih tenang dan dapat mendukung keluarga tanpa rasa cemas. Menjadi content creator justru memberinya fleksibilitas sekaligus motivasi untuk terus menciptakan dampak, baik untuk audiens maupun keluarganya. Dukungan Annisa juga membuka jalan bagi Andi untuk menemukan kembali minatnya di bidang kerja yang lebih sesuai.
4. Gaby Bunga Saputra: Sang penggerak yang membuat semua terus berjalan

Gaby Bunga Saputra adalah seorang plus-size model dan fashion content creator yang dikenal sebagai figur publik inspiratif dalam isu self-love dan body positivity. Berangkat dari pengalaman personal dan keresahan terhadap standar kecantikan yang sempit, Gaby menggunakan platform digitalnya untuk mendorong perempuan agar tampil percaya diri dan mencintai tubuh mereka apa adanya.
Kepribadian positif dan empatinya tumbuh dari tantangan hidup yang dihadapi sejak dini. Di usia 19 tahun, Gaby Bunga Saputra harus menjadi kepala keluarga, peran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sebagai tulang punggung bagi kedua adiknya, Bianca dan Brittany, Gaby menghadapinya dengan penuh tanggung jawab, meski tanpa pengalaman.
“Semua aku lakukan dengan otodidak, tidak ada yang mengajari aku untuk menjadi orang tua,” kata Gaby.
Meski tak diminta, ia menerima peran ini dengan hati penuh cinta, mengingat betapa besar kasih sayang orang tuanya yang selalu mengajarkannya untuk tetap kuat. Pengalaman ini menjadi pondasi kekuatan mental Gaby, yang juga tercermin dalam pesan-pesan pemberdayaan yang ia bagikan.
Gaby kini menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa kekuatan hati dapat mengatasi segala tantangan. Di media sosial, Gaby kerap membagikan rasa bangganya terhadap adik-adiknya. Melalui kisah hidupnya sebagai kakak sekaligus penopang keluarga, ia menyampaikan pesan bahwa menjadi tulang punggung bukanlah beban, melainkan bentuk kasih sayang dan tanggung jawab yang mulia.
5. Kisah keluarga di PechaKucha Night Jakarta Vol. 51

PechaKucha Night Jakarta Vol. 51 sendiri digelar secara offline pada 26 Juni 2025 di Imagine! By RMA untuk turut merayakan Hari Keluarga Nasional bersama komunitas Proud Circle. Acara ini menghadirkan kisah penuh tantangan dan harapan tentang makna keluarga. Sejak 2009, acara ini telah menjadi wadah berbagi cerita dan memperluas jejaring.
Itulah kisah inspiratif penuh makna untuk peringatan Hari Keluarga Nasional di panggung PechaKucha Night Jakarta Vol. 51



















